Delapan Belas : Sisi Lain Adithya

5.9K 770 473
                                    

Hallo!!!

Assalamu'alaikum 🤗

Ada yang nungguin update nya gak nih? 😔

Gak terlalu lama kan ya aku ngegantung nya 🤭😂

Oke deh

Pencet 🌟 dulu ya sebelum baca!! Biar enak baca nya!

Yang blm vote part² sebelum nya. AYO VOTE DULU!!!

350 VOTE DAN 400 KOMEN FOR NEXT 🤭 BISA LAH YA ...  Sebenarnya bisa lebih dari itu, kalau kalian gak siders!!! 🥺

Biar cerita ini rame gitu ...

*******

Mobil Mercedes Benz itu melaju dengan kecepatan tinggi, membuat tangis Zia yang berada di dalam sana kian kencang. Dia berusaha berpegang pada bangku nya, dan berulang kali meminta Adit untuk memperlambat laju mobil tersebut. Namun, Adit justru semakin menaikkan kecepatan nya membuat tubuhnya kian bergetar ketakutan. Terlebih melihat bagaimana rahang kokoh Adit kian mengetat, dan cengkraman nya pada stir mobil semakin kuat hingga memerlihatkan urat-urat tangan nya. Sorot mata Adit tajam dan begitu memerah nyalang.

"Kak Adit---hiksss---Zia mohon hiksss pelankan mobilnya. Zia takut---hiksss---kak Adit hiksss---"

Jantung Zia berdetak cepat ketika menyadari bahwa jalanan yang Adit lewati ini bukan lah jalanan menuju kediaman keluarga Bramasta ataupun keluarga Mahendra. Jalanan yang dilewati begitu asing di mata Zia.

Dengan berurai air mata Zia menatap takut pada Adit, pegangan nya pada sabuk pengaman kian kencang. "Kak Adit kita mau kemana?"

Tidak ada respon.

"Kak Adit---Zia mohon jangan kayak gini. Zia minta maaf kalau Zia salah. Tapi---Kak Adit---hikss---" Zia semakin takut.

Tak lama, mobil itu berhenti di depan sebuah bangunan yang jika dari luar terlihat seperti rumah minimalis. Tubuh Zia semakin gemetar, melihat Adit yang turun tanpa suara dan berjalan memutar lalu membuka pintu mobil tempat nya duduk.

Seakan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Zia dengan tubuh gemetar, berusaha kabur melalui pintu kemudi. Namun, tangan kirinya sudah lebih dulu di tarik kasar oleh Adit. Membuat tangis nya semakin berubah histeris.

"Kak Zia mohon hikss---maafin Zia hikss---"

"Kak Adit sakitt---ampun Kak--- hikss---"

"Kak Adit sakitt---Zia mohon lepasin Zia---" Isak Zia histeris, berusaha memberontak. Justru tarikan Adit semakin cepat dan kasar, membuat tubuhnya berulang kali nyaris terjatuh.

Kak Zio tolong Zia. Daddy Zia takut hikss.

Isakan dan teriakan histeris Zia ternyata sampai ke telinga anggota AntraX yang ada di dalam sana. Ya, ini adalah markas utama AntraX. Bukan hanya ada anggota inti saja tapi juga ada anggota lain yang ikut kaget ketika melihat Adit masuk dengan wajah memerah dan mata yang begitu menyala tajam. Namun, gadis yang cowok itu tarik kasar hingga menangis histeris minta ampun lah yang membuat jantung mereka berdetak cepat.

"Zia!" Arumi dengan cepat menuruni tangga. "Dit apa yang lo lakukan? Lepasin Zia sekarang! Dia kesakitan Dit!"

"Kak Arumi tolong Zia----hikss---kak Arumi!!"

Mendengar tangis histeris Zia membuat suasana markas itu berubah tegang. Beberapa anggota berusaha melepaskan tarikan Adit dari Zia. Namun sekali lagi, cowok itu sudah di kuasai amarah yang sulit di redam.

ZI(A)DIT | (END) | Tersedia Di Google Playstore/Google PlaybookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang