Holla !!
Balik lagi di lapak ZI(A)DIT 😊
Tapi Pencet 🌟 terlebih dahulu sebelum membaca ya 🥰 biar enak baca nya
Gak bayar kok, gratis 🤭
Eitsss
Komen 💬 nya juga jangan lupa 😉
Ini lembar baru, jadi ayo kita lihat berapa perolehan vote dan coment di sini ...
Plisss jangan ada yang SIDERSS! Cuma vote dan coment kalian yang bikin aku semangat 🥺
Oke lanjut!!
Happy reading!!
******
Zia menatap kesal ponsel nya yang sama sekali tidak ada notifikasi WA, SMS apalagi panggilan telfon dari seseorang yang sejak semalam terus menghantui pikiran nya.
"Arghh!! Kesel!!"
"Eh mau di apain?" Zian spontan menahan tangan kanan Zia yang terangkat. "Kak Zian tahu hp kamu emang udah retak yang kata nya jatuh di mall. Tapi jangan di lempar dulu, sebelum di beliin Daddy yang baru."
Zian menatap wajah adiknya yang nampak kesal sejak berangkat sekolah tadi. Hanya karna tidak ada telfon dan notifikasi WA dari sang kekasih---Adithya.
"Mungkin Adit nya lagi sibuk sayang."
"Iya, sibuk selingkuh dari Zia kali."
"Hus ngomong apa sih? Nanti kalau beneran gimana? Nangis-nangis lagi ke kak Zian."
"Kak Zian! Zia kesel." Zia mulai merengek di dalam rangkulan Zian. "Ini pasti gara-gara Kak Zio, kemarin ngajakin Kak Adit berantem pasti. Ihhh nyebelin banget sih."
Zian mengulum senyum nya mendengar gerutuan menggemaskan Zia. Seperti nya sekarang adalah saat yang tepat untuk nya memprovokasi Zia.
"Zio tu emang kayak gitu. Kak Zian aja seminggu satu kamar sama dia, masak di pukulin terus tauk! Mana tidur nya di lantai lagi."
"Serius?" Zia membulatkan mata nya. "Ya ampun kak Zian kasihan banget. Pasti tersiksa banget ya satu kamar sama kak Zio?
Zian mengangguk dengan wajah memelas, serta bibir yang di canikkan gemas. Untuk pelataran parkir SMA Atlantik masih sepi, jika tidak maka habis lah wibawa nya sebagai ketua OSIS. Tapi tidak apa-apa demi kembali mendapatkan kamarnya, dia harus mencuci sedikit otak polos adiknya ini.
"Iya tersiksa banget. Kak Zian udah gak kuat rasanya."
Zia menatap miris pada Zian. "Kak Zio jahat banget sih."
"Banget, Ya."
"Bagus lo ya, jelek-jelekin gue ke Zia."
Deg
Zian membulatkan mata nya ketika mendengar suara super dingin mencekam itu. Dia lantas saja menoleh dan mendapati tatapa datar milik Zio sudah menghujam nya. Bukan takut, hanya kaget.
Di belakang cowok itu juga ada Edo, Billy dan Arumi.
"Setan kalau di omongin emang langsung nongol. Nih contohnya."
Zio mendengus, dia menatap Zia yang menatap nya tajam. Memang dasar Ziam sialan. Bisa-bisa nya dia meracuni pikiran suci adik kesayangan nya ini.
"Kak Zio kok gitu sih sama kak Zian. Jahat tau gak." Zia melotot.
"Kamu percaya omongan dia?"
"Percaya dong! Kak Zio kan emang jahat."
"Oya?" Zio mendekat pada Zia, menatap gadis itu lekat. "Sekarang kak Zio tanya, siapa yang nemenin kamu tidur kalau kamu lagi takut hm? Siapa juga yang nemenin kamu belajar? Siapa yang paling sering nganterin kamu cek up? Siapa yang paling sering nurutin mau nya kamu,hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZI(A)DIT | (END) | Tersedia Di Google Playstore/Google Playbook
Teen Fiction(BUDAYAKAN FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!) Note: PART SUDAH TIDAK LENGKAP ******* Adithya Rivano Mahendra itu dingin, datar, tempramental dan kejam. Namun, semua sifat itu hilang jika sudah bersama Zia Alfera Queenida Bramasta. Gadis yang di klai...