Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan vote + comment ya!
(Jika berkenan)
____________________________________
Setelah masuk ke dalam apartemen dan saling bertukar ponsel mereka yang secara kebetulan sama, Winter melipat kedua tangannya menatap Sungchan yang kini sedang berjalan menjauhinya menuju ruang tengah.
"Apa sih yang kau lakukan hingga sampai babak belur seperti itu?" Tanya Winter dengan nada kesal.
"Aku tidak ingin punya masalah dengan Negara ini gara-gara ulahmu itu, lupakan saja keinginanmu itu untuk menemukan Yuri dan ayo kita pulang saja ke Korea Selatan." Sungchan menghentikan langkahnya lalu menghampiri Winter.
"Kita tidak akan kembali ke Korea Selatan sebelum kita menemukan keberadaan Yuri, kau akan terus bersamaku."
"Tapi apa yang kau dapatkan dari mencari Yuri, Sungchan? Dia sudah tidak ingin bersamamu lagi, dan ya! Sudah berapa tempat yang kita cari untuk menemukan keberadaan Yuri di sana? Tapi apa hasilnya? Nihil! Lupakan saja impian konyolmu itu untuk bisa kembali bersama Yuri, sadarlah karena kau mencarinya hanya untuk memenuhi nafsumu saja."
"Aku tidak peduli."
Sungchan melepas jaketnya dan meninggalkan Winter dengan amarah yang belum mereda, Sungchan memilih merebahkan diri di sofa panjang di depan televisi dan tidak lama ia pun memejamkan kedua matanya.
Winter berjalan masuk ke dalam kamar Sungchan yang kini ia tempati dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal, menutup daun pintu keras-keras hingga membuat Sungchan kembali membuka matanya karena terkejut.
Selama mereka berdua tinggal di dalam satu apartemen, Winter tidur di kamar Sungchan karena apartemen tersebut hanya memiliki satu kamar sedangkan Sungchan sendiri tidur di sofa panjang yang ada di depan televisi.
Keduanya tidak memiliki percakapan panjang selama tinggal bersama, sejak kemarin mereka terus mencari keberadaan Yuri dengan mengunjungi tempat-tempat yang menjadi lokasi pengambilan foto Yuri yang ia unggah pada akun sosial medianya beberapa hari sebelum hilang dan tidak bisa dihubungi oleh Sungchan juga Winter.
Namun nyatanya semua usaha yang dilakukan Sungchan dan Winter tidak memberikan hasil apapun, Sungchan maupun Winter tetap tidak kunjung menemukan keberadaan Yuri, wanita itu seakan hilang ditelan oleh bumi.
Masih berusaha meredakan emosi, Winter duduk ditepi ranjang dengan kedua telapak tangan mengepal kuat.
Ddrrrt... drrrt..
Tanpa berlama-lama Winter langsung mengecek pesan masuk pada ponsel yang ada pada genggaman tangannya itu, dan Winter sangat terkejut saat membaca siapa nama pengirim pesan itu.
Jo Yuri
|Jangan cari dan berusaha untuk menemui aku lagi, Winter. Jangan bilang pada Sungchan kalau aku pergi ke Jepang untuk menyembuhkan penyakit ku.|
|Aku sakit Winter|
Winter membaca pesan tersebut dengan mata terbelalak karena terkejut. Pesan yang ia kirim pada Yuri sejak kemarin-kemarin baru wanita itu balas hari ini.
Jo Yuri
|Dimana kau sekarang?|
|JCHO Tokyo Takanawa Hospital|
|Apa yang harus aku katakan pada Sungchan mengenai dirimu?|
Beberapa menit Winter menunggu, pesan yang ia kirim pada Yuri tak kunjung mendapat balasan. Hingga ia memutuskan untuk keluar kamar melihat keadaan Sungchan, karena Winter lihat Sungchan sempat meringis kesakitan akan luka di wajahnya.
Jujur saja Winter merasa kasihan saat melihat Sungchan begitu keras kepala untuk tetap mencari keberadaan Yuri di Jepang. Apa daya Winter, sekarang ia tahu dimana keberadaan Yuri, namun ia juga yang harus merahasiakan keberadaan Yuri dari Sungchan.
Winter mendekati Sungchan yang sudah terlelap, ia sedikit memajukan tubuhnya untuk menatap lebih dekat wajah Sungchan yang di penuhi luka dan lebam di sana sini. Baiklah, Winter mengakui bahwa ketampanan pria yang kini tengah memejamkan matanya itu tidak main-main, tanpa sadar sudut bibir Winter terangkat membentuk sebuah senyuman tipis saat mengagumi ketampanan yang Sungchan miliki.
"Wajahnya terlihat sangat damai saat tidur, tapi kenapa saat dia membuka matanya dia tampak seperti pria yang amat brengsek? Ckckck." Batin Winter, tangannya terangkat dan menyentuh sudut bibir Sungchan yang mengeluarkan darah itu.
"Apa yang ingin kau lakukan?" Suara berat diikuti kedua kelopak mata Sungchan yang terbuka membuat Winter terkejut bukan main hingga refleks ia menjauhkan tangannya dari wajah Sungchan dan sukses terjungkal ke belakang.
"Kau membuatku terkejut!" Protes Winter.
Sungchan bangun dari posisi tidurnya dan menatap Winter yang kini terduduk dilantai berlapiskan karpet tebal, wanita itu menatap ke bawah dan tampak sedang menyembunyikan rona merah pada pipinya.
"A-aku h-hanya memastikan kau sudah tidur atau belum, dan lukamu.." Ucap Winter cepat sembari melirik Sungchan lewat sudut matanya.
"Benarkah? Tapi kau tampak seperti ingin memangsa aku dengan seringai di bibirmu tadi. Apa kau lapar sampai ingin memakan aku?" Sungchan terkekeh.
"Haish!!! Kau bodoh Winter, sudah tahu tertangkap basah masih ingin mengelak." Gerutu Winter.
Pipi tembam Winter semakin memerah dan ingin meledak rasanya, ia menutupi rona merah pada pipinya itu dengan rambutnya, ia pun segera bangkit dari posisi terjungkalnya dan berjalan cepat menuju kamar.
Sungchan yang melihat tingkah aneh Winter hanya tersenyum tipis hampir tidak terlihat di bibirnya, dan setelah pintu kamar Winter tertutup barulah Sungchan kembali merebahkan badannya.
Didalam kamar Winter meringkuk di ranjang dan merutuki dirinya sendiri karena tingkahnya itu sangat kelewat batas aneh, ia memukul-mukul kepalanya sendiri seperti orang setres karena merasa malu.
"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Apa sih yang kau lakukan tadi Kim Winter?! Kau mempermalukan harga dirimu sendiri didepan pria brengsek itu."
Brengsek namun tampan itulah Sungchan.
____________________ TBC
Mungkin kalo aku jadi Winter udah pingsan ngeliat ketampanan Sungchan deket banget gitu😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Fati ✓
FanficTakdir adalah salah satu misteri hidup yang sulit untuk dipecahkan, tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Manusia hanya bisa merencanakan dan memprediksi, yang belum tentu tahu akan kebenarannya. Main cast : •...