Pria berkulit putih itu menelusuri jalan setapak seorang diri. Dari kejauhan samar-samar ia mendengar pantulan bola basket serta dua orang yang sedang bermain. Bermodalkan penasaran, ia mendekati sumber suara.
Benar, disana ada dua pria lainnya yang tengah bermain basket. Decitan dari gesekan sepatu mereka membuat siapa saja yang mendengar nya merasa ngilu.
"Yahuwwww gue menang!!" teriak salah satu dari mereka.
"Lo mainnya curang Jen," ucap lawan mainnya.
"Dih, banyak alasan lo Chan."
Saat mendengar kedua orang itu berbicara, pria ini lantas keluar dari persembunyian nya dan berjalan mendekat.
"Abang?" katanya.
Kedua pria itu menoleh. Mereka lantas tersenyum. Dan benar seperti dugaannya, itu abangnya yang bernama Haechan, dan di sebelahnya ada bang Jeno, sohib abangnya sejak SMP.
"Duduk Le," tawar Jeno.
"Yang lain mana?" tanya Chenle sambil duduk di depan mereka.
Kedua nya tampak berpikir, lalu satu sama lain tertawa canggung. Jeno bangkit dari duduknya sambil mengambil bola basketnya.
"Gue lanjut main, lo ngobrol aja dulu," katanya pada Haechan.
Haechan hanya mengangguk, lalu melipat kakinya dan duduk menghadap pada adik bungsunya.
"Kamu apa kabar?" tanya Haechan.
Chenle yang di tanya seperti itu lantas memeriksa tubuhnya.
"Aku baik-baik aja," jawabnya akhirnya
"Bagus deh." Haechan mengelus kepala adiknya itu,"Oiya kamu sama Uchan tuh beda berapa menit sih?"
Mendapat pertanyaan itu membuat sebelah alis Chenle naik,"Tiba-tiba banget pertanyaan lo bang."
"Tinggal jawab aja napasih," protes Haechan.
"Duluan Uchan lima menit deh kayaknya."
"Berarti Uchan abang kamu juga kan?"
Tanpa pikir panjang Chenle mengangguk.
"Yang nurut sama Uchan, jangan bandel, jangan kelahi, jangan ribut dirumah, jangan iri-irian, jangan bikin kepala mama sakit, pokoknya kalian harus selalu saling dukung berdua," nasehat Haechan.
"Berdua doang?" tanya Chenle.
Haechan mengangguk.
"Abang gimana?"
"Abang mah solo lahirnya, kalau kalian kan duo lahirnya, jadi harus saling jaga, saling dukung berdua."
Lagi-lagi Chenle mengangguk.
"Mulai sekarang yang rajin olahraga, kalau bisa masuk tim basket gih kayak abang, atau futsal kayak Uchan, biar badan kamu bugar."
"Ih aku kan tiap abang sama yang lain main basket juga ikutan."
"Itu kan dulu."
"Loh? Kan sampai sekarang juga masi?" tanya Chenle polos.
Mendengar itu Haechan hanya tersenyum.
"Semoga aja sampai sekarang masih ya."
"Dih apaan gajelas," ucap Chenle sambil memutar matanya kesal.
"Dari semua temen abang, kamu deketnya sama siapa?"
Chenle menoleh,"Abang kenapasih pertanyaanya dari tadi anehhhh."
"Aneh apanya? Biasa aja tuh." Haechan membela diri.
"Ya tiba-tiba aja nanya beginian, dari dulu gapernah kepo tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Sulung • lhc [00L]
FanfictionPART 1 OF SIBLINGS SERIES "Gimana kalau homo cuman alasan gue biar bisa dekat lo terus." Haechan, si sulung dari tiga bersaudara, yang hidupnya tak jauh-jauh dari kata belajar untuk sekedar memenuhi tuntutan orang tuanya. Bertahan sekuat tenaga men...