17. Kambuh

113 3 0
                                    

Tak terasa waktu terus berlalu. Sudah 2 bulan sejak kejadian itu.

Aku menjalankan kehidupan ku seperti biasa nya ya walau seminggu sekali harus pergi ke rumah sakit buat chek up.

Hubungan para sahabat gue pun juga langgeng ya walau terkadang ada gangguan kecil.

Gue berharap bisa menikmati ini lebih lama. Namun, akankah keiingina itu dapat terjadi hmm entahlah.

POV end

Nesya POV.

Hari ini adalah hari yang ku benci. Yah ini hari Senin hari dimana ada upacara. Dijemur uhh....panas tau gak.

Gue pun langsung turun buat sarapan bersama keluarga ku.

Saat turun gue memikirkan Viona. Sahabat gue yang paling hebat.

Gue bahagia liat dia senyum pas nginep di rumah gue beberapa hari lalu.

Tapi gue tau dia habis nangis sambil menatap bintang bintang di langit malam.

Hati gue seketika terasa sakit saat mengingat keluh kesah dari sahabat gue yang satu itu.

"Selamat pagi mom, dad." sapa gue saat sudah berada di meja makan.

"Pagi juga Nesya."

Kami pun makan sambil diselingi obrolan ringan.

"Keadaan Viona bagaimana Nesya?" tanya mommy gue.

Gue gak cemburu liat mommy gue menanyakan kabar sahabat gue itu tapi gue malah seneng banget soalnya Viona bisa merasakan kasih sayang orang tua walau bukan kandung.

"Dia baik ma." Jawab ku singkat.

Setelah nya hanya ada keheningan yang melanda karena kami sudah fokus pada makanan kami.

"Mom, dad, aku berangkat ke sekolah dulu ya." pamit gue.

"Iya hati-hati ya oh iya ini bekal buat Viona nanti diberikan ya!" jawab mommy gue.

"Ok mom." kata gue sambil memberikan tanda ok pake ibu jari dan jari telunjuk ku.

"Ya sudah sana berangkat!" kata Daddy gue.

"Iya bye mom and dad."

Gue langsung saja memasuki mobil gue dan melaju ke sekolah.

Sampai di sana aku langsung menuju kelas setelah memarkir mobil.

POV end

Viona POV

Sampai di sekolah aku langsung menuju ke kelas dan mulai membaca buku novel.

Karena saat aku sampai disana kelas masih kosong. Sungguh aku yang rajin atau mereka yang malas.

Beberapa menit kemudian Lusi datang.

"Pagi Vivi." sapa Lusi

"Pagi juga Lulu."

Kami pun mengobrol panjang lebar sambil menunggu yang lain datang.

Elegi untuk Viona[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang