Bagian 6

201 27 3
                                    

'Aku hanya perlu mengulur waktunya sampai detensi nya habis' batin (y/n) yang kemudian berlari mencari palet disekitarnya
.
.
.
.
.
.
.
.

Enjoy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.

-flashback on-

"Dengar baik-baik dan berhati-hatilah, jika kau bertemu dengan Joseph, dia memiliki detensi. Ciri-ciri hunter memiliki detensi yaitu matanya memancarkan kilatan merah. Jika kilatan dimatanya mulai memudar pertanda detensi hampir habis atau tidak memancarkan kilatan merah lagi pertanda detensi telah habis" jelas Naib yang hanya dibalas anggukan oleh (y/n)

-flashback off-

(Y/n) mulai merasa lelah meng-kiting Joseph, sesekali ia berlari sambil melihat ke belakang hanya untuk melihat apakah detensi nya telah usai atau belum. 'sepertinya sebentar lagi detensinya habis. Syukurlah' batinnya. (Y/n) menjatuhkan palet sehingga dapat menahan Joseph selama 120 detik. 120 detik? Karena dia hanya bisa meng-count dengan palet atau windows vault. Sedikit lagi (y/n) mencapai gerbang, disana ada Eli yang sudah menunggu

"(Y/n)!! Awass!!" bersamaan dengan teriakan Eli, (y/n) terpental akibat 1 hit dari Joseph. Disaat itu juga detensi Joseph habis. Eli yang ingin menolong (y/n) pun di hentikan oleh gadis tersebut

"Jangan selamatkan aku!!"

"Tapi-"

"HP mu tinggal setengah Eli, jika kau menyelamatkanku, dalam sekali hit kau akan jatuh juga. Jangan memaksakan dirimu! Pergilah tanpaku" Eli mengepalkan tangannya. Kalau saja popo-burung hantu miliknya- masih bisa melindunginya, dia akan membantu gadis itu. Joseph menyeringai dan lebih memilih untuk mendekati Eli

"Selamatkan gadis itu atau pergi?" Tanya Joseph berjalan ke gerbang mendekati Eli sembari memainkan pedang miliknya

"Aku memberimu kesempatan, kau untuk pergi. Pilih menang atau seri?"

"Menang! Aku tidak akan membiarkan pertandingan ini menjadi seri hanya karena diriku!! Cepat pergi dari sini Eli!!" Teriak (y/n) membuat Joseph berhenti berjalan dan menyeringai

"Kau dengar kan ucapan gadis itu?"

"Baiklah kalau itu keinginan mu. Maaf kan aku (y/n). Dan kau! Akan ku balas kau nanti kakek tua" kecam Eli membuat Joseph terusik oleh kata-katanya. Lalu Eli pergi dan Joseph berbalik menuju (y/n) yang sedang meringkuk sambil memegang kepalanya akibat hit dari Joseph

Joseph berlutut ala pangeran -you know lha kek mo ngelamar gitu :3 - didepan (y/n), mengarahkan tangannya ke wajah gadis yang ada di hadapannya. Jari lentiknya bergerak dengan lihai mengelus wajah dan berhenti di dagu gadis itu dan mengangkatnya untuk melihat lebih intens wajah gadis yang berhasil menarik perhatiannya

"Nona, ku akui kau sangat berani. Kau berhasil menarik perhatianku"

"Apa maumu, tuan Joseph? Jika kau ingin mengikatku di kursi roket silahkan saja. Aku tidak takut padamu"

"Kau menantangku? Besar juga nyali mu, nona. Bagaimana kalau kita bermain sebentar?" Tawar Joseph

"Aku tidak berniat menerima tawaranmu. Cepat selesaikan, aku ingin segera kembali ke manor"

"Pergilah sendiri. Aku ingin melihatmu merangkak pergi ke gerbang itu. Tinggal beberapa langkah lagi kau bisa keluar dari pertandingan ini"

"Ck, kau tidak lihat. Bagimu yang berdiri beberapa langkah, aku yang sedang knock, harus ngesot baru bisa sampai sana"

"Lagipula merangkak itu hal yang mudah kok. Apa susahnya" Joseph bangun dan akhirnya lebih memilih berdiri di samping gadis itu. (Y/n) memutar bola matanya jengah dengan tingkah laku Joseph yang membuatnya kesal. Akhirnya ia memutuskan untuk merangkak menuju gerbang. Sesaat tinggal sedikit lagi dia berhasil kabur, tetapi Joseph mendekat dan mengikat (y/n) dengan balon dan membawanya menjauh dari gerbang lalu menjatuhkannya lagi

"Cepat keluar" titah Joseph

"Apa-apan ini?! Apa maumu tuan Joseph?! Tadi aku hampir berhasil kabur tapi kau malah membawaku menjauh dari gerbang!?" Protes (y/n) tidak terima

"Aku sudah bilang kan bahwa aku ingin bermain denganmu sebentar"

"Baiklah. Aku menyerah. Aku ingin kembali ke manor"

"Heee... Jadi nona mudah menyerah rupa nya. Aku sangat menikmati pertandingan ini. Seandainya jika kau mau keras kepala lebih lagi, aku dengan senang hati akan mengikutimu, nona. Aku harap kita bisa bertemu di lain pertandingan" Joseph tersenyum dan membungkuk hormat
.
.
.
"Kau tidak apa-apa??" Tanya Martha sesaat (y/n) kembali berkumpul

"Apakah ada yang sakit?" Tanya Emily

"Mmm... kepalaku sakit dan badanku mungkin ada beberapa luka-"

"Kalau begitu aku obati, mari kekamarku" lanjut Emily sambil membopoh (y/n) berjalan menuju kamarnya

Para survivor wanita tampak khawatir dengan survivor baru. Ini adalah hal yang tidak biasa untuk para survivor baru jika sampai di permainkan oleh hunter. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kekamarnya masing-masing. Terkecuali Naib, Eli, William, Norton, dan Aesop yang masih enggan untuk meninggalkan ruangan itu

"Eli. Apakah kau tidak sadar dengan yang kau lakukan tadi di pertandingan? Yang kau lakukan tadi terpampang jelas di Cermin Khusus yang ada di ruang kita dan ruang hunter, lho" Tanya Naib

"Sebenarnya aku tidak masalah. Tetapi kamu membuat (y/n) bersemu merah. Sungguh hal yang tidak biasanya kamu melakukan hal seperti itu" sahut Norton

"Sudah jangan pojokkan Eli. Lebih baik kita dengar penjelasannya terlebih dahulu" Aesop menengahi

"Maafkan aku sebelumnya. Aku sendiri pun tidak sadar melakukan hal itu. Tanganku bergerak sendiri untuk menenangkannya" jelas Eli yang kini wajahnya telah memerah kembali

"Sebelumnya kau tak pernah seperti itu Eli terhadap survivor wanita manapun. Dan yang ku tahu juga kau pemalu dan susah untuk didekati. Ada apa denganmu hmm?? Lalu kau kemanakan tunanganmu itu?!?" Naib mulai tidak sabaran dengan jawaban Eli

"Woaahhwoahhwoahh.. santai dulu kawan. Kau tak perlu terbawa emosi seperti itu, Naib" William mulai merasakan aura mencekam disekitar Naib

"Mungkin saja Eli dan (y/n) panik saat itu. Terlebih lagi Joseph memiliki detensi. Dan mereka tidak memiliki pilihan lain selain bersembunyi" Aesop berusaha menengahi-lagi-. Naib menghembuskan nafasnya kasar lalu meninggalkan teman-temannya yang masih terdiam

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Mungkin Naib sedang dalam mood yang tidak bagus" William menepuk pundak Eli

'Masa iya Naib cemburu? Tapi, sejak kapan dia menyukai gadis? Bukankah hati nya sekeras batu?' batin Norton sambil melihat punggung Naib dari kejauhan yang semakin lama menghilang
.
.
.
"Sudah selesai! Jika masih ada yang sakit kamu bisa beritahu kapanpun" ucap Emily sembari merapihkan barang-barangnya

"Terimakasih Emily" ucap (y/n) tersenyum

"Apakah sudah selesai??" Martha membuka pintu

"Ah, Martha. Apa yang membuatmu datang kemari?" Tanya Emily yang masih sibuk merapihkan barang-barangnya

"Aku hanya ingin menjenguk (y/n). Bagaimana keadaanmu?" Martha duduk disebelah (y/n)

"Sudah lebih baik. Terimakasih"
.
.
.
.
.
.
.
To be continued

May I Know You? [Wu Chang X Reader] Identity VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang