Hollaa!!!
Apa kabar guys? Kuy absen dulu di sini 🤗
Pencet 🌟 dulu ya sebelum baca! Biar enak baca nya.
Oke, jika sudah ..
Ayo lanjut!!
Happy Reading!!!
******
"Daddy lupa ngasih tadi malam."
Zia menatap kotak yang Zico ulurkan pada nya. Di dalam kotak itu ada benda pipih berupa iphone keluaran terbaru. Dia beralih menatap Daddy nya. "Hp Zia masih bisa di pakai kok Dad."
Mobil pajero sport itu hening, Zia hanya diam menatap Zico yang mengeluarkan ponsel tersebut dari dalam kotak lalu memindahkan nya ke dalam ransel nya, tanpa sedikit pun bersuara. Apakah Daddy masih marah pada nya?
"Nanti pulang sekolah, kita cek up ya Dad."
Masih belum ada respon dari yang di ajak bicara. Zia menunduk menahan tangis, merasa bersalah karna sudah menolak bahkan mengucapkan kalimat kebencian pada Daddy nya semalam.
"Kamu mau ngelihat Daddy nangis?" Zia spontan mengangkat kepala nya, menggeleng memohon pada Zico. "Kalau gitu, kamu juga gak boleh nangis, hm?"
Zico membingkai wajah putrinya, menatap mata itu lekat dan begitu lembut. "Gak ada seorang ayah yang bisa marah sama anak nya. Apalagi anak perempuan kesayangan kayak gini, hm."
"Maafin Zia Daddy."
Di kecupnya puncak kepala Zia. "Sana masuk! Tuh lihat siapa yang udah nunggu." Membuat Zia menoleh ke luar jendela. "Jelek pacar kamu."
"Ihh Daddy." Zia seketika protes, yang terlihat menggemaskan di mata Zico. "Jangan gitu dong! Kak Adit tu ganteng tauk."
Putrinya telah kembali. Dan itu membuat Zico tersenyum mengusap puncak kepala Zia. "Iya deh. Tapi masih kerenan Daddy sih."
"Ihh Daddy kepedean. Tapi emang benar sih." Zia tersenyum mengamit lengan Zico dan bersandar di sana. "Daddy selalu jadi yang terkeren di hidup Zia. I love you Daddy. Zia sayang banget sama Daddy."
Itu bukan bualan semata. Bagi Zia, laki-laki paling hebat di hidupnya itu adalah Daddy nya sendiri Zico Bramasta. Mungkin tidak salah jika orang mengatakan bahwa anak perempuan akan lebih dekat pada ayah nya. Karna nyatanya itu benar, dari kecil Zia lebih dekat dengan Zico daripada ibunya---Zara.
Tapi bukan berarti Zia tidak menyayangi Zara. Rasa sayang nya pada Zara sama besarnya, untuknya Zara itu adalah ibu yang luar biasa.
Ck, Zia sangat menyayangi seluruh anggota keluarga nya.
Cup
Cup
Cup
"Daddy juga sayang kamu. Selalu, selama nya, hm."
Zia terkekeh ketika puncak kepala nya terus di kecup gemas oleh Zico. Dia mendongak dan mendaratkan kecupan di pipi kiri Daddy kesayangan nya itu.
"Zia masuk dulu ya Dad."
Untuk sesaat pria itu menatap punggung putrinya yang menjauh. Tampak berlari kecil dan menghambur ke dalam pelukan Adit yang bersandar di bemper mobil.
Tanpa sadar Zico mengulas senyum nya sebelum melajukan mobil meninggalkan area SMA Atlantik.
🔗🔗🔗🔗🔗
"Kak Adit!" Zia menghampur ke dalam pelukan Adit yang langsung saja di balas oleh siempunya.
"Kangen. Kamu kelamaan turun nya, Zia." Adit mengeratkan pelukan nya, mengecupi kepala Zia berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZI(A)DIT | (END) | Tersedia Di Google Playstore/Google Playbook
Teen Fiction(BUDAYAKAN FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!) Note: PART SUDAH TIDAK LENGKAP ******* Adithya Rivano Mahendra itu dingin, datar, tempramental dan kejam. Namun, semua sifat itu hilang jika sudah bersama Zia Alfera Queenida Bramasta. Gadis yang di klai...