Bagian 18

109 17 10
                                    

"Kenapa Bian melakukan itu" gumam (y/n) yang sedang tiduran sambil menatap tempat tidurnya yang kosong. Kemudian ia mendudukkan dirinya sambil melihat ke bantal putih miliknya. Namun terbayang wajah Bian dan Wujiu secara bergantian sedang tersenyum kearahnya

BUUKK BUUKK

"Jangan menatapku dengan begitu" gadis itu meninju bantal tidur yang tidak berdosa dengan pelan. Ia terdiam sejenak, lalu mulai memeluk bantal itu dan menggumam meminta maaf

"Maaf. Aku tidak bermaksud memukulmu-"

TOKK TOKK TOKK

.
.
.
.
.
.

Enjoy Reading

.
.
.
.
.
.
.

"Tunggu sebentar..." (y/n) segera bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu

"Maaf mengganggu waktumu, (y/n)" Michiko membungkukkan badannya sesaat setelah (y/n) membuka pintu kamarnya

"A-ahh.. Michiko.. Mary.. Silakan masuk" gadis itu mempersilahkan dua orang wanita masuk kedalam kamarnya

"Kalian bisa duduk di balkon kamar jika kalian mau, aku akan membuatkan teh untuk kalian" (y/n) bergegas membuatkan teh untuk Mary dan Michiko

"Baru kali ini aku diperbolehkan memasuki kamar survivor, ternyata tidak begitu berbeda dengan kamar kami, ya kan Michiko??" ucap Mary setelahnya mendudukkan diri di bangku balkon kamar (y/n)

"Hmm.. Spot pemandangan disini lebih bagus rupanya" ujar Michiko melihat ke arah bawah

"Kami ingin mengucapkan terimakasih atas camilan yang tadi telah kamu berikan ke kami. Itu sungguh enak" wajah (y/n) merona setelah mendengar pernyataan dari Mary

"T-terimakasih.. Aku senang jika kalian menyukainya.. Lain kali aku akan membuat kan lagi camilan lain untuk kalian" Michiko menutup wajahnya dengan kipas tangan kesayangannya sesaat (y/n) menaruh cangkir berisikan teh untuk Mary dan Michiko

"Ngomong-ngomong.. Sepertinya kamu dekat sekali dengan Bian dan Wujiu"

"I-itu tidak seperti yang kalian bayangkan" elak (y/n) dengan terbata-bata. Dan tentu saja Michiko serta Mary paham betul dengan gelagat gadis didepan mereka itu. Mungkin ia bilang 'tidak' namun wajahnya menggambarkan yang sebenarnya. Memerah seperti tomat , sungguh manis dan membuat kedua wanita itu terkekeh

"Wah wahh.. Sepertinya seru sekali para wanita sedang berbincang disini" ucap Joseph dari balkon sebelah sambil menyeringai

"Ada apa Joseph? Ingin bergabung dengan kami?" tawar Mary sembari menyesap tehnya

"Tidak, aku disini saja karna ingin membaca buku. Silahkan kalian lanjutkan pembicaraan kalian" Joseph pun mulai duduk di bangku yang berada di balkonnya sembari membaca buku

"Ah ya, kami baru pertama kali bertemu survivor sebaik dirimu. Maksudku, kau sopan dan terbuka kepada kami. Tidak seperti survivor kebanyakan yang tidak tahu sopan santun. Walaupun saling bertegur sapa, namun mereka tidak sopan dan malah mengejek kami" Michiko menutup kipas tangannya dan menghembuskan nafas lelah

"Aku hanya melakukan hal yang sudah seharusnya kulakukan. Tidak lebih. Ah aku baru ingat, jadi aku membeli bahan-bahan ini di pasar yang ada di, aku tidak tahu itu harus dibilang jauh atau tidak.. Tetapi penjualnya sangat ramah" ujar (y/n) dengan senang. Mary, Michiko dan Joseph yang mendengarnya terdiam. Mencerna setiap kata yang diucapkan oleh (y/n) barusan

"Apa maksudmu pasar?"

"Kalian tidak tahu pasar? Maksudku tempat orang menjual dan membeli barang yang dicari..."

May I Know You? [Wu Chang X Reader] Identity VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang