𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 ¹⁷

1K 153 43
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote + comment ya! ✨🌼
_______________________________

     
  
  
  

  
  
  

   
 
    
  

 
   
    

"Aku berharap kita menikah, mempunyai anak dan hidup bahagia bersama selama-lamanya."

Yeji tidak kunjung berhenti menangis, bahkan badan Nyonya Lee rasanya seperti remuk akibat pelukan erat Yeji saat ia mengetahui fakta mengejutkan mengenai pernikahan Jeno dan Karina.

"Aku benar-benar minta maaf, Yeji. Aku tidak tahu bahwa kau sama berharapnya denganku, tapi.. semuanya telah terjadi." Ujar Jeno memijat pelipisnya yang mulai terasa berdenyut.

"Astaga, akting wanita itu..." Karina yang berada di dapur melirik sekilas ke arah Yeji yang ada di ruang tengah bersama Jeno dan Nyonya Lee, setelah melirik sekilas Karina lantas merotasikan bola matanya dan kembali fokus pada kegiatannya.

Karina sebenarnya tidak ingin mempedulikan kedatangan Yeji di rumah, namun berhubung Yeji adalah tamu mau tak mau Karina harus membuatkan minuman untuk sekedar menyambut kedatangannya.

"Apa kau lupa dengan janji-janjimu dulu? Hanya aku yang kau cintai dan hanya kau yang aku cintai, tapi kenapa kau menikah dengan wanita itu? Bahkan kini dia tengah mengandung anakmu. Aku sangat kecewa, Jeno."

Karina kembali melirik ke arah Yeji kala mendengar wanita itu kembali berbicara seraya menangis, jujur saja Karina mereka sedikit kesal saat Yeji terus menyinggung Karina karena telah menghancurkan janji yang telah dibuat Jeno untuk Yeji.

"Ini terlalu rumit untuk aku jelaskan, Yeji. Sungguh, aku tidak bermaksud ingkar janji padamu." Balas Jeno.

"Tapi apa? Ketika aku kembali untuk menagih janjimu itu ternyata kau telah menikah dan akan menjadi seorang Appa." Yeji kembali membenamkan wajahnya didalam pelukan Nyonya Lee.

Jeno semakin bingung harus berbuat apa pada Yeji agar ia bisa menghentikan kesedihannya karena memang benar semua ini adalah salah Jeno, namun saat ia melihat Yeji menangis seperti itu membuatnya ingin memeluk wanita itu untuk menenangkannya. Tapi disisi lain Jeno juga memikirkan keberadaan Karina.

"Kau tidak perlu merasa khawatir, Yeji. Meski Jeno telah menikah dengan Karina tapi dia akan tetap menyayangimu seperti adiknya dan Eomma sendiri pun akan selalu menyayangimu layaknya kau adalah putri Eomma." Timpal Nyonya Lee, mengusap-usap punggung Yeji agar membuatnya tidak menangis lagi.

"Kau sudah sangat lama memanggil ku dengan sebutan Eomma, jadi tidak ada yang berubah disini."

Yeji menarik dirinya lalu menoleh pada Jeno yang duduk di hadapannya, "Benarkah? Apa Jeno tetap menyayangiku?" Tanyanya.

Jeno mengangguk mengiyakan lalu tersenyum, "Kalau begitu kenapa kau tidak memelukku sebagai ucapan selamat datang di rumah ini, Jeno." Yeji beranjak dari posisinya lalu duduk di samping Jeno dan langsung memeluknya erat.

Awalnya Jeno tersentak kaget mendapat perlakuan mengejutkan itu dari Yeji, ia menjadi bingung harus membalas pelukan wanita itu atau tidak. Jika ia tidak membalas pelukan itu pasti Yeji akan kembali bersedih dan pada akhirnya Jeno membalas pelukan itu atas persetujuan Nyong Lee.

"I-iya, aku selalu menyayangimu. Maaf karena aku tidak bisa menepati janjiku itu." Sahut Jeno.

Berjalan menghampiri mereka diruang tengah dengan membawa nampan berisi minuman untuk menyambut kedatangan Yeji sebenarnya adalah hal yang mudah untuk dilakukan, namun sayangnya hal itu kini menjadi sulit untuk dilakukan oleh Karina.

Amor Fati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang