Holla !!
Balik lagi di lapak ZI(A)DIT 😊
Tapi Pencet 🌟 terlebih dahulu sebelum membaca ya 🥰 biar enak baca nya
Gak bayar kok, gratis 🤭
Eitsss
Komen 💬 nya juga jangan lupa 😉
Ternyata masih banyak yang SIDERS YA! Gak tahu apa sih yang sebenarnya bikin kalian malas vote 🥺 yang vote gak sampai setengah aku lihat ...
Ya udah lah, bahas ini cuma bikin mood makin turun ...
Oke lanjut!!
Happy reading!!
******
"Pelan-pelan, sayang."
Zia melirik kesal pada Adit yang tangan kanan nya sedang dia obati. "Sakit kan? Maka nya jangan berantem."
Adit mengeratkan rengkuhan tangan kiri nya di pinggang Zia yang kini duduk menyamping di atas pangkuan nya. Karna hanya dengan begini dia bisa melihat wajah sang kekasih dengan dekat.
"Gak terlalu sakit sih. Kayak nya lebih sakit kehilangan kamu deh." Bisiknya, mendaratkan kecupan gemas di bibir Zia.
"Eheeemmm gue pikir yang di lapangan tadi tu udah bersambung. Tahu nya masih ada episode dua!"
Sindiran keras itu berasal dari Cira yang langsung mengundang kekehan yang lain. Ya iya lah, jika orang lain sudah di pastikan kepala nya di penggal oleh Adit.
"Ye kenape lu? Iri bilang bos!" Kekeh Kenzo, menoel dagu Cira.
"Idih ngapain gue iri sama pasangan alay! Nyelesaiin konflik rumah tangga di tengah lapangan! Norak!!" Teriak Cira cukup keras ke arah Adit dan Zia yang duduk tidak jauh dari posisi nya.
"Padahal tadi lo ikut mangap, goblok!" Sahut Dhanny.
"Khilaf!"
"Tenang aja Cira, ntar kita akan jadi pasangan teromantis tapi elegen." Edo menaik turunkan alis nya, menggoda Cira. Namun selang sedetik setelah nya, kepala nya sudah mendapatkan timpukan botol mineral dari Adit.
"Ck, apa sih Dit? Lo gak bisa apa lihat gue bahagia dikit gitu!" Kesalnya.
Adit menatap datar pada Edo. "Pindah!"
"Hah?" Edo menatap posisi duduknya yang memang berada dekat dengan Cira. Dia lantas menyengir. "Gak papa lah Dit, selagi lo menjaga queen Zia. Izinkan gue menjaga calon ibu dari anak-anak gue ini. Ya gak Cira?"
Cira hanya mengulas senyum kikuk nya ketika Edo menatap nya intens.
"Pindah! Atau gue yang mindahin lo?" Edo menelan saliva nya mendengar penekanan suara Adit.
"Iya iya! Posesif banget sih lo! Maruk tau gak! Sama Zia mau sama Cira juga mau!"
"Cira adiknya goblok!" Arumi mendorong kepala Edo yang berpindah duduk di samping nya.
"Habis ini mata lo bisa di colok beneran sama Adit tau gak!" Billy yang mengunyah makanan nya ikut bersuara, yang di balas dengusan oleh Edo.
Setelah drama korea cabang SMA Atlantik tadi berakhir. Anggota inti AntraX memutuskan menggusur semua penghuni kantin. Karna kantin siang ini hanya di khususkan untuk anggota inti AntraX beserta Zia dan teman-teman nya saja. Sebab belum ada satu pun dari mereka yang mengisi perut akibat drama percintaan Adit dan Zia tadi.
Adit kembali menatap Zia di atas pangkuan nya. Dia bisa melihat gadis itu tampak mengulum senyum. "Kenapa senyum?"
"Gak papa, emang gak boleh?" Zia menaikkan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZI(A)DIT | (END) | Tersedia Di Google Playstore/Google Playbook
Novela Juvenil(BUDAYAKAN FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!) Note: PART SUDAH TIDAK LENGKAP ******* Adithya Rivano Mahendra itu dingin, datar, tempramental dan kejam. Namun, semua sifat itu hilang jika sudah bersama Zia Alfera Queenida Bramasta. Gadis yang di klai...