Minggu, bisa di sebut sebagai hari yang paling di tunggu-tunggu oleh seluruh pelajar, dimana mereka tidak perlu mandi pagi-pagi sekali untuk berangkat sekolah, atau bangun pagi-pagi sekali agar tidak telat, bahkan berangkat pagi-pagi sekali untuk menyalin pr si juara kelas.
Tapi berbeda dengan Veela, baginya hari minggu sama saja dengan hari-hari biasanya, karena hari minggu adalah hari khusus ekskul nya di laksanakan. Walaupun ia sudah berada di tingkat akhir, tapi kegiatan ekskul masi wajib ia hadiri hingga semester satu berakhir. Jadi kini ia harus tetap berangkat ke sekolah.
Mimpi indah Veela juga sudah berakhir dari tadi sejak seniornya menelfonnya berkali-kali tanpa henti.
Lucas namanya, senior nya yang satu ini sangat antusias dengan ekskul mereka walaupun ia sudah menjadi alumni. Lucas itu bertubuh tinggi, wajar saja ia menjadi bagian dari PASUS, atau yang biasa di kenal sebagai pengibar bendera di sekolah. Jika disebut Paskibra mungkin terlalu tinggi untuk Veela yang nyatanya gagal saat seleksi menjadi pengibar bendera tingkat provinsi, berbeda dengan Lucas yang bahkan sampai ke tingkat nasional, ya jadi wajar saja sampai sekarang Lucas masi antusias untuk ekskul yang satu ini.
Veela yang kebetulan juga bertubuh tinggi untuk ukuran perempuan, ia di pilih langsung oleh Lucas saat Lucas tak sengaja menabrak kaki Veela dengan motor hingga membuat kaki Veela di gips saat itu, setelah menabrak Veela, bukannya meminta maaf, Lucas malah mengajaknya untuk gabung ke ekskul PASUS, memang tak tau diri.
"Udah mandi belom lo?" tanya Lucas yang membuat Veela tersentak karena nyawanya belum terkumpul utuh.
"Hah? Mandi? Bel—OAAAHHH." Veela menguap, membuat Lucas di seberang sana berdecak pelan.
"Mandi sana, ntar gue jemput."
"Dih, tumben?" tanya Veela sambil bangkit dari duduknya, lalu sedikit melakukan peregangan.
"Biar di isiin bensin hehe."
"OGAH!"
Tut.
Veela memutuskan panggilan secara sepihak, tak habis pikir dengan senior nya yang ajaib itu, jika terus di ladeni, maka paginya akan dimulai dengan keinginan baku hantam. Lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai mandi, Veela langsung menggunakan setelah baju latihannya, baju bewarna biru dengan celana training yang dibuat seragam untuk seluruh anggota ekskulnya.
"Pasus kak?" tanya Jisung yang sedang berbaring di sofa dengan sebelah kaki yang di letak di penyandar sofa sambil nyemilin roti tawar saat Veela baru turun.
Sungguh Veela ingin berbaring juga seperti itu sambil nonton tv.
"Iya," jawab Veela seadanya.
"Mau gue antar?" tawar Jisung.
"Enggalah, lo belum ada SIM."
"Ih ayoklah, gue sekalian mau liat Lilis kak, junior lo di pasus." Jisung bangkit dari tidurnya dengan antusias,"Gue antar ya?"
Veela penasaran, sebenarnya di kehidupan sebelumnya, Veela pernah melakukan dosa apa sih sampai pagi-pagi begini ia sudah di buat kesal oleh dua orang sekaligus.
"Jadi lo mau antar gue karena mau liat si Lilis doang?" tanya Veela dengan sorot mata tajam, membuat Jisung cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.
"E—eh engga kok, gue mau jagain lo aja kak, mastiin sampai sekolah masi dalam keadaan utuh, masi bernyawa, gitu kak."
"Diam, kemaren aja lo ribut, gue yang lindungin!" ketus Veela sambil menoyor adiknya itu.
"Hehehe." Jisung masi cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Sulung • lhc [00L]
FanfictionPART 1 OF SIBLINGS SERIES "Gimana kalau homo cuman alasan gue biar bisa dekat lo terus." Haechan, si sulung dari tiga bersaudara, yang hidupnya tak jauh-jauh dari kata belajar untuk sekedar memenuhi tuntutan orang tuanya. Bertahan sekuat tenaga men...