𝓔𝓹𝓲𝓵𝓸𝓰𝓾𝓮

2.2K 162 61
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote + comment ya! ✨🌼

Selamat membaca bagian Epilogue 'sungguhan' pada fanfiction ini, ayo ramai-ramai ambil sendal kalian karena kita akan traveling menuju Epilogue.

Jadi sedih inget perjalanan dari Prologue sampai menuju Epilogue😭
___________________________________

  











 
 

 

 

 

"Appa, Eomma. Jimin ingin bertanya. Saat melihat foto-foto pernikahan kalian ini, mengapa wajah kalian terlihat tidak bahagia? Apakah kalian sedang bermusuhan waktu itu?" Tanya Jimin dengan polosnya seraya memandangi dengan heran foto-foto pernikahan Jeno dan Karina enam tahun lalu itu.

Jeno dan Karina saling tatap, mereka bingung sekaligus panik harus menjawab pertanyaan sang putri mulai dari mana, karena fakta sebenarnya adalah pernikahan itu terjadi karena sebuah kecelakaan yang mengharuskan mereka berdua untuk menikah, dan saat itu juga Jeno dan Karina belum saling mencintai jadi wajar saja bila mereka nampak terpaksa dan tertekan.

Karina membelalakkan matanya dan menunjuk dirinya sendiri, "Aku? Mengapa harus aku? Kenapa tidak kau saja yang jelaskan padanya?" Ujarnya kala mendapatkan kode dari Jeno untuk menjelaskannya pada Jimin.

Jimin yang berada di pangkuan Jeno menoleh pada Karina dan Jeno secara bergantian, menatap kedua orangtuanya itu dengan tatapan curiga.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jimin penasaran.

Jeno terkekeh dan mencubit pipi tembam Jimin dengan gemas, "Tidak, tidak ada, Jimin. Hanya saja waktu itu kami memang sedang tidak akur, coba saja kau lihat gaun yang di pakai oleh Eomma-mu itu." Jeno mengalihkan fokus Jimin untuk kembali menatap foto-foto pernikahan mereka lalu menunjuk sosok Karina didalam foto.

"Sebenarnya gaun yang dipakai oleh Eomma-mu ini Appa yang pilihkan, tapi sayangnya dia tidak menyukainya karena merasa kalau gaun itu sangat jelek." Cerita Jeno dengan mengarang sebisanya.

"Gaun yang di pakai Eomma ini terlihat indah kok." Komentar Jimin.

"Selera Eomma-mu itu memang aneh, jadi waktu itu Appa memaksa agar Eomma-mu mau memakai gaun indah itu dan karena hal itu Eomma-mu jadi marah dan bermusuhan dengan Appa." Timpal Jeno, lewat sudut matanya ia dapat melihat dengan jelas kalau Karina mendelik kesal padanya.

"Benarkah?" Tanya Jimin.

"Ya, itu benar." Jawab Jeno membenarkan kebohongannya itu.

Jimin sukses tertawa, "Kalian ini lucu sekali, hanya karena masalah gaun foto-foto sewaktu pernikahan kalian hasilnya jadi terlihat seperti bermusuhan." Ujarnya.

Jimin beranjak bangkit dan menyingkir dari pangkuan Jeno lalu menatap Jeno dan Karina dengan tersenyum lebar.

"Tapi tidak masalah, hari ini kalian harus bersenang-senang untuk merayakan hari jadi pernikahan kalian yang ke enam tahun, dan Jimin ingin kalau Appa dan Eomma mengambil banyak foto yang wajahnya terlihat bahagia!" Ujarnya lalu memeluk Jeno dan Karina.

Bahagia. Jeno dan Karina benar-benar merasa bahagia bisa memiliki Jimin di dalam hidup mereka yang membuat keluarga mereka semakin lengkap dan berwarna, Jimin telah tumbuh menjadi gadis cilik yang pintar, menggemaskan, banyak bicara, dan menjadi kesayangan banyak orang karena tingkahnya.

Amor Fati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang