Sulung » 31

2.1K 355 13
                                    

"Chan, lo jangan kaya dulu lagi dong ke Vivi," kata Jaemin sambil menyerahkan sepotong apel pada Haechan.

"Vivi siapa?" tanya Haechan.

"Ah ribet emang ngomong sama orang amnesia!" rutuk Jaemin kesal, lalu ia meletakkan pisau yang ia gunakan untuk mengupas apel ke atas meja sembari menarik napas panjang, tangan kananya menunjuk Veela yang tengah berbincang dengan kedua adiknya,"Ituuuuu, cewek yang dari tadi nungguin lo, yang terus lo jutekin, yang dari tadi lo usir, dia itu namanya Veela, kita biasa manggilnya Vivi, sampai sini paham?"

Haechan mengangguk,"Ya trus?"

Renjun sebenarnya tak ingin tertawa, tapi melihat wajah Jaemin yang menahan amarahnya terlihat lucu di mata Renjun, dengan begitu saja ia mengelus punggung Jaemin pelan sembari tertawa,"Udah ntar juga dia inget sendiri, gausah di paksa."

"Ini mah alhamdulillah dia udah ingat kita, tadi aja dia ga ingat nama gue," kata Jeno sambil naik ke kasur Haechan, lalu menarik bantal yang kebetulan sedang tidak Haechan pakai,"Geseran dikit lah Chan, gue mau tidur." Jeno meletakkan bantal yang tadi ia ambil di bawah kepalanya.

"Gila lo," kata Renjun sambil memukul Jeno.

"Ntar Vivi ngam—"

"JENO GILA! ! TURUN GA?!" teriak Veela tiba-tiba dari ujung sana, membuat keenam cowok itu menoleh.
"Tuhkan ngamuk," lanjut Shotaro yang tadi ucapannya terputus

"Mampus lo," kata Yangyang

"LO BERLIMA KALAU CUMAN MAU GANGGUIN HAECHAN MENDING PULANG!!" teriaknya lagi, tanpa memperdulikan telinga kedua adiknya yang berada di dekatnya.

"Kalau kita pulang, yang jagain Haechan siapa?" tanya Jeno.

"YA GUE!"

"Tapi Haechannya ga kenal lo?" balas Yangyang.

Sontak Veela menggaruk lehernya,"Iya juga," ia cengengesan,"Yaudah itu Jeno suruh turun!! Jelas-jelas yang sakit Echan, kenapa malah dia yang baring?!" kesal Veela sambil menunjuk-nunjuk Jeno, mereka semua terkekeh, tapi tidak dengan Haechan, ia menatap Veela tak suka.

"Lo siapasih brisik banget? Gue aja ga keberatan Jeno tiduran disini," ucap Haechan ketus.

"Ih Echan maah, jangan gitu jawabnyaaaa," rengek Veela,"Takut ihhh."

"Ya trus mau gimana? Lo tuh gajelas, dari tadi gue minta pergi masi aja disini, gue tuh gatau lo siapa, tapi lo tetap aja di kamar gue, ngerti ga sih lo gimana risih nya gue sekarang?" tanya Haechan dengan nada menyindir.

Jeno yang merasa menjadi alasan atas percakapan dingin Veela dan Haechan saat ini langsung bangkit dari tidur nya, lalu turun.

"Ini gue udah turun, sekarang kalian gausah debat lagi," kata Jeno sambil merentangkan tangannya.

"Ga gitu Jen, gue ga nyaman, gue gatau dia siapa, tapi dia masi aja nangkring di kamar gue, mana di kiri kanannya ada orang yang juga gue ga kenal, coba deh lo semua kalau di posisi gue, nyaman ga?" Haechan menatap satu persatu temannya, lalu mereka semua menggeleng pelan.

"Oke gue ngerti Chan, udah ya jangan di lanjutin." Jaemin mencengkram bahu Haechan keras, meminta temannya itu untuk berhenti, takutnya ada kalimat lain yang keluar dari mulut Haechan dan akan menyakiti perasaan Veela.

Jaemin bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Veela.

"Pulang aja yuk, gue anter?" tawar Jaemin.

Veela cemberut, matanya masi menatap Haechan,"Tapi Haechan—"

"Kak stop! Dia ga ingat sama lo!" potong Guanlin,"Yang lagi duduk di atas kasur sana bukan Haechan yang lo kenal, jadi stop maksain diri lo buat terus disini buat nunggu dia ingat sama lo, dia gapeduli kak sama lo, udah berapa kali coba dari tadi dia ngusir lo, tapi lo tetap aja keukeuh pengen disini, geu ngerti dia amnesia, tapi gue gasuka kak, gue gasuka dia ngomong kasar kaya gitu sama kakak gue." Guanlin meraih tangan Veela,"Ayo pulang."

✔Sulung • lhc [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang