🌻Support

2.2K 305 19
                                    

Sinar matahari menembus kaca, angin menerpa korden. Kelas terasa sepi di temani angin kala itu Nara sedang membaca sebuah buku tipis berwarna biru.

Sesekali dia membuang nafas kasar, dia binggung tindakan apa yang harus dia pilih. Jika dia tolak ini seperti dia membuang harta yang sangat besar, tetapi kalau dia maju itu sama aja dia membuang semua yang dia punya sekarang.

"Ra, gue mau ngomong sama lo." Tanpa di duga Yuna datang dan duduk di sebelah Nara, Nara menyembunyikan kertas tersebut ke dalam laci. Padahal lima menit yang lalu Yuna sudah berpamitan pulang lebih dulu.

"Iya" Jawab Nara.

"Jangan bilang ke siapa-siapa, ini rahasia." Kata Yuna yang tampak serius.

"Janji?" Tanya Yuna, Nara hanya mengangguk.

"Sebenernya" Yuna tampak ragu mengatakannya.

"Sebenarnya" kata Yuna lirih.

"Iya apa?" Tanya Nara.

Yuna menundukkan kepalanya, "Gue suka sama Doyoung." Nara diam.

"Gue udah lama suka sama dia, tapi gue nggak berani ungkapin ataupun kasih kode ke dia. Apalagi selama ini dia lebih deket sama lo di banding gue, gue tau gue egois kalau gue pengennya dia lebih perhatiin gue di bandingkan lo." Kata Yuna.

Yuna menatap mata Nara, "Gimana menurut lo Ra." Tanya Yuna.

"Ya bagus dong, itu hal yang wajar." Jawab Nara.

"Lo nggak ada rasa kan sama Doyoung?" Tanya Yuna.

"Gue selama ini anggap kita semua cuman temen." Balas Nara.

"Lo jujur kan, tapi tanpa lo sadari bahwa pertemanan antara lawan jenis itu tidak ada yang murni. kayaknya pertemanan kita selama ini ada motif yang tersembunyi," ucap Yuna.

"Apa sih kayak detektif aja motif tersembunyi," Nara tertawa.

"Ra, lo nggak punya niat pacaran sama siapa gitu?" Tanya Yuna.

Nara menggeleng, "Gue nggak suka pacaran saat terlalu muda." Jawabnya.

"Kalian belum pada pulang ternyata," Kata Doyoung yang muncul dari pintu.

Panjang umur nih orang, Batin Nara.

"Belum" jawab Yuna sambil senyum-senyum.

"Lo dari mana tadi, dari jam pelajaran terakhir sampai jam pulang baru nongol sekarang." Heran Nara.

"Biasa orang penting" jawab Doyoung sambil menggendong tasnya.

"Gue duluan ya, mau jalan bareng barengan nggak?" Tanya Doyoung.

"Gue" kata Yuna yang menghampiri Doyoung.

"Gue nanti aja, nungguin sepi." Ucap Nara.

"Oke" balas Doyoung sambil mengedipkan satu matanya, Yuna yang melihatnya cemberut tapi Doyoung tidak sadar. Mereka pun pergi, Nara memasukan buku tadi ke dalam tasnya dan pergi menyusul ke parkiran.

Tetapi di tengah koridor Hp nya bergetar, dia pun segera membukanya.

Ruto jamet

Temenin gue di
Taman kota Ra.
16.30 ✓✓

Nara hanya membacanya tidak berniat untuk membalas, tetapi dia segera menuruti permintaan Haruto.

Dia memarkirkan motornya di depan mini market, Nara mampir ke mini market terlebih dahulu untuk membeli ice cream coklat kesukaannya.

Haruto Itu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang