Sudah hampir 5 tahun Nara tinggal di Australia, kini dia telah menyelesaikan masa kuliahnya beberapa bulan yang lalu.
"Iya halo" Ucap Nara sambil menata koper, dan hp nya di letakan di meja.
"Beneran loh ya" Nara berbicara dengan seseorang di telepon.
"Iya, ini baru mau berangkat ke bandara."
"Bye bye."
Setelah menutup teleponnya Nara memasukan paspornya ke dalam dompet, dan segera pergi menaiki Taxi.
Saat Nara segera di terbangkan ke negara asalnya, Nara melihat ke bawah kota besar dengan gedung-gedung pencakar langit yang tinggi dan nampak indah dari atas. Dia tidak percaya sudah beberapa tahun berjuang di negri orang, mungkin di negrinya sudah banyak perubahan.
"Ladies and gentlemen, as we start our descent. please make sure your seat backs and tray tables are in their full upright position. Also, make sure your seat belt is securely fastened and all carry-on luggage is stowed underneath the seat in front of you or in the overhead bins. Thank you."
"Ibu-ibu dan Bapak-bapak, sembari kita mulai mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja anda berada dalam posisi tegak. Dan pastikan juga sabuk pengaman anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan anda, atau di penyimpanan atas. Terima kasih." Seorang Pramugari cantik mengulangi ucapannya dalam bahasa lain.
Sudah tujuh jam Nara berada di pesawat, akhirnya dia sampai juga. Rasanya sangat lega ketika pesawat telah mendarat.
"On behalf of The Airlines and the entire crew, I’d like to thank you for joining us on this trip. We are looking forward to seeing you on board again in the near future. Have a nice day!"
"Atas nama The Airlines dan seluruh kru, saya ingin berterima kasih kepada Anda atas ikut sertanya dalam perjalanan ini. Kami berharap bisa berjumpa dengan anda lagi dalam penerbangan dalam kesempatan yang akan datang. Semoga hari Anda menyenangkan!"
Orang-orang ramai menurunkan koper yang ada di bagasi pesawat, dan para pramugari cantik yang memberikan instruksi.
Saat turun di bandara tubuh Nara terasa sangat lelah, matanya terus mencari seseorang yang sangat ingin ia temui.
Nara terus berjalan bersama orang-orang yang berlalu lalang, matanya pun menangkap seseorang berjas duduk di kursi. Nara tersenyum lebar, orang yang di lihatnya segera berdiri dan ikut tersenyum bahagia.
Nara berlari menarik kopernya, memeluk laki-laki tersebut, tapi laki-laki tadi mengendongnya dan memutarkan tubuh Nara. Orang-orang sekitar tidak mempedulikannya.
"I Miss you" Bisik Nara.
Laki-laki tadi menurunkan tubuh Nara, "I Miss you too." Balasnya.
"Lo tambah tinggi ya to."
"Iya dong," Jawab Haruto sambil mengejek Nara dengan menyentuh kepala nara yang hanya setinggi lehernya.
Penampilan Haruto yang sekarang sudah jauh berbeda, sekarang dia tampak lebih dewasa dan seperti pria baik-baik. Tidak seperti dulu yang tampak seperti anak yang berandalan.
"Lo masih ingat janji lo kan?" Tanya Haruto.
Nara mengangguk, "Iya dong."
Haruto mencium pipi Nara sekilas, Nara kaget dan terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Itu?
Teen Fiction"Lo nggak bakal ngerti tentang gue!" -Watanabe Haruto. Seorang ketua OSIS Choi Nara terpaksa berurusan dengan masalah yang di buat oleh siswa bernama Haruto, yang terkenal dengan kenakalan nya. --- Tidak hanya berkisah tentang cinta namun menggamba...