𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 ⁴²

1.1K 135 12
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote + comment ya! ✨🌼
___________________________________

  

    

     

 

 

 
*** Flashback

Jeno benar-benar merasa dilema, di sampingnya terdapat satu tas berisi pakaian dan keperluan Karina yang harus ia antar ke rumah sakit sekarang juga. Namun disisi lain tepat di tangan kanannya, Jeno memegang surat perceraiannya dengan Karina.

"Aku tidak ingin meninggalkan kalian." Lirih Jeno menatap nanar surat perceraian itu.

Jeno tidak pernah merasa sebahagia itu ketika melihat wajah sang putri yang berada di gendongan istrinya, Karina. Namun ketika ia mengingat kembali kesepakatan itu, seketika kebahagiaan langsung tersingkir jauh dan mendatangkan rasa dilema.

Memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dengan Karina atau tetap mempertahankannya, Jeno harus memilih salah satu dari dua pilihan itu sebagai jawaban finalnya saat ini.

Jeno meletakkan surat perceraian yang ada di tangannya ke atas nakas lalu mengeluarkan ponsel dari saku celana jeans-nya guna melakukan panggilan pada seseorang.

"Hallo?"

"Yeonjun?"

"Bukan, ini aku. Yeji."

Jeno terdiam beberapa saat untuk melihat layar ponselnya, benar dan tidak salah. Ia menelpon Yeonjun tapi mengapa Yeji yang mengangkatnya?

"Dimana dia?"

"Sedang pergi ke toilet."

"Kalian sedang pergi keluar?"

"Ya. Aku dan Yeonjun sedang berada di kafe yang sering kalian kunjungi."

"Bagaimana dengan kondisi kakimu, Yeji?"

"Berkat Yeonjun aku sudah bisa berjalan kembali dengan normal. Selama kau tidak ada di sampingku dia lah yang begitu telaten merawat dan membantuku untuk bisa berjalan kembali dengan normal, aku merasa lega jika ada dia."

"Maaf ya, Yeji."

"Hei, kenapa tiba-tiba kau meminta maaf padaku?"

"Maaf karena aku tidak pernah ada di sampingmu, maaf juga karena aku tidak bisa mencintaimu lagi. Aku senang kita berteman sejak kecil dan aku harap hubungan pertemanan kita ini tidak hancur sampai kapanpun. Aku akan selalu menyayangimu sebagai sahabat, Yeji."

"Jika kau memang benar menyayangiku sebagai sahabat, maka jangan ceraikan Karina. Aku ingin kau mempertahankan ikatan pernikahan kalian itu."

"Tapi, Yeji. Keputusan ini Karina lah yang membuatnya dan aku pun sepakat---"

"Sesekali kau harus bersikap egois, Jeno. Kau mencintainya bukan? Lalu untuk apa kau merasa ragu? Tunjukkan pada Karina rasa cintamu itu..."

"...Aku tahu Karina juga sangat mencintaimu, tapi sayangnya wanita itu merasa gengsi untuk menahan kau pergi."

"Apa benar begitu---"

"Yeonjun datang."

"Tapi, Yeji---"

"Aku tutup obrolan ini, kami harus pergi kencan ke tempat lain."

Amor Fati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang