𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 ³⁶

888 129 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote+ comment!✨🌼
___________________________________







  

    

  

Hari ini Yeji sudah diperbolehkan pulang oleh rumah sakit, meski kondisinya masih kurang memungkinkan untuk Yeji dapat berjalan dengan normal tetapi Yeji sudah sangat senang karena ia sudah mendapat izin untuk pulang.

Jeno dan Karina telah pergi ke Seoul pagi tadi, meninggalkan Yeji bersama Yeonjun.

Kini Yeonjun hanya melihat Yeji dari kejauhan, wanita itu tengah duduk di bangku taman tepatnya di halaman belakang rumah Jeno, wajahnya tidak menunjukan kalau ia tengah bersedih sekarang, Yeji bahkan terlihat tengah berusaha menggerak-gerakkan kakinya dengan perlahan kemudian tersenyum.

Yeonjun menjadi ikut tersenyum saat melihat wajah Yeji seperti itu, Yeonjun senang karena ternyata Yeji tidak bersedih ketika ditinggal pergi oleh Jeno ke Seoul bersama Karina.

Senyum hangat Yeonjun seketika memudar saat melihat Yeji perlahan bangun dari posisi duduknya, awalnya Yeji berdiri dibantu oleh alat bantu jalan itu, namun saat Yeji sudah berdiri dalam posisi tegap ia melepas alat bantu berjalan itu dan perlahan mulai melangkahkan kakinya.

"Ah! Untung saja ada aku, jika tidak kau bisa terjatuh tadi." Yeonjun dengan cekatan langsung berlari menghampiri Yeji saat tubuh wanita itu hampir saja terhuyung ke depan, Yeonjun menahan beban Yeji dari depan dengan melingkarkan tangannya di pinggang ramping wanita itu.

Yeji kaget bukan main saat kepalanya membentur dada Yeonjun, bahkan kini tangannya berpegangan pada kedua sisi bahu Yeonjun.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Yeonjun.

Yeji segera menjauhkan wajahnya dari wajah Yeonjun yang berjarak begitu dekat dengannya itu dan segera melepaskan cengkraman kedua tangannya yang ada pada bahu Yeonjun.

Menggelengkan kepalanya cepat untuk merespon, Yeji lalu dibantu oleh Yeonjun untuk duduk kembali. "Aku hanya ingin belajar berjalan." Ujar Yeji.

"Kan ada aku yang bisa membantumu, mengapa kau tidak bilang saja padaku? Kalau kau berlatih berjalan sendirian seperti tadi kan sangat berbahaya, coba kalau tidak ada aku? Kau bisa terjatuh tadi." Balas Yeonjun yang kini telah duduk di samping Yeji.

"Maafkan aku karena membuatmu khawatir." Yeji menundukkan sedikit kepalanya merasa bersalah, Yeonjun yang melihatnya pun menjadi tidak enak karena tanpa sengaja ia telah menceramahi Yeji.

"Sudah jangan seperti itu, kau membuatku seolah-olah memarahi kau saja." Yeonjun tertawa pelan lalu tangannya bergerak untuk mengelus puncak kepala Yeji.

Suasana kini menjadi canggung, Yeonjun sibuk mengelus-elus puncak kepala Yeji sedangkan Yeji sendiri sibuk dengan pikirannya, "Apa sangat lama?" Tanyanya.

"Tidak, semua hanya butuh proses. Percayalah padaku kalau kau akan kembali berjalan dengan normal lagi." Jawab Yeonjun, namun ternyata bukan jawaban itu yang Yeji harapkan dari Yeonjun.

Yeonjun menarik tangannya dari puncak kepala Yeji, "Tidak, bukan itu maksudku. Kapan Jeno akan kembali ke sini?" Tanya Yeji.

"Aku juga tidak tahu pasti kapan Jeno dan Karina akan kembali, kita doakan saja semoga Karina dan bayinya selamat saat persalinan nantinya." Jawab Yeonjun.

"Kau tahu, Yeonjun? Karina mengatakan padaku bahwa dia akan bercerai dengan Jeno setelah anak itu lahir." Mendengar itu Yeonjun mematung.

Merasa kalau Yeonjun hanya diam saja dan tidak menyahuti ucapannya, Yeji pun menoleh pada lelaki yang ada di sampingnya itu dengan tatapan heran.

Amor Fati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang