🌻Approval

1.9K 263 15
                                    

"Cintaku tak pernah memandang siapa kamu, tak pernah menginginkan kamu lebih dari apa adanya dirimu selalu. Cintaku terasa sempurna kar'na hatimu, s'lalu menerima kekuranganku. Sungguh indah cintaku." Doyoung tak henti-hentinya bernyanyi sendiri dengan keras di pojok kelas paling belakang dengan gitar yang dia pinjam dari ruang musik saat jam istirahat pertama.

"Wah boleh juga ternyata suara lo young!" Yuna memuji dia duduk di kursi tengah miliknya bersama Nara.

Jantung Yuna berdebat sangat kencang ketika Doyoung menyanyikan beberapa lagu romantis.

Dan kebetulan sekarang jam kosong jadi bebas bermain, saat Doyoung asyik bermain gitar sambil bernyanyi Seketika semua pandangan para gadis tertuju pada Doyoung. Dalam hati mereka terus memuja ketampanan dan kepiawaian Doyoung dalam bermain musik.

"Iya dong" Doyoung bangga.

"Gue kan penyanyi," Tambahnya.

"Penyanyi dari Bojong gede!" Youngtae sambil tertawa, tapi Doyoung tidak menghiraukannya.

"Ra" Panggil Doyoung.

"Emm" jawab Nara yang sedang membaca kamus bahasa Inggris dan segera menoleh, Yuna merasa iri dalam hati.

"Mau request enggak?" tanya Doyoung.

"Apa ya?" Nara berfikir.

"Cek cek" Speaker yang ada di atas seluruh pintu kelas berbunyi.

Semua siswa langsung menghadap ke depan dan mendengarkan nya baik-baik, biasanya speaker di gunakan untuk menyampaikan pengumuman secara mendadak.

"Selamat siang" Sapa seseorang guru perempuan yang suaranya bersumber dari speaker.

"Siang Bu" jawab serentak.

"Siswi bernama Choi Nara kelas 12 MIPA 1 di mohon untuk segera hadir di ruang kepala sekolah."

Kelas Nara pun langsung ribut, "Wah di suruh ngapain nih." Ucap salah satu dari teman kelas Nara.

"Ada apa Ra?" Tanya Jiheon kepo.

"Gue nggak tau nih," jawab Nara dan langsung pergi ke ruang kepala sekolah.

Doyoung meletakkan gitarnya di pojok kelas dan kembali duduk di kursinya.

..........

"Orang tua mu masih mengijinkan kan?" Tanya Yang Hyunsuk atau biasa di panggil Pak Yanto.

Nara yang duduk di kursi depan kepala sekolah langsung menjawab. "Iya, tapi pak bukanya saya mau lancang. Tapi kenapa bapak tanya ke orang tua saya dulu waktu itu, bahkan orang tua saya tidak memberitahu saya sebelumnya."

"Tujuan bapak memberitahu orang tua kamu karena bapak meminta persetujuan, soal orang tua mu tidak memberi tahu mungkin orang tua mu sedang ragu." Jawab Pak Yanto.

"Jadi gimana, apakah sudah ditandatangani?" tanya Pak Yanto.

"Sudah pak" Nara memberikan kertas berwarna biru.

"Sebenarnya kamu tidak bisa langsung di terima, tapi butuh seleksi dan kamu harus belajar lebih giat lagi. Tapi bapak yakin Nara pasti bisa, mulai dari besok saya akan mengatur jadwal lesmu." Jelas pak Yanto dan Nara mengangguk.

Haruto Itu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang