Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote + comment ya! ✨🌼
___________________________________
"Winter, ada seseorang yang menunggu di depan ruanganmu." Winter yang tengah berkutat dengan pekerjaannya menoleh pada Heejin yang baru saja memasuki ruangannya, sebelumnya Heejin telah mengetuk pintu terlebih dahulu untuk meminta izin masuk.
"Siapa?" Tanya Winter.
"Dia tidak mau memberitahukan namanya, tapi pria itu bilang kalau kau sangat mengenalnya." Jawab Heejin.
Winter menautkan alisnya heran, perasaan mulai tidak enak. "Seorang pria? Aku sangat mengenalnya?"
"Maaf, aku kurang tahu."
"Baiklah, tolong suruh dia untuk masuk saja. Mungkin dia ada perlu penting denganku." Suruh Winter.
Heejin mengangguk paham lalu saat ia beranjak mundur dengan cepat Winter menahannya untuk pergi, "Tunggu, Heejin. Bagaimana kondisimu sekarang?" Tanya Winter.
"Seperti yang kau lihat sekarang, Winter. Aku baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Jawab Heejin yang lalu tersenyum.
Mendengar itu Winter menjadi lega, kondisi Heejin memang terlihat lebih membaik seperti yang dilihatnya sekarang tapi tetap saja Winter harus bertanya untuk memastikannya. "Baiklah, kau boleh pergi."
Winter melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, waktu sudah menunjukan kalau saat ini Winter harus pulang. Namun, Winter terpaksa menunda kepulangannya karena ia ingin menyelesaikan terlebih dahulu tumpukan berkas-berkas yang harus ia periksa dan ditandatangani.
"Kau?!" Mata Winter melebar saat melihat sosok pria berperawakan tinggi itu melangkah masuk ke dalam ruangannya.
"Jaemin menyuruhku untuk menjemputmu." Ujar Sungchan.
"Lagi?" Tanya Winter tak percaya.
Sungchan menganggukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya secara pasti menghampiri Winter lantas ia duduk di kursi kosong yang berada di hadapan Winter.
"Aku tidak percaya kalau ternyata kau menjadi pemimpin perusahaan di usia yang masih dibilang cukup muda." Ujar Sungchan, menopang dagunya dan memperhatikan apa yang tengah Winter lakukan.
Winter enggan menggubris Sungchan, Winter hanya ingin mempercepat apa yang tengah di kerjakan olehnya sekarang agar ia bisa terhindar dari Sungchan yang tanpa lelah terus memperhatikannya dengan tatapan mata seperti itu.
"Kau tidak mengalami banyak perubahan." Sungchan membentuk sebuah senyuman tipis yang hampir tidak terlihat, entah kenapa kali ini ia terlihat senang karena mendapat tontonan yang lebih menarik daripada berbagai macam aplikasi hiburan yang ada di ponselnya.
"Apa maksudmu?" Winter menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga tanpa berani mendongakkan kepalanya untuk melihat ke arah Sungchan, Winter berusaha keras agar tidak terlihat gugup.
"Tidak ada." Jawab Sungchan lalu memundurkan tubuhnya untuk bersandar, mengalihkan fokusnya pada objek yang ada di sekelilingnya.
"Sepertinya kau sangat mencintai dunia bisnis, tidak sepertiku."
Masih dengan sibuk meneliti dan menandatangani berkas-berkas, sepertinya Winter sudah gagal fokus karena mendengar ucapan Sungchan barusan.
"Ingin merekomendasikan tempat makan yang enak?" Tanya Sungchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Fati ✓
FanficTakdir adalah salah satu misteri hidup yang sulit untuk dipecahkan, tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Manusia hanya bisa merencanakan dan memprediksi, yang belum tentu tahu akan kebenarannya. Main cast : •...