Sembilan : Keluarga Mahendra

8K 882 177
                                    

Holla !!

Balik lagi di lapak ZI(A)DIT 😊

Apa kabar nih? Ayoklah, absen dulu di sini 🖐️

Pencet 🌟 terlebih dahulu sebelum membaca ya 🥰 biar enak baca nya

Gak bayar kok, gratis 🤭

Eitsss

Komen 💬 nya juga jangan lupa 😉

Usahakan jangan SIDERS YA!! Vote itu gampang kok, tinggal pencet bintang di sudut kiri. Udah selesai, gak makan waktu lama 🥺

Oke lanjut!!

Happy reading!!

******





"Tante Ca!! Zia di sini!!"

"Zia jangan lari! Ampun deh ni bocah."

Zia berlari memasuki rumah megah kediaman keluarga Mahendra, mengabaikan teriakan frustasi Cira. Dia menyelonong masuk begitu pintu di buka oleh salah satu pelayan.

"Zia, eh jangan lari-lari sayang. Astaga kamu gak lihat tuh Adit sama Cira nahan napas karna kamu lari-lari, hm." Zia terkekeh pelan di dalam pelukan Caca.

"Habis nya Zia kangen banget sama tante Ca, waktu peresmian resto Daddy kan kita ketemu cuma sebentar."

Caca tersenyum menatap anak sahabatnya itu. "Tante juga kangen sama kamu. Oya kamu tahu gak, tante habis masak loh khusus buat kamu."

"Serius?" Mata Zia membola lucu. "Tante kok tahu, Zia mau ke sini? Kata Kak Adit dia gak ngasih tahu tante."

"Tahu dong, kan insting seorang calon mertua."

"Uhukk---insting calon mertua dong. Anak nya pulang gak pernah tuh di instingin." Sindir Cira yang menghempaskan tubuh di sofa empuk ruangan tengah.

"Jangan mau Ya, makanan Mamu gak enak. Serius deh."

"Eh! Enak aja kamu! Makanan Mamu enak ya, jangan sembarangan kamu." Caca langsung bereaksi, yang di balas cibiran oleh Cira.

Sementara Adit yang melihat itu hanya mengulas senyum tipis, melihat interaksi cerewet Zia dengan Mamu nya belum di tambah Cira. Sudah deh, alamat rumah ini ramai dengan suara mereka.

Ya, Mamu adalah panggilan Adit dan Cira kepada Caca sejak kecil. Kalian tahu apa kepanjangan Mamu? Tepat sekali, Mama Muda begitu lah Caca ingin di panggil karna dia tidak pernah merasa tua. Ya tidak terlalu salah sih, karna di umur 39 tahun wanita itu masih terlihat sangat cantik dan kadang bertingkah lucu layak nya anak ABG. Satu lagi, makan masih menjadi hobi nya sampai sekarang. Maka nya nurun ke Cira yang perutnya udah kayak karet.

Walau Adit hanya lah anak angkat di keluarga Mahendra. Tapi percaya lah, rasa sayang nya pada keluarga ini melebihi apa pun. Khusus nya pada Cira adik perempuan nya serta Caca---ibu yang sudah membesarkan nya dengan penuh kasih sayang, layaknya anak kandung. Adit tidak pernah merasa kekurangan apa pun, walau terkadang ada sedikit rasa ingin di lahirkan dari rahim wanita itu. Dan menghapus status anak angkat di dirinya.

"Jangan iri Cira, tadi papa udah beliin kamu banyak cup cake. Ada di kamar kamu."

Pria 41 tahun yang tak lain adalah Renald Mahendra tampak menuruni tangga dengan pakaian santai nya.

"Papa!! Jangan di bilang sekarang. Tuh kan! Ntar di habisin Zia lagi." Cira melirik panik pada Zia yang melotot pada nya.

"Enak aja lo! Emang gue perut karet kayak lo!" Zia tidak terima. Lalu berjalan ke arah Renald dan menyalami calon papa mertua nya itu, eh.

ZI(A)DIT | (END) | Tersedia Di Google Playstore/Google PlaybookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang