Kreek...
Suara pintu ruang guru terbuka, Nara berjalan dengan santai dan menyusuri koridor serta kelas-kelas dengan pemandangan sekitar yang tampak hijau dan bunga-bunga cantik yang bermekaran.Nara melihat ke arah lapangan upacara yang menjadi favorit main futsal anak cowok ketika jadwal olahraga, di bandingkan lapangan hijau belakang sekolah. Karena letak lapangan upacara berada di tempat yang strategis yaitu, di tengah-tengah gedung sekolah.
"Kak Yedam," gumam Nara ketika melihat Yedam menendang bola ke arah gawang.
Nara sedikit kagum dengan kakak kelasnya yang satu ini karena sifat bijak dan penuh motivasinya, selain itu banyak siswi yang tertarik dengan Yedam.
Nara segera menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan, ketika sampai di tangga Nara berpapasan dengan salah guru matematika.
"Pagi Pak" Sapanya.
"Pagi, tumben nggak ikut piket OSIS?" Tanyanya.
"Nggak pak, saya ke kelas dulu ya pak" Basa-basi Nara.
"Iya" jawab guru matematika tersebut sambil tersenyum.
Nara heran kenapa guru matematika selalu mengalami kebotakan di kepalanya, Nara menahan tawa.
Ketika Nara ingin berbelok ke sebelah kiri namun niatnya terhenti, karena mendengar ribut-ribut di depan ruang Seni. Dia pun menoleh ke arah kanan, ternyata ada kak Minhee yang sedang mengerjai anak yang telat.
"Tuh masih kotor" kata Minhee sambil menunjuk lantai yang sedang di pel sama Haruto, Jeongwoo dan wonjin.
Bocah itu lagi, pikir Nara.
"Nggak kotor gimana, lu dari tadi nginjek lantainya terus." Omel Jeongwoo, Minhee pun tertawa.
"Makanya berangkat tuh pagi, jan nge game terus gadang terus kalau malem." Ledek Minhee.
"Kayak nggak pernah gadang aja kalau malem," Kata wonjin.
Haruto yang kesal hanya mengepel asal-asalan, "cerewet kalian." Ucapnya.
"Nara!" seseorang merangkul pundak Nara.
"Doyoung?" ujar Nara, dan Doyoung pun cengigisan.
"Dih kalau pacaran jan di sini." Ucap Minhee.
Nara hanya melototi Minhee.
"Kok lo di sini?" tanya Nara ke Doyoung.
"Gue kan piket OSIS hari ini," Jawab Doyoung.
"Owh iya Min, makasih dah tunguin tuh bocah, lu bisa balik." Tambah Doyoung.
"Ngo okhey," Minhee pun pergi ke kelasnya.
"Dih bocah apanya, tua gue setahun loh dari lu." Ucap wonjin sambil menunjuk Doyoung dengan alat pel yang kotor.
"Iya, cepetan selesain gih biar gue bisa santai." Kata Doyoung.
"Matamu," Wonjin mengumpat dan Jeongwoo si anak alim hanya bisa mengelus dadanya.
"Gue ke kelas duluan" pamit Nara, dan Doyoung pun mengangguk.
Di saat Nara sudah membalikkan badannya dan berjalan dua langkah, Haruto melihat punggungnya beberapa detik dan kembali mengepel lantai.
Jam berjalan dengan cepat dan lima jam telah berlalu, Nara membuka hp nya.
Bu Yuna.
Selamat siang Nara,
Maaf siang ini ibu ada
Acara mendadak jadi
Ibu titio tugas di meja ibu
Nanti tanya ke Bu Jisoo ya,
biar ketua kelas yang ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Itu?
Roman pour Adolescents"Lo nggak bakal ngerti tentang gue!" -Watanabe Haruto. Seorang ketua OSIS Choi Nara terpaksa berurusan dengan masalah yang di buat oleh siswa bernama Haruto, yang terkenal dengan kenakalan nya. --- Tidak hanya berkisah tentang cinta namun menggamba...