Chapter 3 - Underground

921 76 9
                                    

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

Chapter 3 - Underground

.

.

.

Author's POV

"Venus, paman mempunyai tugas untukmu."

Mendengar kata-kata itu, membuat mu ingin ber-revolusi keliling matahari :v.

'Akhirnya sebuah tugas, rasanya seperti ayam terkurung di kandangnya selama beberapa hari' batinmu.

"Kau akan mengeksekusi sekelompok orang yang menyalurkan obat-obat terlarang."
Paman Philips

"Katakan di mana lokasi mereka dan dengan senang aku akan mengantarkan mereka ke neraka." Venus

Kelihatannya kamu sangat bersemangat ingin membunuh orang-orang tersebut, tetapi Paman Philips melihat mu dengan tatapan khawatir.

"Ya aku paham dengan semangat mu saat ini, Venus. Tetapi misimu kali ini berbeda, tempat mereka berada di kota bawah tanah di daerah Dinding Sina. Biasanya, alamat lokasi orang-orang seperti ini yang berada di atas permukaan lebih enak ditemukan. Namun, karena ini sekarang berada di bawah tanah, akan lebih sulit untuk mencari lokasi mereka." jelas Paman Philips

Reader's POV

'Kota bawah tanah Dinding Sina ya? Belum pernah pergi ke situ.' batinku

"Jadi aku buatkan peta, ini tanda lokasi mereka. Pada jam-jam saat ini, mereka sepertinya sedang mabuk-mabukan." Paman Philips

'Hmm, atau ngajak si Ronald ya di misi ini? Yah, tapi nanti dia telat. Kemampuan navigasi miliknya sangat dibutuhkan pada saat ini, tetapi apakah aku rela menunggu 1½ jam untuk menunggunya datang kemari?' Venus

"Baiklah, kalau begitu aku akan segera berangkat."

Aku pergi ke kamarku dan mengambil Death Scythe-ku tercinta. Tapi masih ku lipat, agar orang-orang sekitar tak akan heran ketika aku membawanya. Lalu aku kembali turun ke lantai dasar.

Paman Philips, Sarah, dan beberapa maid dan butler lainnya menyapaku sebelum aku berangkat.

"Semoga sukses, nona muda~! Tendang tu pantat mereka~~!!"

"Berhati-hatilah di jalan, nona."

"Ve-venus, hati-hati lah saat mengerjakan misimu, dan semoga sukses. Oh, dan usahakan pulang sebelum makan malam." Sarah

Aku hanya mengangguk pada kata-kata Sarah, dan Paman Philips pun mendekati ku. Dia meletakkan tangannya di pundakku.

"Semoga sukses dan jaga dirimu ya, sayang. Maafkan paman jika paman sudah merepotkan mu." Paman Philips

Aku hanya menggelengkan kepala.

"Tidak kok, paman tidak pernah merepotkan ku. Paman hanya menyuruhku untuk melakukan ini karena paman ingin dunia menjadi tempat yang aman, begitu saja."

Mendengar kata-kata itu, Paman Philips membelai rambutku dengan halus. Aku hanya membalas dengan senyuman.

Sebelum aku membuka pintu masuk, aku memutuskan untuk membuat 'dramatic exit' dengan membalikkan badanku.

Seruet..... (sound effect balik badan, maaf jika ada yang nge-cringe pada bagian ini :v)

"Aku pasti akan mengantarkan mereka ke neraka, jadi kumohon percayalah kepadaku. Jagalah rumah hingga aku kembali. Kemenangan pasti akan jatuh ke tangan ku!" Venus

"Rose Killer" | Black Butler x Attack on Titan Crossover Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang