𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 ⁴⁵

1.6K 156 40
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote + comment ya! ✨🌼

Selamat membaca bagian Epilogue pada fanfiction ini ( ˘ ³˘)♥

Siapkan mental kalian🤙
___________________________________

 

 
  





      
    

Karina memang selalu terlihat cantik dalam balutan busana apapun ataupun memakai riasan wajah maupun tidak, ditambah kini di gendongnya ada cucu pertama keluarga Lee dan juga cucu pertama keluarga Kim.

Senyuman Jeno terus ia pancarkan saat melihat Karina menuruni satu persatu anak tangga untuk menghampirinya yang telah lama menunggu.

"Kalian sudah siap?" Tanya Jeno.

Karina tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, "Ayo, jangan sampai kita terlambat untuk menghadiri pernikahan Winter dan Sungchan." Sahutnya.

Jeno merengkuh bahu Karina lalu menuntunnya berjalan menuju keluar rumah kediaman keluarga Kim, namun baru beberapa langkah mereka berjalan beriringan, tiba-tiba saja Karina menghentikan langkahnya saat menyadari ada sesuatu yang kurang dari penampilan Jeno.

"Ada apa?" Tanya Jeno.

"Dimana dasimu? Apa kau lupa untuk mengenakannya?"

Jeno sontak memegangi lehernya lalu menepuk jidatnya pelan, "Astaga, aku lupa memakainya. Pantas saja aku merasakan seperti ada yang aneh dengan penampilanku." Jawabnya.

Karina hanya tersenyum simpul mendengarnya, semenjak Jimin hadir diantara mereka entah mengapa Jeno menjadi sosok yang lebih mempedulikan Jimin daripada dirinya sendiri. Pagi tadi sehabis mandi dan berpakaian Jeno langsung menggendong Jimin karena Karina juga harus bergegas bersiap-siap, jadi ia tidak sempat mempersiapkan dirinya dengan maksimal di depan cermin.

"Kau tampan, Jeno. Tidak ada yang aneh darimu." Puji Karina.

Jeno tertawa senang mendengarnya, jarang sekali mendengar Karina melontarkan pujian akan ketampanan yang Jeno miliki.

"Baiklah kalau begitu aku akan ke atas untuk mengambil dasiku, kau tunggu sebentar disini."

Dengan cepat Karina menahan lengan Jeno, "Biar aku saja yang mengambilnya di kamar, jika kau yang mencarinya pasti dasi itu tidak akan ketemu dan nanti malah akan memakan banyak waktu." Ujar Karina.

"Kau benar, kalau begitu biar aku yang menggendong Jimin dan kau pergilah ke kamar untuk menemukan dasi itu." Jeno mengambil putrinya dari gendongan Karina dan membiarkan Karina pergi ke kamar mereka untuk mencari dasi itu.

sesampainya di kamar Karina berdecak kesal, ia sudah mengelilingi ke setiap sudut kamar untuk mencari dasi itu namun ia tidak kunjung menemukannya. Padahal semalam Karina sudah mempersiapkan dengan baik apa yang akan dikenakan oleh Jeno untuk menghadiri pernikahan Winter dan Sungchan, namun entah kenapa Jeno lupa untuk mengenakan dasinya itu yang kini entah berada di mana.

Karina mencoba membuka satu persatu laci-laci yang ada di kamar, namun bukannya menemukan apa yang ia cari, Karina justru menemukan sobekan-sobekan kertas yang terdapat di dalam laci nakas samping tempat tidur.

"Mengapa Jeno menyobeknya?"

Surat perceraian. Mata Karina terbelalak hebat saat menyadari apa isi dari sobekan-sobekan kertas tersebut.

"Jika Jeno tidak ingin berpisah dariku, lalu kenapa dia tetap menyetujui kesepakatan yang aku buat." Ujarnya, tubuh Karina merosot ke bawah dan tangannya gemetar memegangi sobekan-sobekan kertas itu.

Amor Fati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang