Di pagi hari yang cerah sekitar pukul sembilan Haruto duduk di kursinya dan melihat ke arah lapangan yang menampakkan Nara yang berdiri dengan bola di tangannya dan raut muka yang tampak pucat.
"Pak saya ijin ke kamar mandi," Ucap Haruto sembari mengangkat tangannya.
"Iya silahkan."
Haruto segera keluar kelasnya berlari melewati koridor, dan anak tangga. Bukannya pergi ke arah kamar mandi terdekat dia malah pergi ke lapangan futsal yang berada di sebelah belakang gedung sekolah, dan dapat di lihat dari kelas Haruto dengan pengelihatan yang tajam.
Di tempat lain Nara dan teman cewek sekelasnya berlatih futsal, sedangkan yang cowok sibuk bermain voli. Sedangkan guru olahraga sibuk mencari daftar absen di ruang guru.
Jiyoon berlari mendekati Nara dan bertanya, "Ra kamu nggak papa kan?"
Nara menggeleng, "Enggak." Jawabnya walaupun bibirnya sangat pucat dan matanya tidak bersinar seperti biasanya.
"Kalau capek lo duduk aja," Suruh Jiheon.
Nara duduk di pinggir lapangan dan tiba-tiba dia pingsan, Jiheon dan Jiyoon pun panik. Doyoung yang ingin memasing bola segera membuang bolanya di arah sembarangan dan berlari ke tempat Nara.
Doyoung segera mengecek keadaan Nara dan mengendong Nara pergi ke UKS sedangkan Haruto dan Yuna ikut berlari membuntuti Doyoung.
Teman-teman sekelas mereka ribut bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
Doyoung langsung membaringkan Nara di kasur UKS dan memanggil penjaga UKS untuk mengecek keadaannya.
"Gimana pak?" Tanya Doyoung, Haruto dan Yuna datang dengan nafas tersengal-sengal.
Penjaga UKS langsung mengecek suhu badan Nara yang panas dengan menggunakan tangannya. "Nggak usah khawatir dia cuman kecapekan kalian pergi ke kelas, jangan bergerombol di depan orang pingsan tunggu aja satu jam lagi pasti sadar." Balas Koo June.
Haruto melihat wajah Nara dengan khawatir dan segera pergi.
"Iya pak," jawab Doyoung dengan nada yang rendah.
"Ya udah young, nggak usah khawatir gue tau Nara kayak apa kita balik ke lapangan." Ajak Yuna, Doyoung dan Yuna pun kembali ke lapangan.
Haruto berjalan dengan pelan saat menaiki anak tanggapun dia terlihat sangat lemas, pikirannya masih di letakan di samping Nara.
Bel berbunyi menandakan jam istirahat, Haruto membuka pintu kelasnya. Beberapa teman satu kelasnya menabrak tubuhnya tapi dia pasrah.
"Habis dari kamar mandi lemes amat, kek mabok Soju dua gelas." Ucap Jeongwoo, Haruto duduk di kursinya dan tidak mendengarkan ucapan Jeongwoo.
"Emang lo pernah mabok wo?" Tanya kangmin selaku ketua kelas yang sedang menata buku yang ada di meja guru.
"Enggak" jawab Jeongwoo dengan polosnya.
"Ya udah gue pamit ke ruang guru." Pamit kangmin sambil membawa tumpukan buku, dan kelas hanya tersisa Haruto dan Jeongwoo.
"Woo kalau gue suka sama seseorang menurut lo gimana?" Tanya Haruto.
"Selagi si cewek nggak lo sakitin lagi sih nggak papa, dan yang lo cintai adalah cewek yang bener-bener udah lo kenal." Jawab Jeongwoo yang tidak ingin Haruto mengulangi pengalamannya yang kemarin.
"Tapi gue harus gimana, gue punya saingan berat."
"Kalau lo bener-bener cinta, lo harus bener-bener perjuangin mulai dari sekarang." Balas Jeongwoo dengan semangat menggelora.
"Oke makasih, gue pergi duluan." Pamit Haruto.
"Lah gue gimana?" tanya Jeongwoo.
"Lo susul aja si kangmin," balas Haruto yang sudah di depan pintu.
............
"Lo kok bisa sampai kek gini sih?" Tanya Doyoung yang duduk di kursi depan kasur, Nara mencoba duduk pelan-pelan.
"Jujur gue dalam beberapa bulan ini kurang tidur buat latihan sesuatu," jawabnya pelan.
"Harusnya lo juga nggak paksain diri, gue khawatir banget sama lo." Kata Doyoung tapi Nara hanya diam.
"Ya udah lo tidur aja!" Suruh Doyoung sambil menyelimuti Nara, Nafa mencoba memejamkan matanya tapi tidak bisa tidur akhirnya mereka saling diam beberapa menit.
"Ra gue mau ngomong sesuatu sama lo." Lirih Doyoung, Nara menoleh tapi masih diam.
"Gue tau ini bukan waktu yang tepat, tapi gue udah pendam ini lama."
Haruto berdiri di depan pintu yang terbuka sedikit dia tidak berani untuk masuk, dia tau bakal terjadi sesuatu setelah ini.
"Sebenarnya gue suka sama lo, gue harap lo juga begitu." Ucap Doyoung sambil menggenggam satu tangan Nara dengan hangat, di balik pintu hati Haruto seperti tersayat dia hanya bisa berdoa semoga nasib berpihak kepadanya. Nara diam memandang Doyoung.
Haruto berbalik badan tapi ada Yuna yang berdiri di belakangnya dengan raut wajah yang sedih dan kecewa. Yuna ingin membuka pintunya lebar tapi di tahan oleh Haruto, Yuna ingin berteriak tapi mulutnya di bungkam. Akhirnya Haruto menyeret Yuna pergi ke tempat yang sepi.
"Ngapain sih lo ganggu aja," Kata Yuna emosi.
"Nggak usah ikut campur urusan mereka," suruh Haruto.
"Terus gue mau nanya apa tujuan lo nguping tadi?" Tanya Yuna, Haruto diam.
"Gue tau sebenernya lo suka sama Nara kan, nggak usah lo sembunyiin dari tingkah lo aja udah jelas." Tambah Yuna.
"Iya, lo suka sama Doyoung kan?" Tanya Haruto.
"Iya emang gimana, gue nggak suka mereka bareng apalagi mereka pacaran hati gue sakit." Balas Yuna frustasi.
"Nggak usah gegabah," Suruh Haruto.
"Asal lo tau ya gue bertindak begini karena gue nggak mau pertemanan kita hancur hanya gara-gara cinta, gue beda sama lo." Kata Haruto.
"Terserah lo mau ngomong apa, kalau mereka pacaran apapun bisa gue lakuin." Setelah berkata seperti itu Yuna pergi sedangkan Haruto masih berdiri membuang nafas kasar dan memijat pelipisnya dengan satu tangan.
Flashback
"Sebenarnya gue suka sama lo, gue harap lo juga begitu." Ucap Doyoung sambil menggenggam satu tangan Nara dengan hangat, Nara diam memandang Haruto.
"Maaf gue nggak bisa, ada seseorang yang suka sama lo. Selama ini gue cuman anggap lo temen bukan lebih." Jawab Nara sambil melepaskan tangan Doyoung tapi Doyoung tidak mau, Doyoung juga tidak percaya.
"Tapi gue anggap lo lebih, coba lo sekali saja anggap gue seorang cowok."
"Young gue nggak bisa, dan kemungkinan sangat kecil gue bareng sama lo terus." Jawab Nara.
Doyoung melepas tangannya dan berdiri, "Gue bakal cari cara apapun biar lo bisa bales cinta gue ke elo."
TBC.
Hai readers, maaf ya kalau kurang seru, soalnya authornya ketik sambil ngantuk padahal masih jam setengah 9 malem, efek habis minum obat kali ya, tapi author moodnya kalau malem sih, soalnya kalau siang sibuk urusin kerjaan rumah kalau enggak ya daring.😂
Kalau ada typo atau ada yang ganjil jangan sungkan kasih tau ya, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Itu?
Teen Fiction"Lo nggak bakal ngerti tentang gue!" -Watanabe Haruto. Seorang ketua OSIS Choi Nara terpaksa berurusan dengan masalah yang di buat oleh siswa bernama Haruto, yang terkenal dengan kenakalan nya. --- Tidak hanya berkisah tentang cinta namun menggamba...