Prologue

546 33 7
                                    

(Y/n) POV

Siang hari yang begitu terik membuat perjalanan antara kampusku menuju rumah begitu jauh. Ntahlah tidak seperti biasanya aku seperti ini. Sesampainya dirumah aku langsung menghempaskan tubuhku ke sofa sembari menyalakan televisi

"Breaking news!!! Ada kecelakaan beruntun yang mengakibatkan jalanan xxxx menuju xxxx terhambat......."

Kring kring kring

Dering telpon rumah membuyarkan lamunanku saat melihat berita di televisi. Aku bangkit dan berjalan dengan malas untuk mengangkat telepon yang tidak henti-hentinya berdering

"Dengan keluarga (l/n), ada yang bisa dibantu?"

"Mengapa kamu mengangkat telepon begitu lama (y/n)? Ah, mama hanya ingin mengabarkan kalo mama sama papa sebentar lagi akan sampai dirumah, mama dan papa sudah membeli kue ulang tahun untukmu besok"

"Woaahhwoahh- tidak sepertinya papa dan mama mau merayakan ulang tahunku. Ada apa nih????" Tanyaku kepo

"Tidak ada apa-apa. Mama dan papa hanya ingin merayakannya bersama kamu. Lagipula sudah lama sejak kamu tidak tiup lilin" balas suara di seberang sana sambil tertawa

"Aku sudah besar mah, pah. (Y/n) bukan anak kecil lagi yang masih harus tiup lilin. Lagipula terakhir aku meniup saat umurku 17"

"Itu sudah 3 tahun yang lalu, nak. 20 tahun itu adalah umur dimana kamu mulai beranjak dewasa dari masa remaja kamu. Lagipula pasti kamu sebentar lagi akan meninggalkan mama dan papa"

Aku mengernyitkan dahiku tidak suka. Maksudnya apa mama bilang seperti itu?

"Apa maksud mama? (Y/n) tidak suka mama berkata seperti itu. (Y/n) akan terus tinggal dengan mama dan papa selamanya, jadi jangan berkata seperti itu" yang kudengar hanya suara kekehan dari mama. Aku benar-benar tidak suka dengan pembicaraan ini

"Maksud mama itu kamu sudah besar, sebentar lagi kamu akan mempunyai kekasih lalu menikah. Dan pada akhirnya kamu akan meninggalkan mama dan papa. Jadi tidak sabar ingin menimang adek bayi" jawab mama samhil tertawa dengan papa. Aku benar-benar tidak suka pembicaraan ini, maka aku memutuskan untuk mengganti topik dan segera mengakhiri telepon tersebut

"Hati-hati mah, pah. Aku tuggu dirumah lho ya!! Awas aja kalo telat!" Omelku yang hanya dibalas tawa oleh mama dan papa. Lalu telepon berakhir. Aku memutuskan menghabiskan waktu di ruang tamu ketimbang di kamar karena menunggu mama dan papa pulang. Tak terasa waktu pun mulai menggelap dan tanpa sadar akupun mulai tertidur di sofa ruang tamu
.
.
.
.
.
Suara kicauan burung mulai terdengar di telingaku. Aku terbangun dan melihat diriku masih di ruang tamu. 'Apakah mama dan papa belum pulang?'. Ku beranjak dan mulai melihat-lihat sekeliling rumah dan ya. Mama dan papa belum pulang. Padahal mereka bilang kemarin sebentar lagi mereka akan tiba dirumah. Aku mengacak-acak rambutku gusar. Khawatir dengan mama dan papa. Tidak lama kemudian bel rumahku berbunyi. Saat ku buka ternyata ada banyak polisi yang berdiri di depan rumahku. Apa yang terjadi? Apakah aku melakukan suatu kejahatan?

"Apa benar ini dengan keluarga (l/n)?" Tanya seorang wanita kepadaku

"Ya benar. Ada yang bisa saya bantu?"

"Kami dari kepolisian ingin memberi tahu bahwa- nggiiinggg" kupingku berdenging, pandanganku mulai buyar. Itu pasti bohong kan? Aku tidak ingin mendengar hal itu

"Kalian bercanda kan? ini tidak lucu. Jangan membuat lelucon yang konyol. Tidak mungkin-"

"Kami tidak bercanda, saudari (l/n) akan kami antar ke rumah sakit tujuan-"

"Kalian pasti bohong kan?! Kalau kalian bohong akan saya akan tuntut kalian atas kebohongan ini!! Antar saya sekarang!!"

- skip time -

May I Know You? [Wu Chang X Reader] Identity VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang