⨳⃨ ❷❸. it's nightmare and scar ₊˚

416 68 0
                                    

𖣂
aglaia pov
𖣂

house of potter, harry and aglaia bedroom

aku terbangun saat merasakan pergerakan kasar dari ranjang ku dan juga harry

membuka mataku, aku melihat kearah harry yang memegang luka didahinya. aku langsung duduk dan mulai menatapnya panik

"harry, kenapa?" tanyaku memegang tangannya yang baru saja di turunkan dari lukanya. apa mungkin lukanya sakit lagi? tapi bagaimana bisa, bahkan voldemort sudah lama binasa

"tidak apa-apa. ayo kembali tidur" ucapnya yang ingin mendorongku agar kembali tertidur, tapi aku menghentikannya

"lumos" suaraku yang membuat kamar kami dipenuhi cahaya dari tongkatku harry lalu menatap kearahku

"mimpi buruk?" tanya ku sambil mengelus pipinya yang berkeringat, bahkan dadanya masih naik turun mengatur nafas. dia mengangguk dan berkata 'ya' membenarkan kata-kataku

"tentang apa?" tanyaku menatapnya bingung. sudah lama sejak dia sering terbangun karena mimpi buruk

"keluarga dursley. yah, itu dimulai di sana. lalu menjadi sesuatu yang lain…" harry menghentikan kata-katanya yang membuatku meletakkan tongkatku ku di tempat tidur dan menangkup kedua pipinya. menatap matanya mencoba mencari tahu di mana apa yang terjadi kepadanya

"apa kau ingin sleeping draught?" tanyaku masih menatap kematanya

"tidak, aku akan baik-baik saja. kembali tidur" suaranya lagi

"kau sepertinya tidak baik-baik saja. love" ucapku mulai khawatir dengan tingkahnya yang seperti di kejar sesuatu

harry tidak mengatakan apa-apa, tapi wajahnya menunjukkan kalau dia sedang sangat gelisah

"tidak mudah. dengan amos diggory-" ucapanku langsung dipotong olehnya "kemarahannya yang bisa aku atasi, fakta bahwa dia benar lebih sulit. amos kehilangan putranya karena aku-" kali ini suara harry yang aku potong

"dengar, tampak tidak adil bagi dirimu sendiri-" lagi harry memotong suaraku

"dan tidak ada yang bisa aku katakan. tidak ada yang bisa aku katakan kepada siapa pun. kecuali itu hal yang salah, tentu saja" ucap harry sambil menunduk dan meremas rambutnya

aku tahu apa atau lebih tepatnya siapa yang dia maksud. aku lalu menariknya kepelukanku yang membuatnya membalas pelukanku dan mendusel ke dadaku

"jadi itu yang membuatmu kesal? malam sebelum hogwarts, bukan malam yang baik jika kau tidak ingin pergi. memberi al selimut. itu usaha yang bagus. riry akan membantumu memperbaikki hubungan kalian, aku percaya kepada nya" suaraku sambil mengelus rambut hitam berantakan milik harry

"itu menjadi sangat salah dari sana. aku mengatakan beberapa hal, bahkan aku membuat riry menampar saudara kembarnya, glai" ucapnya sesekali menghela nafasnya terlihat jelas kalau dia marah kepada dirinya sendiri

"aku mendengarnya" ucapku

ya aku tidak langsung pergi dari sana tadi. melainkan bersembunyi dibalik dinding mendengar semua percakapan mereka bertiga

"dan kau masih berbicara denganku?" tanyanya menatapku sedih, matanya memerah menahan tangis aku memberikannya senyum menenangkan dan mencium sekilas bibirnya

"karena aku tahu kalau waktunya tepat kau akan minta maaf. kau tidak bersungguh-sungguh. kata-kata yang kau sembunyikan… hal-hal lain. kau bisa jujur ​​padanya, love… itu saja yang kau butuhkan" aku menatapnya guna meyakinkannya yang membuatnya menatap kearahku juga

"aku hanya berharap dia lebih seperti james ataupun lily, bahkan setidaknya persis seperti riry kembarannya" suara harry yang membuatku terdiam

jujur aku tidak suka dia membanding-banding sikap keempat anakku. tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk marah kepadanya

"y-ya, mungkin jangan terlalu jujur" suaraku masih mengelus rambut hitamnya itu

"tidak, aku tidak akan mengubah apapun tentang dia… tapi aku tidak bisa memahaminya, dan dia juga riry…" aku memotong kata-katanya dengan cepat

"albus berbeda dan itu bukan hal yang baik. dan dia tahu, kau tahu, kapan meletakkan di depan harry pottermu. dia ingin melihat dirimu yang sebenarnya. dan jika kau mau membandingkannya dengan riry kembarannya…" aku menghentikan kata-kataku sebentar

"…mereka ku umpamakan seperti kedua kutub pada batre mereka berbeda tapi tetap akan menjadi satu untuk menghidupkan sesuatu yang memerlukan mereka. mereka akan selalu seperti itu saling melengkapi kekurangan masing-masing" selesaiku

harry menatapku seperti menyetujui kata-kataku, tapi kemudian dia terlihat seperti sedang berpikir

"“Kebenaran adalah hal yang indah dan mengerikan, dan karenanya harus diperlakukan dengan baik dan hati hati”" ucapnya yang membuatku mengerutkan keningku heran. itu kata-kata dumbledore

"hal yang aneh untuk dikatakan kepada seorang anak kecil" suaraku yang membuatnya menatapku

"tidak ketika kau percaya bahwa anak itu harus mati untuk menyelamatkan dunia" ucapnya yang lagi-lagi membuatku menatapnya bingung

tapi saat aku ingin bertanya harry terengah-engah lagi dan melakukan semua yang dia bisa sepertinya menghindari menyentuh dahinya

"harry, apa yang salah" tanyaku lagi-lagi menangkup pipinya lalu mencium keningnya

"baik. aku baik-baik saja. aku mendengarmu. aku akan mencoba menjadi-" suaranya kali ini ku selah "apa bekas lukamu sakit lagi?" tanyaku melihat kebekas lukanya tanpa berani menyentuhnya

"tidak, aku baik-baik saja. sekarang, nox itu dan mari kita tidur" ucap harry sambil menunjuk tongkatku, aku memegang tongkatku dengan ragu lalu mengucapkan nox dan lampu dari tongkatku padam

"harry… sudah berapa lama sejak bekas lukamu sakit?" tanyaku mulai merebahkan tubuhku dan menghadap kearahnya

harry lalu membalik menghadapku, wajahnya mengatakan itu semua. semua rasa sakitnya

"dua puluh dua tahun" harry menarikku kepelukannya yang membuatku membalas pelukannya

dua puluh dua tahun? berarti selama kami sudah menikah dia masih merasakan sakit itu? kenapa aku tidak pernah tau

aku lalu mencium dada toplesnya saat di menggumamkan selamat malam kepadaku, lalu aku kembali tertidur dengan rasa bersalahku karena tidak pernah menyadari rasa sakit nya itu

𖣂
t᥆ bᥱ ᥴ᥆ᥒtιᥒᥙᥱ
d᥆ᥒ't f᥆rgᥱt t᥆ ᥎᥆꧑ᥱᥒt

⠀ᵎ 𝗢𝗡 𝗥𝗘𝗩𝗜𝗦𝗜 + ʬ۪ʬ ˒ 𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐀𝐌𝐀𝐑𝐀𝐃𝐄𝐑𝐈𝐄 ❪ !#⃞THECURSEDCHILD ❫Where stories live. Discover now