(Materi)
Sebelum membahas tips, ada baiknya kita mengetahui lebih dulu bahwa apa sih cerita fiksi remaja itu?
Nah, bagi saya cerita fiksi remaja itu cerita dengan latar belakang tokoh berusia remaja, biasanya 12-18 tahun. Dan menceritakan segala permasalahan yang dialami oleh para remaja.
Mungkin selama ini kita hanya tahu bahwa cerita dengan genre satu ini hanya menceritakan tentang kisah cinta dari seorang remaja. Padahal lebih dari itu, termasuk menceritakan segala permasalahan mengenai bagaimana seorang remaja bisa bertahan dan beradaptasi hingga menuju fase dewasanya. Entah dimulai dari cerita mengenai persaudaraan dan persahabatan dengan latar belakang sebagai anak jalanan. Ah, mengenai hal itu ada banyak lagi.
Baik, kita lanjutkan.
Ada beberapa tips sederhana yang biasa saya lakukan untuk membuat cerita fiksi remaja:
Pertama, kenali rentang usia pembaca seperti apa yang ingin kamu tuju.
Karena nggak mungkin, kita bikin cerita fiksi remaja tapi malah ditujukan untuk orang dewasa dengan usia 40 tahunan. Mungkin di sisi lain bisa saja untuk pembelajaran orang tua terhadap anaknya.
Kedua, memilih genre.
Sebab, fiksi remaja itu tidak hanya soal cinta. Tapi lebih luas lagi. Jadi, alangkah baiknya kita bisa pilih genre yang paling kita kuasai. Entah itu brotheship, thriller, horor, melodrama dan lain-lain.
Ketiga, membuat karakter.
Di sini kita harus mendeskripsikan setiap karakter yang kita buat. Bagaimana ciri fisiknya, watak dan kebiasaannya, hal yang dia suka dan tidak dia suka, bagaimana keadaan keluarganya, memiliki trauma apa atau memiliki masalah terberat apa hingga membuat si tokoh memiliki karakter seperti itu (dingin, peduli, masa bodo, dan lain-lain).
Keempat, membuat alur cerita.
Poin ini tidak harus membuat outline secara keseluruhan dari awal hingga akhir. Buatlah gambaran besarnya saja untuk membantu kita mengembangkan alur cerita.
Membuat alur cerita juga bisa dibantu dengan sinopsis. Karena sinopsis dibuat untuk memberi gambaran dasarnya dengan tanpa menyembunyikan alur cerita. Lain halnya dengan blurb yang digunakan justru untuk menarik pembaca dengan selalu dibubuhkan kalimat tanya agar pembaca tertarik.
Jadi kalau stuck, setidaknya kita bisa melihat alur cerita kita dari awal hingga akhir melalui sinopsis yang kita buat.
Kelima, baca.
Bagaimana kita akan menjadi penulis hebat jika enggan untuk membaca? Terlebih lagi membaca itu sudah satu paket dengan menulis. Jadi, mulailah membaca dengan buku dan genre yang kita suka.
Keenam, gabung sama komunitas menulis.
Sebab, di komunitas kita bisa saling feedback dan sharing mengenai hal apa yang menjadi masalah kita selama ingin menulis dan bagaimana solusinya.
Di komunitas juga kita bisa belajar mengenai ilmu kepenulisan dan mendapatkan motivasi untuk terus belajar menulis. Karena pada dasarnya, adanya komunitas memang digunakan untuk saling belajar.
(QnA)
Question:
Halo Kak Ananta, aku izin bertanya, ya, Kak.🙌🏻
Fiksi remaja itu isinya hanya tentang percintaan remaja/pasangan sekolahan gitu aja atau gimana, Kak? Soalnya aku pernah baca fiksi remaja tapi isinya ada 17+-nya aku kaget dong.😭
Answer:
Hai juga.🙌
Fiksi remaja itu luas. Seperti yang telah saya jelaskan di atas, bahwa cerita fiksi remaja itu berkaitan erat dengan permasalahan remaja. Entah itu pergaulan bebasnya, di mana remaja mulai mengenal hal baik dan hal buruk terhadap pergaulannya.
Jadi, jika ada cerita fiksi remaja dengan konten 17+, namun dengan penokohan berusia remaja. Itu pun bisa dikatakan fiksi remaja, namun dalam konteks yang lebih berat.
Di sisi lain kita pun bisa lihat, cerita yang dibawakan penulis itu ke arah yang baik atau buruk, ke arah pembelajaran atau hanya pemuasan libido.
Karena ada pula cerita fiksi remaja yang mengandung unsur dewasa, tapi disuguhkan dengan cara yang santun, hingga menciptakan dan ditujukan sebagai pembelajaran.
Mengenai hal ini dan sudah marak terjadi di kalangan literasi. Untuk kita semua diharapkan agar lebih memilih untuk memilah hal-hal baik kepada tubuh kita, ya.🙂
Agak miris memang.🙃
Semoga paham, ya.🍃
Question:
Brotheship itu apa, ya, Kak?
Kak, kalau kita menggambarkan karakter tokoh melalui dialog menurut Kakak bagaimana? Lebih baik menjelaskan karakter tokoh melalui dialog atau narasi, Kak? Alasannya apa?
Answer:
Bagi saya, penggambaran karakter tokoh itu alangkah baiknya tidak dengan metode analitik. Karena jujur saja, bagi saya pribadi kalau ada cerita yang menggambarkan tokoh dengan metode seperti itu, rasanya sangat membosankan.🙃
Jadi gambarkan dengan teknik show. Di mana kamu tidak menceritakan si tokoh, melainkan menunjukkannya langsung dengan perbuatan apa yang si tokoh lakukan. Dan biarkan pembaca yang menilai sendiri si tokohnya bagaimana.
Oh iya ketinggalan, brotheship itu cerita yang mengkisahkan tentang persaudaraan.
Semoga dapat dipahami, ya.🌻
Question:
Hallo, Kak. Aku mau nanya gimana, sih, bikin alur cerita biar tidak mudah ketebak sama para readers-nya, tuh, Kak? Terus tips biar cerita kita, tuh, nggak dianggap monoton sama readers.
Answer:
Biasanya yang saya lakukan adalah menghindari praduga dari pembaca. Misal, nih, ya. Pembaca udah mulai menebak-nebak bagaimana selanjutnya, dan ternyata tebakan pembaca itu sesuai dengan rencana alur kita ke depannya. Jadi lebih baik menghindari tebakan pembaca dengan merangkai/mengembangkan kembali alur yang sudah dibuat.
Nah, selanjutnya. Agar cerita kita tidak dianggap monoton sama pembaca. Kita buat suatu cerita yang beda. Sesuatu yang gak pernah pembaca duga gimana jalan ceritanya, tapi masih masuk akal.
Kita bisa belajar dari novel-novel best seller di luar sana, mengenai betapa cerdiknya si penulis dalam menciptakan karyanya. Dan jika kita sudah mulai terpikirkan bagaimana alurnya, bisa kita catat. Bebas, catat di mana aja. Lalu, langkah selanjutnya bisa kita kembangkan alurnya sedetail mungkin.
Semoga paham, ya.🍃
Question:
Apakah prolog diperlukan dalam menulis sebuah buku?
Answer:
Pada dasarnya prolog bersifat sunah. Boleh dikerjakan dan boleh tidak. Dikerjakan mendapat nilai plus, karena bisa menjadi awal daya tarik tulisan kamu terhadap pembaca. Tidak dikerjakan pun tidak apa-apa. Tak masalah.
Semoga paham, ya.🌻
Question:
Malam, Kak. Bagaimana cara membuat konflik yang menarik dari cerita fiksi remaja yang yang dicampur dengan romance?
Terima kasih.
Answer:
Untuk konflik yang menarik, saya biasa melakukan beberapa hal, seperti, mendengarkan curhatan teman yang sedang dilanda asmara. Sebab biasanya, mereka yang bucin, tapi saya yang repot. Mereka yang berantem, eh, saya yang dimusuhin.
Eh, nggak, sih. Nggak gitu juga.😅
Nah, dari situ bisa kita ambil kisah sekaligus pelajarannya. Baik dan buruknya. Masalah dan solusinya.
Dengan cara ini pun bisa lebih jelas dan cukup membantu untuk membuat penggambaran tokoh yang berbeda.
Jadi, bisa dikatakan teman-teman yang seperti itu bisa menjadi objek riset kita terhadap tulisan kita.
Semoga bisa dipahami, ya.🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Tips & Trik Tipis Menulis
Non-FictionDaripada materi yang pernah saya sampaikan di seminar menjadi tumpukan file. Jadi, saya berinisiatif untuk menyebarkannya pada khalayak dengan cara yang layak. Semoga bermanfaat. Mohon koreksinya kalau ada kekeliruan dalam penyampaian. Nb: Materi ti...