#24: Akhir dari Perjuangan

103 14 2
                                    

untuk kisah
yang belum lama tercipta
untuk gadis
yang telah Kulepas
untuk semua
yang tertinggal
hanya maaf
yang saat ini bisa ku ucapkan
maaf karna sudah menjadi
alasan kalian untuk menangis

...

"bu,ibu yang tenang dulu kita doain adek sama sama" Agung mencoba menahan tubuh Rinjani yang berusaha masuk ke dalam ICU dengan isak tangis yang histeris.

"Engga yah,biarin ibu masuk ibu mau liat adek".

"bu dengerin ayah,biarin dokter berjuang sama adek di dalam kita dari sini bantu doa".

Agung tak henti hentinya memeluk Rinjani yang terus menerus menangis berusaha untuk menenangkan Rinjani yang hanya bisa menatap harap ke dalam ruang ICU.

Berharap dokter keluar dengan wajah cerah dan mengatakan bahwa putra bungsu mereka telah sukses melewati masa kritis.

Sementara Genta hanya duduk di bangku paling ujung menatap kosong masih berperang batin untuk percaya atau tidak kepada kejadian yang sekarang sedang berlangsung.

di dalam sana ada adik nya yang sedang berjuang antara hidup dan mati dengan penyakitnya.

sementara Jeffan,Cakra,Yudha juga sama masih bersandar pada diam benar benar tidak percaya dengan kenyataan tentang Maha yang baru 2 jam lalu di ceritakan oleh Genta.

Maha dan penyakit Kanker usus nya benar benar sama sekali tidak terlihat di hadapan mereka jika pemuda itu mengidap sakit serius.

Hampir tiga tahun tinggal di satu atap yang sama kenapa mereka bodoh sekali untuk sekedar menyadari tanda tanda penyakit yang di derita oleh Maha,sekiranya itu yang sekarang ada di benak Cakra,Jeffan dan Yudha.

Sementara Ayya yang tidak menahu tentang Maha hanya bisa menatap ruang ICU dengan air mata yang tidak henti henti nya mengalir dari kedua iris matanya.

Ayya menghampiri Cakra menatap wajah pemuda itu dengan pandangan putus asa.

"Kak sebenernya apa yang terjadi sama Kak Maha?".

Cakra menatap Genta yang hanya mengangguk seakan akan memberi tanda setuju kepada Cakra,mau bagaimanapun gadis itu harus tau kebenaran tentang kekasihnya.

Cakra menarik lengan ayya menjauh dari depan ruang ICU ayya hanya diam tidak menolak dan tidak mengiyakan tarikan Cakra.

Cakra menatap wajah ayya mencengkram pelan pundak gadis itu,mengumpulkan tenaga untuk menceritakan yang sebenarnya tentang Maha.

"Maha sakit".

"....kanker usus stadium akhir".

MAPALA 〽 Ham Wonjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang