"MAH!! KAN UCHAN UDAH BILANG SAYAP AYAM NYA SIMPENIN DULU BUAT UCHAN HABIS FUTSAL MAH!! AYAM NYA DI MAKAN ABANG LAGI MAHHH!!"
Teriakan Sungchan yang baru memasuki rumah menggelegar, membuat sang Mama yang tengah membaca majalah di ruang keluarga terkejut.
"BUKAN ABANG MAH, SERIUS!!" teriak Haechan dari dalam kamarnya.
"KAN LU DOANG YANG DOYAN SAYAP SELAIN GUE BANG!!" balas Sungchan dari bawah.
"ANJIR CHAN TINGGAL PESAN AJA SONO, RIBET AMAT, NIH PAKAI KARTU GUE!" Chenle melempar kartu kreditnya dari atas dan mendarat tepat di meja makan,"GUE LAGI BIKIN TUGAS VIDIO, JANGAN RIBUT!"
Sebulan sudah berlalu sejak kepulangan Haechan dari rumah sakit. Berbagai hal mulai berubah, terutama suasana di rumah ini. Rumah yang biasanya hening kini di penuhi oleh teriakan-teriakan ketiga kakak beradik ini dengan berbagai masalah sepele, contohnya seperti saat ini.
Ingatan Haechan pun sudah pulih seutuhnya, dan ia juga mengalami beberapa perubahan pada kepribadiannya, yang dulunya sering berkurung di kamar, belakangan ini ia juga bergaul dengan Dejun juga Ten yang merupakan tetangganya sejak lama yang tak pernah ia anggap ada.
"Mahhhhh, ah!" Sungchan menghentak-hentakkan kakinya kesal,"Ayam-ayam di luar sana gaada yang seenak Mama bikin!" kesalnya sambil berjalan ke arah Mama nya.
"Kamu lagian udah Mama bilang jangan pulang kemalaman, kamu tau sendiri abang kamu suka sayap kayak kamu."
"Beneran bukan abang Mah," bela Haechan yang tiba-tiba lewat.
"Ngelak lagi lo! Gue lempar ni bola!" ancam Sungchan sambil mengangkat bolanya.
"Tangan kosong kalau berani." Haechan tak peduli,"Lo mau tau ga sayap nya dimana?" tanya Haechan sambil duduk di sofa sebelah Mama nya.
"Perut lo kan?"
"Nah tu tau."
"Sialan."
Rita tertawa gemas melihat ulah kedua anaknya. Tak ia sangka pertengkaran kecil seperti ini akan terjadi di dalam rumah mereka yang dingin sejak bertahun-tahun lalu.
"Tapi yang jatah gue doang di perut gue," lanjut Haechan.
"Halah, jatah gue juga udah di perut lo." Sungchan ikut duduk di samping Haechan.
"Buset bau matahari, sono mandi!" Haechan mendorong tubuh Sungchan untuk menjauh darinya.
Sungchan mendelik, bukannya menurut, ia malah memeluk abangnya itu kuat-kuat, membuat Haechan meronta.
"CHAN BAUUU!! SANA!!" Haechan berusaha melepaskan dirinya dari Sungchan yang ntah mengapa memiliki tenaga begitu kuat sampai Haechan tak dapat bergerak.
"Cium nih ketek gue! Wangi!" Sungchan menganggkat tangannya tinggi-tinggi, membuat Haechan mati-matian menahan napas, kebayang ga ini Haechan setersiksa apa? Udah pengep karna di kepit, eh malah di sodorkan wangi semerbak. Luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Sulung • lhc [00L]
FanficPART 1 OF SIBLINGS SERIES "Gimana kalau homo cuman alasan gue biar bisa dekat lo terus." Haechan, si sulung dari tiga bersaudara, yang hidupnya tak jauh-jauh dari kata belajar untuk sekedar memenuhi tuntutan orang tuanya. Bertahan sekuat tenaga men...