Sang dokter pun langsung membuat jadwal kemoterapi untuk Viona.
Beberapa menit kemudian sang dokter kembali.
"Baik, nona Viona akan di kemoterapi 2x dalam seminggu yaitu pada hari Senin dan Jumat." kata sang dokter memberitahu jadwal kemoterapi untuk Viona.
"Oh ya nona Viona boleh pulang lusa setelah kemoterapi untuk yang pertama kali." lanjut sang dokter.
"Baik dok, terimakasih atas bantuannya." ucap Viona sambil tersenyum.
"Sudah tugas saya untuk membantu pasien semampu saya nona." ujar dokter itu merendah.
"Kalau gitu saya pamit ya tuan dan nona." pamit sang dokter.
"Baik dokter."
Sang dokter pun meninggalkan ruang rawat Viona dan mulai memeriksa pasien lain.
"Abang sama yang lain pulang aja dulu bersihin badan kalian. Tubuh kalian bau tau gak!" perintah Viona setelah dokter nya tak terlihat lagi.
"Iya iya btw mau dibawain apa?" tanya Leo pada adik satu satu nya plus kesayangan nya.
"Bawaiin bibit bunga mawar putih ya!!" ucap Viona dengan mata yang berbinar-binar.
"Iya cuma bibit bunga mawar putih?" tanya Leo memastikan.
Viona pun mulai berpikir apa yang ia mau agar bisa di beliin Abang nya itu.
"Emmm sama bubur ayam depan pengkolan 7 ya bang!!" ucap Viona setelah memikirkan apa yang ia mau.
"Siap tuan putri nya abang Leo." balas Leo sambil membungkuk kan badan nya seperti pengawal kerajaan.
Leo dan yang lain pun pun pamit pulang buat mandi dan akan kembali.
Viona yang ditinggal sendiri pun mengambil ponsel nya.
Ia akan merekam video atau mungkin bisa dikatakan video terakhir.
Dia merasa bahwa ia tidak akan lama lagi berada di dunia ini.
Ia menyiapkan kata kata terakhir mungkin kalau seumpama ia tak akan bisa bertahan.
Setelah nya ia menyimpan ponsel nya dan mulai menatap ke arah jendela rumah sakit.
Saat ia sakit begini kenapa orang tua nya tak ada yang datang.
Apakah mereka tidak peduli pada nya.
Viona memikirkan tentang orang tua nya.
Orang tua nya akan kah datang saat dimana ia melihat dunia untuk terakhir kali nya.
Ia memikirkan apakah benar ia akan meninggal seperti kebanyakan pasien kanker. Atau kah ia dapat sembuh.
Ditambah sekarang kanker nya sudah tembus stadium 4.
Cukup kecil kemungkinan untuk nya sembuh dari penyakit ini. Penyakit yang sudah menggerogoti tubuh nya sejak 4 tahun silam.
Ia merenungkan akan kisah hidup nya selama ini.
Dia sudah tak dipedulikan lagi oleh orang tua nya yang gila kerja itu sejak berusia 7 tahun.
Lalu saat berumur 12 tahun ia divonis mengidap kanker darah atau leukimia.
Ia berusaha untuk menyembunyikan penyakit nya ini. Dan sekarang semua orang sudah tau meski orang tua nya tidak.
Sekarang ia hanya menjadi beban. Ia menyusahkan semua orang yang ia sayang.
Ia membuat orang-orang yang ia sayang sedih.
Ia sedih karena sekarang dia membuat semua orang sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi untuk Viona[End]
Teen Fiction"kenapa Lo gak bilang dari awal soal ini" tanya salah seorang perempuan "maaf,aku gak bermaksud buat nyembunyiin soal ini. Aku cuma gak mau kalian sedih" "justru kalau kayak gini Lo bikin kita tambah sedih" "maaf" penasaran yuk cek aja cerita