VOTE 🌟DULU BARU BACA!!!
(HADIAH TAHUN BARU DARI AKU 😘)
******
Zia sudah di pindahkan ke ruangan rawat VVIP, yang khusus di peruntukkan pihak VelTan Hospital setiap kali Zia harus di opname. Ruangan rawat dengan fasilitas yang sangat lengkap itu berada di lantai 1 berdekatan dengan ruangan dr. Marvel. Bukan tanpa alasan, kondisi Zia yang kadang menurun drastis secara mendadak membuat Marvel selaku dokter harus selalu siaga. Menangani Zia jauh lebih sulit untuknya daripada pasien lain yang mempunyai penyakit lebih berat. Mengingat Zia adalah keponakan nya sendiri. Marvel ingin, Zia sembuh di tangan nya namun tidak untuk mati di tangan nya.
Adit memandangi Zia yang terbaring lemah di ranjang yang tidak jauh dari ranjang nya. Setelah cukup banyak paksaan akhirnya tubuh Adit menyerah juga, dia ikut terbaring lemah setelah Marvel mengeluarkan peluru di lengan kanan nya. Sempat kehilangan banyak darah dan tubuhnya drop, jadilah Adit harus di rawat intensif.
Dan di sinilah Adit sekarang, terbaring di ruangan yang sama dengan kekasihnya. Ya, Adit ingin di rawat jika itu bersama Zia. Adit ingin merasakan bagaimana sakit nya alat rumah sakit ini menusuk tubuhnya. Meskipun hanya ada selang infus di tangan nya. Sementara Zia. Entahlah, dada Adit tidak berhenti berdenyut sakit melihat begitu banyak nya alat rumah sakit di tubuh gadisnya.
Untuk kesekian kali nya Adit tidak bisa menahan air mata nya. Dia kembali menangis dalam diam. Pundak Adit bergetar hebat, tangan kanan nya yang baru mendapatkan beberapa jahitan di bagian lengan dia gunakan untuk mencengkram erat bed cover sebagai bentuk pelampiasan pedihnya. Pundak nya bergetar hebat, mati-matian menahan isakan pilu nya agar tidak mengganggu ketenangan gadisnya.
"Adit apa yang kamu lakukan?!"
Caca menjerit tertahan, melihat Adit mencengkram erat bed cover. Tanpa sadar jika darah kembali merembas dari lengan nya yang baru di jahit.
"Tanpa Zia Adit bukan apa-apa, Ma. Tanpa Zia Adit gak bisa bernapas, Ma." Caca tertegun mendengar suara bergetar Adit.
Mata Caca yang memanas mengikuti arah pandang putranya. Caca tahu, bagaimana pengaruh Zia sangat besar dalam hidup putranya. Bahkan Caca ingat, bagaimana Zia bisa dengan mudah menangkan Adit jika penyakit tempramental nya kambuh.
"Sesak, Ma. Tolong Adit, Ma hikss---Adit butuh Zia untuk bernapas." Isak Adit.
Hanya pelukan hangat lah yang dapat Caca berikan pada putranya. Batin nya juga menjerit pilu melihat kondisi Adit yang kacau seperti ini. Dia kecup puncak kepala Adit berulang kali, mengusap pundak kekar itu yang bergetar hebat di iringi isak tangis yang mulai teredam dalam dada nya.
"Zia tidak akan meninggalkan kita, sayang. Dia akan kembali kepada kamu." Bisik Caca.
Membiarkan Adit menangis dalam dekapan nya. Berharap setelah ini Adit bisa lebih tenang.
🔗🔗🔗🔗🔗
"Cira?"
Gadis itu mengusap pipi nya cepat. Kepala nya menoleh dan melihat sosok Kinal di belakang nya. Dia sedikit gelagapan dan berulang kali menarik napas nya saat tatapan datar Kinal seperti mengintimidasi nya.
"Lo, oke?" Tanya Kinal datar.
Apa Kinal bercanda? Jelas Cira tidak baik-baik saja. Sahabat nya kritis dan Adit---kakak nya juga tidak dalam kondisi baik-baik saja. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan perasaan Cira sekarang.
"Gue gak papa. Ini mau balik, bokap lagi ambil mobil." Jawab Cira, dia akan melangkah pergi saat lengan nya di tahan oleh Kinal.
Sorot mata Cira dan Kinal bertemu dalam kurun waktu yang cukup lama. Dari mata Cira, Kinal bisa melihat banyak hal. Dan pastinya salah satu nya kesedihan yang sangat dalam. Cira itu judes dan bermulut pedas, namun Kinal dan yang lain tahu bahwa di antara mereka semua Cira lah yang sangat menyayangi Zia. Dia selalu merasa Zia adalah bagian dalam keluarga Mahendra yang tidak akan bisa di hapus. Ya, karna Zia lah Adit tidak meninggalkan keluarga angkat nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZI(A)DIT | (END) | Tersedia Di Google Playstore/Google Playbook
Novela Juvenil(BUDAYAKAN FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!) Note: PART SUDAH TIDAK LENGKAP ******* Adithya Rivano Mahendra itu dingin, datar, tempramental dan kejam. Namun, semua sifat itu hilang jika sudah bersama Zia Alfera Queenida Bramasta. Gadis yang di klai...