Bagian 20

126 18 19
                                    

Enjoy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bian sedang berjalan mencari sosok (y/n). Jujur saja, dia tidak tahan melihat gadis itu terus menerus menjalankan match tanpa beristirahat. Terlebih dia naif untuk menyelamatkan teman setim nya yang sudah berada di kursi roket yang padahal itu tidak perlu karena masih ada teman setimnya yang penyelamat

'Bian itu dia berada disana' Bian pun mengikuti arahan dari Wujiu dan benar, ada (y/n) disana. (Y/n) yang merasakan dirinya berdegup pun berlari. Bian tahu betul, pasti stamina gadis itu sudah hampir habis, dilihat dari larinya yang terlihat seperti tidak berlari bagi Bian

"Maafkan aku" Bian pun memberikan hit, membuat hp (y/n) menjadi setengah. Lelah. Aku ingin istirahat. Jika tubuh gadis itu bisa berbicara, maka tubuhnya akan berkata seperti itu. Tetapi tidak dengan (y/n). Dia tetap terus berlari. Dan lagi-lagi Bian memberikan hit membuat (y/n) terjatuh. Biasanya jika survivor terjatuh maka ia akan berteriak sebagai tanda, jika tidak maka bel yang akan memberi sinyal kepada teman setim bahwa ada yang terjatuh akibat hit dari Hunter

"Lho??? Kenapa mati?"

"Ada kesalahan teknis?"

"Bagaimana dengan matchnya?"

"Ntahlah. Apa sebaiknya kita tunda?"

Semua penghuni berada di manor maupun didalam match terkejut(kecuali Wu Chang dan Mary tentunya), karena listrik yang padam secara mendadak membuat semuanya menjadi gelap gulita

'Terimakasih Mary. Aku akan membalas jasamu nanti' batin Bian. Lalu ia mendekati (y/n) dan menggendongnya lalu mendudukan gadis itu di atas tumpukkan kardus yang berada didekat mereka

"(Y/n)! (Y/n)! Kau dengar aku??" Bian berusaha menyadarkan (y/n)

"Maaf aku tidak bermaksud memukulmu dengan keras" Bian mulai khawatir dan mengusap kepala (y/n) dengan lembut. Lalu tidak lama muncul sosok Wujiu dari belakang tubuh Bian

"(Y/n)" gadis itu pun melihat ke arah Wujiu. Walaupun memang tidak begitu jelas karena minimnya penerangan(hanya dari sinar bulan), tapi (y/n) yakin bahwa Wujiu berada di depannya tepat disebelah Bian

"Jangan memaksakan dirimu. Kami tahu kau sedang kehilangan arah, tetapi jika kau seperti ini... Bagaimana dengan orang-orang disekitarmu?"

"Aku... Orang-orang disekitarku sudah tidak ada..."

"Lalu kami kau anggap apa!?" Wujiu meninggikan suaranya sehingga membuat (y/n) tersadar sepenuhnya

"Aku tidak tau apa yang kau pikirkan- tapi kau sudah keterlaluan"

"Wujiu!! Kembali!!" Teriak Bian saat Wujiu berbalik meninggalkan mereka berdua

"Maafkan kami (y/n). Sebenarnya kami berencana untuk meminta maaf padamu sekali lagi dengan benar.. Akan tetapi Wujiu malah seperti itu" Bian tersenyum dengan lembut dibawah cahaya rembulan. Lalu Bian melepaskan jubahnya tersebut dan memakaikannya ke tubuh (y/n)

"Kau.. tidak kedinginan?" Bian menggeleng sebagai jawaban

"Tapi aku agak setuju dengan Wujiu.. Kau sudah keterlaluan... Kau tau.. Kami sudah menyayangimu.. Saat kau berbicara seperti itu, rasanya kami.. sedikit- tidak.. maksudku kesal.. Jika kau berpikir bahwa orang yang berada disekitarmu tidak ada.. Lalu kita yang selama ini berada di sekitarmu, kau anggap apa?"

"M-maaf.. a-aku tidak bermaksud seperti itu.. H-hanya saja... Aku tidak tau harus bagaimana. Karena saat mengetahui hal itu,, rasanya duniaku berhenti berputar" air mata (y/n) yang sedari tadi ia tahan akhirnya keluar, ia berbicara sambil sesenggukan membuat Bian jadi merasa bersalah sudah membentaknya

"Maafkan aku dan Wujiu" Bian pun menenangkan dengan memeluk gadis mungil yang berada didepannya sambil mengelus kepalanya

"Kalau boleh jujur sebenarnya... Aku menyukaimu, bahkan Wujiu juga menyukaimu" ucap Bian dengan sekuat tenaga, wajahnya sudah memerah menahan malu. Gadis yang berada dipelukan Bian pun melepaskan pelukannya dan melihat ke arah Bian. Masih dengan sesenggukan, (y/n) mencoba mencerna dengan baik perkataan Bian

"Bian.. Maaf aku tidak mendengarmu.. Bisa diulangi lagi?" Pinta gadis itu. Bian pun berpikir dengan keras. Haruskah ia mengatakannya sekali lagi? Bian menghela nafas gusar. Akhirnya ia mengulang kata-katanya lagi sehingga membuat (y/n) memerah

"T-tapi.. mengapa?? B-bukankah kalian tidak menyukaiku?? Terlebih Wujiu. Dan aku juga.. baru tinggal disini beberapa minggu" ujar (y/n)

"Karna.. rasa suka itu,, bisa datang kapanpun. Awalnya kami tidak berpikiran seperti itu, lalu saat Wujiu tidak sengaja melihatmu lebih senang berinteraksi dengan yang lain- maksudnya laki-laki lain.. Dia merasa kesal lalu ia berbicara padaku dan ingin mendiskusikannya. Aku sempat menepis mengenai bahwa Wujiu cemburu, namun kau tahu bahwa perasaan kita berdua sebenarnya terhubung dan kita mengerti satu sama lain. Lalu saat kau di bawa oleh koboi itu, aku sangat sangat mengerti dengan apa yang Wujiu rasakan. Aku tidak bisa memukulmu saat dibawa olehnya, itu mengapa aku bertukar dengan Wujiu, dan membiarkan Wujiu yang menyelesaikannya" Jelas Bian panjang lebar. (Y/n) hanya mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya. Tetapi ia senang. Ntah mengapa ia merasa hatinya menghangat mendengar penjelasan Bian

'Apakah.. Aku juga menyukai mereka?? Tapi tidak mungkin kan...' batin gadis itu. Wajahnya semakin memerah membuat Bian yang melihatnya semakin panik

"K-kau sakit?? Lebih baik kita segera kembali, agar kau dirawat oleh Emily" ujar Bian sembari meletakkan telapak tangannya ke kening (y/n)

"A-aku tidak apa-apa.." (y/n) melihat kearah lain, ia yakin wajahnya sudah sangat merah sekarang

"Jadi... Apa kau akan memaafkan kami? Kami akan berusaha untuk bisa mengerti dirimu lebih baik lagi" Bian mengusap tengkuknya, ia sengaja mengganti topik karena suasanannya mulai terasa canggung

"U-uumm... Aku juga akan berusaha menyesuaikan diriku dengan"

"Baiklah, ayo kita kembali ke manor?" Bian tersenyum lalu mengulurkan tangannya. Gadis itu membalas uluran tangan Bian lalu turun dari tumpukkan kardus tersebut. Bian berjalan mendahului (y/n) yang masih terdiam menatap punggung Bian

"Bian.." panggil (y/n) membuat Bian memberhentikan langkahnya lalu berbalik melihat kearah gadis yang memanggil namanya tadi

"Ya??"

"Terimakasih.." ucap (y/n) dengan senyum tulusnya yang selama ini Bian tidak pernah lihat dibawah sinar rembulan. Bian terkejut dan wajahnya sedikit memerah akibat pesona senyuman (y/n)

'Kau sangat bodoh Wujiu. Kau melewatkan hal terindah yang tak akan bisa kau temui lagi' batin Bian. Sungguh pria itu sangat menyayangkan Wujiu yang pergi meninggalkan mereka berdua, tetapi disaat yang sama Bian juga bersyukur karena tidak ada yang bisa melihat senyuman indah milik (y/n) selain dirinya

"..an.."

"..ian..."

"Bian...?? Kau baik-baik saja??" Bian tersadar ketika (y/n) menyentuh tangan pria tersebut

"A-ahh.. Maaf... Ayo kita kembali.. pasti semuanya sudah menunggu kita" (y/n) yang masih bingung pun akhirnya menyusul Bian yang sudah berjalan beberapa langkah didepannya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be Continued

May I Know You? [Wu Chang X Reader] Identity VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang