Balik lagi yuk ke Viona.
Gadis itu sedang berdiri di balkon kamarnya sambil menatap bintang dan bulan di langit malam yang indah.
"Kapan orang tua ku bisa kayak orang tua yang lain?" curhat Viona kepada bintang dan bulan.
"Kenapa mereka lebih mentingin kerjaan mereka itu daripada anaknya sendiri?"
"Kenapa mereka gak bisa luangin waktu sehari aja untuk bersama kami?"
Apakah mereka lupa kalau mereka punya anak?"
"Aku kesepian di sana."
Viona terus menatap bulan dan bintang sambil mengeluarkan isi hatinya.
Tak terasa bulir bulir air menetes ke pipinya.
Ia menangis. Menangis akan sikap orang tua nya tersebut.
Ayolah kawan hati anak mana yang tak sedih saat liat orang tua kalian lebih mementingkan pekerjaan mereka daripada kita yang sebagai anaknya.
Hati Viona sakit, sakit sekali. Ia merasa orang tua nya egois.
Dia sungguh tak perlu kekayaan yang melimpah. Ia hanya butuh kasih sayang saja.
Kasih sayang orang tua, kakak nya ada di rumah yang sama.
Dia ingin seperti keluarga yang lain.
Bercanda, menghabiskan waktu bersama.
Liburan bersama, menceritakan kegiatan kita sehari-hari.
Tapi ia sadar itu hanyalah angan-angan belaka.
Ia ingin keluarga nya kembali harmonis.
Tapi kapan itu bisa terjadi.
Dia hanya bisa menatap iri akan keluarga sahabat-sahabat nya. Keluarga mereka terlihat harmonis.
Orang tua yang perhatian, penuh kasih sayang. Tak seperti keluarga nya sendiri yang kayak orang asing.
Viona, gadis ini memiliki sebuah rahasia yang hanya ia dan tuhan yang tau.
Rahasia yang menurut nya akan membawa kesedihan buat yang lain.
Selain itu, gadis ini juga gadis yang yang rapuh.
Ia hanya berpura-pura kuat dihadapan yang lainnya.
Mungkin yang mereka lihat Viona adalah gadis yang ceria, ramah, cantik, kaya pasti dia bahagia sekali.
Tapi kenyataannya dia adalah gadis yang rapuh. Rapuh itu ia tutup dengan sifat ceria, dan murah senyum nya.
Dia tak ingin orang-orang terdekatnya menjadi sedih saat lihat ia menangis.
Ia akan melakukan apapun agar mereka bahagia.
Dia hanya ingin mereka tersenyum.
Dia tak ingin orang-orang terdekatnya sedih karena nya.
Dia ingin menjadi cahaya. Yang mana menerangi semuanya dan menyembunyikan kegelapan.
Seperti dirinya, dia ingin menjadi sebuah alasan orang-orang tersenyum dengan menyembunyikan kesedihannya.
Dia ingin menjadi sumber kebahagiaan orang-orang terdekatnya.
Dia ingin menjadi penyelesaian masalah semua orang dengan menyembunyikan masalah nya.
Viona terus mencurahkan isi hati nya pada langit malam.
Hanya mereka yang menjadi saksi dari keterpurukannya.
Saksi dimana ia benar-benar sedih. Saksi dimana ia menunjukkan kelelahannya setelah berpura-pura ceria.
Langit adalah tempat curhatnya. Ia melimpah kan perasaan nya pada langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi untuk Viona[End]
Teen Fiction"kenapa Lo gak bilang dari awal soal ini" tanya salah seorang perempuan "maaf,aku gak bermaksud buat nyembunyiin soal ini. Aku cuma gak mau kalian sedih" "justru kalau kayak gini Lo bikin kita tambah sedih" "maaf" penasaran yuk cek aja cerita