𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 ¹⁰

1.2K 171 25
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote + comment ya! ✨🌼
____________________________________

























"Sungchan!" Panggil Winter saat dirinya sudah sampai di apartemen.

Winter memanggil nama Sungchan berulang kali, namun ia tidak kunjung mendapatkan sahutan darinya. Winter hanya takut kalau Sungchan pergi keluar apartemen tanpa dirinya dan kembali membuat ulah.

"Jung Sungchan---"

Langkah Winter terhenti tepat saat ia hendak memasuki kamarnya dan melihat Sungchan tengah berdiri di balkon apartemen, Sungchan tampak tengah memperhatikan gedung-gedung yang berdiri kokoh di samping gedung apartemen serta jalanan kota yang tampak ramai saat sore hari.

Tanpa pikir panjang Winter menghampiri Sungchan dan ikut bergabung dengannya untuk memperhatikan pemandangan yang disuguhkan saat dirinya berada di balkon apartemen tersebut.

"Cepat sekali kau sudah pulang? Kupikir kau akan pulang sampai malam." Sungchan sedikit terkejut saat menyadari kehadiran Winter tiba-tiba berdiri sejajar di sampingnya.

"Terserah aku ingin pulang cepat atau sampai malam." Balas Winter lantas menopang dagunya menggunakan tangannya yang bertumpu pada pembatas balkon.

"Kau tadi pergi untuk menemui siapa? Apa dia ada kaitan dengan keberadaan Yuri?" Tanya Sungchan.

"Eum, bukan, bukan siapa-siapa dia hanya teman kuliahku. Dia sama sekali tidak ada kaitannya dengan Yuri." Winter menggeleng-gelengkan kepalanya pada Sungchan.

"Hei! Kau habis menangis." Heboh Sungchan menunjuk wajah Winter yang masih tampak sembab.

Winter buru-buru memalingkan wajahnya, padahal disepanjang perjalanan menuju apartemen, Winter sudah berusaha menghilangkan matanya yang tampak sembab itu. Winter yang tidak membawa makeup untuk menutupi wajahnya yang sembab itu jadi ia terpaksa membiarkannya saja, Winter pikir itu akan hilang dengan cepat namun nyatanya masih terlihat sembab dan kedua bola mata serta hidungnya masih tampak sedikit memerah.

"Tidak, untuk apa aku menangis?" Elak Winter.

Sungchan menarik tubuh mungil Winter agar menghadapnya, ia memegang kedua bahu Winter dan tampak memperhatikan secara lekat-lekat wajah wanita yang ada di hadapannya itu dengan teliti.

"Kau bohong, aku tahu kau habis menangis." Sungchan menarik hidung Winter hingga membuat wanita itu meringis kesakitan.

"Sakit bodoh!" Winter menepis tangan Sungchan menjauh lalu meringis memegangi hidung kesayangannya tersebut.

"Apa yang terjadi? Kau kenapa menangis? Apa ada seseorang yang menyakitimu?" Tanya Sungchan masih memperhatikan wajah Winter dengan serius.

"Semuanya tidak ada yang baik-baik saja saat kau membawaku ikut bersamamu, Sungchan. Kau membuatku kembali menemui seseorang yang susah payah coba aku lupakan selama ini." Batin Winter, ia ingin sekali mengatakan itu pada pria yang kini tengah memperhatikan lekat wajahnya. Namun entah mengapa Winter tidak ingin masa lalunya itu diketahui oleh Sungchan yang statusnya adalah orang asing bagi Winter.

Sungchan menautkan alisnya heran karena Winter malah memilih untuk diam. "Aku bertanya apa yang terjadi padamu, Winter?"

"Mengapa kau bertanya, ini tidak ada kaitannya dengan masalahmu." Winter menyingkirkan tangan Sungchan pada bahunya lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam meninggalkan Sungchan.

"Kalau begitu jadikan aku sebagai tempat berbagi masalahmu, mungkin aku bisa membantu menyelesaikan masalah kecilmu itu." Winter terkekeh tanpa menoleh pada Sungchan. Masalah kecil pria itu bilang? Mungkin masalah kecil bagi Sungchan karena ini adalah masalah yang Winter hadapi.

Amor Fati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang