Sampai di ruangan dokter Bela aku langsung saja menyapa dokter baik itu dan memeriksa keadaan tubuh ku.
"Bagaimana dokter?" tanya ku setelah selesai pemeriksaan.
"Kanker nya sudah memasuki stadium 4 Viona udah gak ada harapan tapi kau harus terus berdoa karena mungkin saja ada keajaiban dari Tuhan agar kau bisa sembuh!" ujar dokter Bela.
Aku yang mendengar informasi tersebut langsung saja menangis.
Kabar buruk tersebut membuat ku putus asa. Akankah aku bisa sembuh dan kembali hidup seperti dulu.
Atau aku harus pergi meninggalkan semua orang yang menyanyangi ku.
Meninggal kan dunia ini.
Dokter Bela langsung memeluk tubuh ku dan memberikan semangat kepada ku.
"Viona kau harus tetap semangat dan jangan menyerah. Percayalah bahwa keajaiban itu ada!" kata dokter Bela sambil memeluk tubuhku erat seolah memberikan kekuatan untuk aku tegar menghadapi masalah ini.
"Terimakasih dokter atas bantuan mu selama ini." ucap ku tulus sambil tersenyum manis.
"Sama-sama Viona kamu udah aku anggap adik aku sendiri jadi aku akan berjuang untuk kau sembuh." balas Dokter Bela tulus.
Aku menangis terharu akan jawaban yang dokter Bela berikan. Aku tak menyangka ia menganggap ku adik nya. Padahal sudah jelas aku hanya pasien nya saja tapi kasih sayang nya sudah seperti kakak adik.
"Oh iya Viona ini obat mu pasti obat nya udah habis kan?" tanya dokter Bela sambil memberikan botol obat yang berisi pil-pil.
"Iya sudah habis." jawabku malu-malu.
Maklum dia perhatian banget.
"Hahaha ya udah ini obat nya diminum secara teratur ya jangan lupa berdoa juga supaya kamu bisa sembuh!" nasehat dokter Bela.
"Baik dokter." jawab ku.
"Ya sudah sana pulang nanti dicariin sama yang lain!" suruh nya pada ku.
"Baik aku pulang ya sampai jumpa lagi dokter Bela!" kata ku sambil melambaikan tangan ku sebelum keluar dari ruangannya.
Aku memutuskan untuk pergi ke alun alun kota dulu untuk membeli beberapa jajanan untuk ku jadikan alasan.
Sampai di alun alun aku memutuskan untuk membeli soimay, es cendol, dan lain-lainnya.
Setelah selesai aku memutuskan untuk kembali ke mansion.
Butuh sekitar 1 jam karena aku hanya memakai kecepatan sedang.
Dan benar saja sampai di mansion aku melihat ada beberapa mobil yang kupastikan bahwa itu adalah mobil milik kakak ku and teman nya dan mobil milik sohib-sohib ku.
"Assalamualaikum all." ucap ku di depan pintu.
Waalaikumsalam." jawab beberapa orang dari arah ruang keluarga.
Yup benar kan tebakan ku. Ada kakak ku dan temannya lalu sohib-sohib ku yang natap saya seolah meminta penjelasan.
"Darimana dek?" tanya kakak ku datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi untuk Viona[End]
Teen Fiction"kenapa Lo gak bilang dari awal soal ini" tanya salah seorang perempuan "maaf,aku gak bermaksud buat nyembunyiin soal ini. Aku cuma gak mau kalian sedih" "justru kalau kayak gini Lo bikin kita tambah sedih" "maaf" penasaran yuk cek aja cerita