22. Tanam Bunga

50 2 0
                                    

Skip
Keesokan paginya.

Viona mulai membuka mata nya secara perlahan. Setelah beberapa saat manik mata indah itu akhirnya sepenuhnya terbuka.

Viona menatap ke arah samping saat merasakan ada yang memeluk diri nya.

Saat ia menengok ternyata kakak nya yang memeluk nya dengan sangat erat.

Ia pun membangunkan kakaknya yang kalau tidur udah kayak bayi bagong aja susah banget buat disuruh bangun.

"Kak Leo bangun, kakak harus sekolah." ucap Viona sambil menepuk pipi kakak nya itu.

"Hmm"

"Kakak bangun dong." ucap Viona menyuruh bangun dengan nada menahan kesal.

"Apasih dek masih pagi juga." ucap Leo masih dengan tidur.

"Pagi dari mana nya udah jam 6 nih kakak bangun habis itu bersih bersih dan pergi sekolah!" perintah Viona pada kakak nya dengan nada memerintah.

Leo yang mendengar nada memerintah dari adik nya itu pun langsung membuka mata nya dan menatap sang adik.

"Nanti yang jaga kamu siapa?" tanya Leo khawatir.

Ia tentu saja akan khawatir jika adik nya tidak ada yang ngawasi. Ia takut terjadi apa-apa nanti nya.

"Tenang saja nak Leo biar kami yang menjaga nya." sahut suara baritone seseorang.

Seketika Leo dan Viona pun melihat ke arah pintu kamar inap Viona.

Berdirilah seorang laki-laki dan perempuan seumuran dengan orang tua mereka berdua.

2 orang tersebut adalah orang tua Lusi.

"Ehh...Om Tante." kaget Leo tak menyangka akan kedatangan orang tua pacar nya.

"Leo sebaiknya kamu bersiap biar saya dan istri saya yang menjaga Viona!" suruh ayah Lusi pada pacar anak itu.

"Baik om." jawab Leo.

Leo pun pamit pada adik nyajntuk pulang dan akan kembali setelah jam pulang sekolah.

"Dek, kakak pamit ya nanti setelah jam pulang sekolah kakak bakal balik lagi." pamit Leo pada adik nya.

Sebenarnya Leo berat buat ninggalin adik nya tapi ya mau gimana lagi.

"Iya, belajar yang rajin ya kak, jangan lupa makan, gak usah ngebut juga di jalan!" nasehat Viona pada kak Leo.

"Iya kakak bakalan ingat itu yaudah bye adek." kata Leo sambil pergi dari ruangan Viona di rawat.

"Bye kak." Balas Viona sambil melambaikan tangan nya.

Sedangkan orang tua Lusi hanya melihat interaksi kakak adek saja.

"Mom and Dad kok bisa disini kata Lusi Kalian ada di luar negeri?" tanya Viona setelah banyangan kakak nya tak terlihat lagi.

Just info Viona memang memanggil orang tua Lusi mom and Dad, orang tua Nesya mami dan papi sedangkan orang tua Ersa udah tau kan ya yup ayah dan bunda.

"Kami langsung pulang saat Lusi mengabari kami tentang kondisi mu sayang." balas mom nya Lusi.

"Kami khawatir pad putri kami yang satu ini makanya kami pulang." lanjut Dad nya Lusi.

"Maaf udah buat kalian khawatir." ujar Viona sambil menunduk kan kepala nya dan memilih jari nya.

"Iya ya udah kamu bersih-bersih lalu sarapan dan kita berkebun bukan nya kamu mau nanam bibit bunga mawar putih di taman rumah sakit!" perintah Dad nya Lusi dengan tegas tapi masih tersirat nada lebut pada perkataan nya.

"Iya dad."

Mom nya Lusi pun membantu Viona buat membersihkan diri nya.

Setelah selesai mom nya Lusi menyuapi Viona bubur yang di buat sendiri di rumah tadi sebelum ia datang ke rumah sakit.

Sedangkan Dad hanya melihat interaksi istri nya dan sahabat anak nya dengan tatapan sendu.

"Viona kenapa kau mendapat cobaan seperti ini. Sudah tidak dipedulikan oleh orang tua mu sekarang kau mengidap penyakit yang sangat mematikan. Tapi kau bahkan masih ceria. Kau memang orang perhatian sekaligus baik." batin Dad menatap Viona dalam.

Dad and Mom nya Lusi sebenarnya kasian dengan keadaan Viona.

Seharusnya saat-saat seperti ini ada orang tua nya untuk menyemangati Viona agar semangat untuk sembuh dari penyakit tersebut.

"Sudah selesai."

Perkataan tersebut menyadarkan Dad dari lamunan nya.

"Sudah, kalau begitu ayo kita ke taman rumah sakit, kita tanam bibit bunga mawar putih itu disana!" ajak Dad semangat.

"Ayo!!!" balas viona semangat saat Dad nya Lusi mengajak nya menanam bibit bunga mawar putih kesukaan nya tersebut.

Akhirnya mereka bertiga pergi ke taman rumah sakit dengan Viona yang menaiki kursi roda yang di dorong oleh Dad nya Lusi.

Sedangkan sang mom membawa bibit bunga mawar kesukaan nya Viona dan juga minuman.

Sampai di taman rumah sakit Dad meminta peralatan berkebun dari tukang kebun rumah sakit.

"Nih tuan sekop, cethok, dan pupuk nya." kata si tukang kebun sambil memberikan barang barang untuk berkebun.

"Baik tolong ajari kami menanam bibit bunga mawar putih kesukaan sahabat anak saya!" perintah Dad nya Lusi dengan nada yang tegas.

"Baik tuan." jawab si tukang kebun dengan senang hati.

"Mari nona, saya akan ajari menanam bibit bunga mawar putih kesukaan nona!" ajak si tukang kebun kepada Viona.

"Iya pak makasih ya udah mau ajarin." ujar Viona dengan senyum yang menawan.

Si tukang kebun tertegun karena baru pertama kali ada yang berterima kasih pada nya.

"Eh iya sama-sama nona." balas si tukang kebun setelah tertegun cukup lama.

Si tukang kebun pun menjelaskan tentang tata cara menanam bibit bunga mawar putih dengan baik dan benar sebelum mereka menanam bibit bunga nya.

setelah nya ia mulai mempraktekkan menanam bibit bunga nya tersebut.

Setelah itu baru Viona mencoba sendiri menanam bibit dari bunga mawar putih kesukaan nya itu.

Ia sangat senang bisa menanam bunga favorit nya disini. Dan beruntung nya taman ini bisa ia lihat dari kamar nya di rawat.

Jadi dia bisa melihat tumbuh kembang dari bunga favorit nya ini.

Setelah selesai menanam bunga nya Viona pun mengucapkan terimakasih kepada tukang kebun itu dan meminta nya untuk menjaga bunga kesukaan nya ini.

"Makasih ya pak karena sudah membantu kami menanam bunga kesukaan saya dan boleh kah saya minta tolong untuk menjaga bunga saya?" ucap dan pinta Viona kepada tukang kebun tersebut.

"Sama-sama dan tentu saja nona saya akan menjaga bunga anda dan merawat nya dengan sepenuh hati saya." balas pak tukang kebun tersebut.

"Sekali lagi terima kasih banyak."

"Iya nona."

Viona pun kembali ke ruangan nya untuk membersihkan badan nya. Maklum guys habis berkebun kan kotor jadi harus mandi lagi.

Setelah selesai membersihkan diri nya Viona pun mengobrol panjang lebar dengan orang tua sahabat nya sampai jam makan siang datang.

"Viona kamu makan dulu ya mommy udah bawain nasi dengan semur ayam favorit mu!" suruh sang mommy pada Viona yang saat ini asyik nonton film kartun.

Viona pun menuruti nya dan memakan makanan tersebut.

Baru setelah selesai ia tidur siang sambil menunggu kakak dan sahabat nya pulang sekolah.



*****

Hai hai guys

#writingchallengewithaddpublisher

Add_Publisher20

Elegi untuk Viona[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang