Nara memarkirkan motornya di tempat parkir biasa. Dia segera melepas helm yang dia pakai, mencabut kunci motor, dan bergegas menuju gerbang.
"Nara, jan cepet-cepet dong jalannya." Teriak seseorang di belakang.
Nara berhenti dan menghadap ke belakang, "Yuna?"
"Bukannya udah jam 7."
"Jam 7 apannya, sekarang jam setengah 7 kali." Cetus Yuna.
Nara kembali mengecek jam tangannya. "Njir jam gue mati, mana lupa nggak bawa hp lagi." Umpatnya.
Yuna terkekeh dengan kecerobohan Nara, "Ya udah santai aja." Merekapun berjalan berdampingan.
"Pantesan parkiran masih sepi."
Nara menghirup udara segar pagi itu, dengan santai dia melewati pohon-pohon yang rindang.
"Nara, sebenernya kemarin lo nggak ada salah kok cuman gue yang terlalu berfikir negatif tentang lo, maafin gue." Yuna mengatakannya sambil menunduk karena dia sangat malu dengan apa yang dia perbuat kemarin.
"Iya nggak papa, ini kan hari Jumat jangan murung. Tersenyumlah yang lebar nanti tiba-tiba udah jam pulang."
"Wih dah baikan nih." Kata Doyoung yang tiba-tiba muncul dari belakang, Nara dan Yuna diam tidak menggubris.
"Gue belum sarapan." Gumam Nara yang merasakan perutnya telah meronta-ronta tidak seperti biasanya, tiba-tiba seseorang menyodorkan sebuah roti.
Ketika Nara menoleh ke samping, ternyata Haruto dan Jeongwoo juga ada di belakang mereka. Bisa-bisanya mereka seperti hantu yang menyelinap.
"Yuna" Panggil Doyoung.
"Em."
"Gue kasih tantangan mau nggak?" Tanya Doyoung.
"Apa?"
"Cepet-cepetan yuk, siapa yang sampai kelas duluan dia yang menang. Nanti kalau gue kalah gue traktir apa yang lo suka."
"Ini juga berlaku buat kalian." Doyoung melihat ke arah Jeongwoo, Haruto dan Nara yang ada di samping kanannya.
"Oke di mulai" Doyoung dengan otak liciknya dia berlari duluan hingga menabrak orang-orang yang berjalan lalu-lalang di depannya, dan Yuna membuntuti nya sambil teriak "woy nggak adil."
Jeongwoo yang mau ikut lari tangannya di tarik oleh Haruto, "Jangan ikutan nanti jatuh lo baru tau rasa."
"Oke deh."
Sesampainya di depan pintu kelas Nara, Haruto dan Jeongwoo berjalan begitu aja, dan Nara langsung masuk ke kelas.
Yuna bernafas tidak teratur karena efek lari, "Young lo harus traktir gue nanti."
Nara segera mengambil buku matematika dan memasukan tasnya ke dalam laci.
"Nggak akan, lo kan kalah." Doyoung berkata seperti itu sambil menjulurkan lidahnya.
Yuna yang kesal menghampiri Doyoung dan menarik rambutnya, hingga membuat Doyoung berteriak seperti perempuan.
"Udah-udah," Nara memisah mereka.
Sekitar lima anak yang ada di kelas mereka tertawa dengan kompak.
Di tengah-tengah pembelajaran fisika Yuna menyolek tangan Nara, Nara menoleh.
"Gue liat-liat lo cocok banget sama Haruto." Kata Yuna sambil memberikan dua jempol kepada Nara.
"Ngomong apasih?"
"Lo nggak mau coba pacaran sama Haruto apa?" Tanya Yuna sambil mengangkat satu alisnya.
"Diem bentar lagi ujian nasional." Nara melirik Yuna dengan ekor matanya.
"Buwahahaha." Yuna tertawa dengan kencang, entah apa yang membuat Yuna tertawa Nara pun tidak tau dari sisi mana yang lucu. Humor Yuna terlalu koin pikir Nara.
"YUNA NARA!" Bentak bu Mijoo selaku guru fisika yang membuat satu kelas kaget.
"Iya bu" Jawab Nara.
"Apa yang kalian omongin?" Tanya Bu Mijoo sambil membenarkan kacamatanya.
"Ee itu Bu, ee." Yuna menjatuhkan pensilnya, "Pensil saya jatuh." Ucap Yuna sambil tersenyum kikuk.
"Sejak kapan Yuna ngomong segagap itu?" Heran Youngtae, anak lain yang mendengarnya tertawa.
"Banyak alasan aja, kalian berdua keluar. Berdiri depan pintu sambil hormat." Suruhnya, Nara dan Yuna terpaksa melakukannya. Bu Mijoo kembali mengajar.
"Ra maapin banget ya, gue ketawa kelepasan." Ucap Yuna sambil hormat yang berdiri sebelah kiri Nara.
Nara menarik nafas pelan, "Iya kali ini lo gue maafin lagi."
Setelah sepuluh menit hormat tangan mereka berdua pun rasanya sudah tidak karuan lagi, ketika Yuna dan Nara ingin menurunkan tangannya. Tapi anak yang duduk di sebelah kaca menggoda mereka.
"Wah wah ternyata mantan ketos bisa bandel terus di hukum juga ya." Heran Haruto yang sedang lewat.
"Gue juga manusia biasa anjing." Umpat Nara yang kesal.
"Nara" Panggil Bu Mijoo.
"Iya Bu."
Haruto tertawa dan pergi.
TBC
Hai hai, agak lama ya update nya Mian soalnya cari ide. 🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Itu?
Dla nastolatków"Lo nggak bakal ngerti tentang gue!" -Watanabe Haruto. Seorang ketua OSIS Choi Nara terpaksa berurusan dengan masalah yang di buat oleh siswa bernama Haruto, yang terkenal dengan kenakalan nya. --- Tidak hanya berkisah tentang cinta namun menggamba...