30

265 14 0
                                    

Besok adalah ulang tahun Syila, ini membuat ia sedih karena tidak dapat merayakannya. Namun, ia tahu Rey pasti telah menyiapkan hadiah. Hal ini membuat Syila tak dapat berhenti tersenyum di malam hari.

Esoknya, Syila dibuat kecewa karena Rey tidak hadir di sekolah. Ini membuat moodnya turun seharian.

"Lesu amat sih Lo?" Tanya Daisy. Syila hanya menghela napas panjang dan memalingkan muka.

Sungguh, bagi Daisy dan Raina kondisi Syila hari ini seperti anjing yang tidak diajak main oleh pemiliknya. Sampai jam istirahat pun, Syila tetap bergeming ditempatnya.

"Ra, tadi Lo dicariin kak Kay..." Ujar Raina.

"Kenapa?" Tanya Syila dengan tatapan malas.

"Katanya kak Rey lagi diluar kota, dia sekeluarga ziarah ke makam adiknya." Jelas anak itu sesuai dengan amanah yang di berikan padanya.

"Oh. Eh? Ooohhh... Hehe" Karena pikiran Syila masih tidak ditempatnya, jawaban yang awalnya malas itu berubah menjadi tawa sumringah.

"Oh... Jadi gara-gara di ghosting abangnya nih?" Sindir Raina setelah melihat tampang Syila. Sedangkan yang disindir hanya tersenyum lebar.

...

Sorenya, Rey mengajak Syila berkeliling menggunakan mobil. Ia mentraktir Syila berbagai macam makanan. Adiknya adalah tipe orang yang lebih memilih ditraktir makanan daripada dibelanjakan pakaian.

"Ah! Abang lupa" Rey ingat ingin memberikan sesuatu pada Syila. Ia merogoh kantong nya dan mengeluarkan sebuah kotak berukuran kecil.

"Wah!" Seru gadis didepan Rey senang.

Rey menyerahkan kotak tersebut dan langsung dibuka oleh pemilik barunya. Disana terdapat sebuah kalung yang sangat cantik dengan liontin berbentuk hati. Syila tersenyum senang.

Rey mengambilnya, dan beranjak untuk memakaikan pada Syila. Syila terdiam sejenak saat Rey menjulurkan kalung tersebut. Namun, sedetik kemudian ia tersenyum cerah.

"Syila" panggil Rey dengan raut serius.

Syila menghadap Rey dengan tatapan bertanya.

"Abang mau bilang, tolong hati-hati. Musuh dad ada dimana-mana..." Ucap Rey dengan raut khawatir.

Syila tersenyum lembut kemudian menepuk bahu Abang nya.

"Tenang aja, Syila punya otak dan otot" ujar Syila menenangkan. Rey tersenyum mendengarnya.

"Pulang sekarang?" Tanya Rey. Syila menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Setelah mengantar Syila, Rey beranjak pulang ke rumah. Baru separuh jalan ketika Rey mendapat panggilan dari seseorang.

"Bagaimana?" Tanya orang di seberang telepon.

"Sudah terpasang, hanya saja gue tau dia orang yang lumayan peka. Tapi, gue berani bersumpah dia gak akan melakukan apapun meski sudah mengetahuinya." jelas Rey.

"Itu sudah bagus." ucap orang diseberang.

Rey memutus sambungan dan kembali fokus menyetir.

...

"Hai Clara!" Terlihat seorang gadis berkucir kuda melambaikan tangannya pada Syila.

Sedangkan yang disapa hanya menatap malas.

'kenapa mereka selalu datang lebih cepat dariku? Ini menyebalkan' batin Syila.

"Tadi Gara datang kesini nyariin Lo." Ucap Raina malas. Ia sudah bosan menggunakan embel-embel 'kak' pada kakak kelasnya yang satu ini.

A New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang