3. Main

59 6 1
                                    

Waktu asyar selesai

Ini author POV ya

"Huft.... akhirnya selesai juga membuat cemilan." ucap seorang gadis yang sedang asyik menata beberapa cookies, bolu, dan minuman .

Yup gadis itu adalah Viona. Dia baru saja selesai membuat camilan untuk nya dan sahabatnya nanti.

Tak lama setelah ia selesai menata beberapa cemilan itu terdengar suara bel berbunyi.

Ting....tong ......Ting....tong....

"Sebentar"

Viona segera menuju ke arah pintu dan membukanya. Saat terbuka terlihat tiga sahabat nya.

"Selamat datang, ayo masuk!" suruh Viona pada sahabat nya itu.

Mereka pun memasuki rumah mewah keluarga Viona.

"Mau di ruang khusus atau dikamar milikku?" tanya Viona pada sahabat nya itu.

"Ruang khusus aja!" Sahut Ersa cepat. Sedangkan yang lain hanya memutar bola mata malas plus menggeleng kan kepala mereka melihat kelakuan sahabat mereka yg satu ini.

Just info ruang khusus itu maksudnya ruangan yang terdiri dari 4 kasur ruang membaca, bermain, nonton, dan sebagainya. Pokoknya lengkap deh.

"Okok kita ke ruang khusus."

Mereka berjalan menuju ke lantai 3 dimana tempat berada ya ruang khusus.

Setelah sampai di lantai 3 mereka menuju ke pintu bewarna putih bercampur merah.

Mereka pun memasuki ruang tersebut.

"Kita ngapain dulu nih?" tanya Nesya sambil rebahan di salah satu dari 4 kasur yang ada.

"Nonton kuy!"ajak Ersa semangat.

"Nonton apa Rere?" tanya Viona yang baru aja tiba habis ambil cemilan dia nya.

Horor aja gimana?" usul Lusi yang sedari tadi diem mulu.

"Emm, boleh deh. Tapi nonton horor yang apa?" Syasa Setuju aja sekalian ia juga tanya mau nonton yang mana.

"Danur 2 atau the Conjuring?" Lusi memberikan pilihannya.

"Emm the Conjuring 2 aja gimana? Viona bertanya pada sahabat nya.

"Boleh"

Mereka pun mulai menonton film sambil lesehan di karpet bulu plus makan cemilan yang dibuat ama Viona.

Saat dipertengahan film Lusi yang duduk bersebelahan sama Viona bertanya.

"Orang tua mu masih gila kerja?" tanya Lusi tiba tiba.

Lusi tau dibalik senyum Viona yang manis saat bersama mereka ada kesedihan disenyum itu.

Lusi tau Viona selama ini mengharap kan kasih sayang orang tuanya. Ia tau betul perasaan sahabat nya ini.

Lusi mengerti semua perasaan sahabat nya itu walau ia terkesan cuek alias gak peduli sekitar tapi ia yang paling mengerti kelakuan sahabat sahabat nya.

"Iya, mereka masih gila kerja. Huft...kapan mereka ada waktu untukku? Mereka selalu saja mementingkan pekerjaan mereka daripada aku dan kakakku!" curhat Viona jangan lupakan wajah sendunya itu.

Ekspresi yang ia keluarkan saat ia hanya bersama sahabatnya. Ekspresi wajah ceria yang biasa ia tampilkan hanyalah topeng untuk menutupi ekspresi sendu.

Lusi yang memahami perasaan sahabat nya itu hanya bisa mengelus punggung dari sahabat atau yang sudah ia anggap sebagai saudara nya itu.

Nesya and Ersa yang semula fokus pada film akhirnya pada menatap sendu kearah Viona.

Elegi untuk Viona[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang