"Hatchim!!"
"Laras, cowok lo nyusahin nih," ucap Renjun yang sengaja menelepon Laras sejak mereka tiba di kantin tadi karena Jaemin tak henti-hentinya bersin, membuat siswa-siswa yang berada di sekitar meja mereka langsung menerapkan social distancing.
"Kita di kantin, lo langsung kesini aja," lanjut Renjun sembari mematikan panggilan.
"Kenapa ngasi tau di—hatchim— ya, ntar yang ada gue kenak omel—hatchim!"
Keenam temannya hanya menggelengkan kepalanya penat, Jaemin yang bersin, tapi rasanya malah tenaga mereka yang terkuras.
"Lo kemarin balik jam berapa sih? Lama banget di bengkel?" tanya Veela sambil meletakkan tangannya pada kening Jaemin,"Demam nih, kenapa sekolah?"
Jaemin menggeleng tanda tak tau harus menjawa apa,"Tadi pagi kayaknya gue baik-baik a-hatchim-ja." Jaemin memukul hidungnya kesal,"Pen gue lepas ini idung, gatel banget— hatchim!!"
"Saran gue sih kita pindah meja." Yangyang angkat suara sembari bangkit dari duduknya.
"Gue setuju. Gua mau ketularan." Ranjun ikut bangkit dari duduknya, lalu mereka berdua pindah ke salah satu meja yang diisi teman sekelas mereka.
"Dasar ga setia kawan!" kesal Jaemin sambil menggosok hidung nya yang sudah memerah.
"Nah itu Laras, cepet juga larinya," kata Shotaro selaku orang pertama yang menangkap sosok Laras memasuki kantin, lalu ia melambaikan tangannya pada Laras agar gadis itu dapat menemukan mereka.
Jeno yang semula nya duduk di samping Jaemin langsung berpindah ke meja tempat Yangyang dan Renjun berada ketika Laras sudah sampai di meja mereka, membuat gadis itu tak dapat melepas pandangannya Dari Jeno sampai akhirnya Jaemin kembali bersin.
"Hatchim!!"
"Kemarin ga langsung pulang ya habis nganter aku?!" tanya Laras sembari memberikan sebungkus tisu pada Jaemin sembari duduk di samping pacarnya itu. Rambut Jaemin yang tadi pagi ia lihat masi tertata rapi dengan pomade nya kini sudah berantakan, dengan begitu saja tangan Laras langsung merapikannya. "UKS yuk?" ajak Laras sambil menangkup kedua pipi Jaemin,"Tuhkan panas badannya!!" mata Laras membulat besar saat telapak tangannya menyentuh pipi Jaemin yang panas.
"Jangan marah-marah, aku pusing makin pusing dengar kamu ngomel," jawab Jaemin sambil menurunkan kedua tangan Laras. Matanya sayu, membuat siapapun iba melihatnya.
"Pergi deh lu bedua, panas mata gue lama-lama," ucap Haechan sambil membuat gesture mengusir dengan kedua tangannya.
"Ntar gue izinin ke ketua, udah sana istirahat dulu di UKS," tambah Veela.
"Yaudah yuk." Laras bangkit dari duduknya sambil menggandeng lengan Jaemin,"Nantik tolong izinin ya Vi," ucap Laras yang langsung di balas anggukan oleh Veela lalu gadis itu menoleh pada Jeno yang berada di meja sebelah.
"Jeno," panggil nya lembut, membuat Jeno menoleh selang beberapa detik setelah Laras memanggilnya.
"Nantik bisa tolong izinin ke ketua kalau aku ke UKS?"
Jeno menggangguk pelan, lalu kembali fokus pada makanannya, membuat Laras diam-diam membuang nafas kasar. Siapapun yang berada di dekat mereka akan sadar dengan atmosfer yang berbeda ini. Tapi tidak ada yang mengerti dengan situasi, hanya orang-orang tertentulah yang mengerti.
"Yaudah kita pamit ya," ucap Laras sebelum akhirnya meninggalkan kantin bersama pacarnya.
— • • • sulung • • • —
"Hatchim!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Sulung • lhc [00L]
FanficPART 1 OF SIBLINGS SERIES "Gimana kalau homo cuman alasan gue biar bisa dekat lo terus." Haechan, si sulung dari tiga bersaudara, yang hidupnya tak jauh-jauh dari kata belajar untuk sekedar memenuhi tuntutan orang tuanya. Bertahan sekuat tenaga men...