Chapter 18 - Faith

153 24 0
                                    

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

Chapter 18 - Faith

.

.

.

3rd Person POV

"Tutuplah telinga kalian."

Anggota Squad Operasi Khusus lainnya pun menatap Levi dengan tatapan bingung. Levi lanjut dengan menembakkan signal flare yang mengeluarkan suara berdenging.

"Memangnya, apa pekerjaan kalian? Untuk membiarkan diri kalian terpengaruh oleh apa pun yang kalian rasakan saat ini? Tidak, tidak. Tugas regu kita adalah menjaga bocah itu agar tidak mendapatkan satu goresan pun padanya. Bahkan jika itu mengorbankan nyawa kita," kata Levi.

"Kita akan terus menunggangi kuda masing-masing, mengerti?" lanjutnya.

"Yokai desu!" tanggap Petra.

"Teruskan? Untuk berapa lama? Dan dia tepat di atas kita--Ah! Lagi-lagi, bala bantuan! Jika kita tidak membantu, mereka akan terbunuh lagi!" kata Eren sambil melihat ke belakang.

"Eren, perhatikan jalannya!" tegur Gunther.

"Gunther-san...!"

"Jagalah kecepatanmu, pertahankan kecepatan tertinggi!" kata Eld.

"Eld-san...Naze?! Jika Squad Levi tidak mengalahkannya, lalu siapa lagi?" teriak Eren.

Lalu, lagi-lagi Titan Wanita itu berhasil membunuh satu lagi prajurit. Eren yang sempat melihatnya berteriak lagi, "Satu lagi tewas, tadi kita mungkin bisa menyelamatkannya!"

Farlan yang mulai muak dengan teriakan Eren yang konstan pun meneriakkinya kembali, "Eren! Ochitsuite yo! Tidak ada gunanya kalau kau panik terus seperti itu! Percayalah pada apa yang Levi rencanakan!"

Eren pun terdiam sejenak, lalu tiba-tiba memasukkan pedangnya kembali ke 3DMGnya. Begitu dia melakukannya, Eren bersiap-siap menggigit tangannya.

"Eren, apa yang kamu lakukan?! Kau hanya diperbolehkan melakukan itu jika hidupmu dalam bahaya. Kau sudah berjanji kepada kita, Eren!" kata Petra.

"Ya, kau tidak salah. Jika kau mau, lakukanlah. Aku sudah tahu, kalau dia itu benar-benar seorang monster. Dan itu tidak ada hubungannya dengan kekuatan Titan-nya. Tidak peduli kekuatan apa yang kau gunakan untuk menekannya, tidak peduli kurungan apa yang kau tempatkannya, dia tidak akan pernah tunduk kepada siapa pun," kata Levi.

"Eren, perbedaan antara keputusanmu dan keputusan kami adalah pengalaman. Tetapi kau tidak harus bergantung pada itu. Pilihlah, percayalah pada dirimu sendiri atau percaya pada Pasukan Pengintai dan diriku," lanjutnya.

"Aku tidak tahu, dan tidak pernah tahu. Aku bisa percaya pada kemampuanku sendiri atau pilihan teman yang kupercayai. Tapi tidak ada yang tahu bagaimana hasilnya. Jadi pilihlah sendiri keputusan mana yang paling tidak kau sesali," Levi ceramahi Eren.

Setelah mendengar ceramah Levi, Eren menghadap ke belakang dan melihat seorang prajurit yang melawan Titan Wanita. Lalu Eren pun mau menggigit tangannya, tetapi Petra memberhentikannya.

"Eren, percayalah pada kami."

Kata-kata Petra membuat Eren terdiam. Lalu dia ingat waktu yang dihabiskannya bersama para anggota Squad Operasi Khusus.

.

.

.

FLASHBACK

"Rose Killer" | Black Butler x Attack on Titan Crossover Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang