Plot Twist yang Narsis

43 6 0
                                    

(Materi)

Mengenai tema seminar malam ini yang cukup unik. Saya pikir cuma kaum milenial yang bisa narsis. Eh, rupanya plot twist juga bisa narsis, ya.😅

Btw, nih, ya.

Eh, maap. Kita ghibah sebentar mengenai plot twist ini.

Kasian dah si plot twist.🙂

Dighibahin malem-malem. Hahaha.

Btw, nih, ya.

Udah berapa kali pake btw, ya ampun.😌

Btw, bagi penulis yang baru terjun ke dunia kepenulisan dan langsung dihadapkan dengan makhluk bernama plot twist ini, sebenernya pembahasannya cukup berat, coy!😗

Tapi tenang, selama nggak seberat rindu, insyaallah akan aman.😅

Dan nggak ada yang nggak mungkin selama kita mau berusaha dan berdoa, kan?

Baiklah kalau begitu. Mari kita bernarsis ria dengan si plot twist sekaligus berkenalan dulu dengan makhluk satu ini.😗

"Hei, Bro! Nama lu siapa?" tanya Tami malam ini pada sosok yang sedang bersantuy ria bersama secangkir kopi dan sebatang rokoknya.

"Panggil aja Plot Twist. Kenapa emang?" Plot Twist menanggapi, suaranya yang maskulin terdengar hangat dan ikut menguap bersama hawa panas dari secangkir kopi.

Tami alias Peserta Seminar mengatur posisi rebahannya. Sedang jemarinya terus bergulir di layar ponsel demi bisa menyimak penjelasan Plot Twist selanjutnya. Ia pun siap melontarkan sebuah pertanyaan lagi yang mungkin akan terus berbuntut.

"Jadi gini, Sob. Gue cuma mau tau, sebenernya lu siapa?"

Plot Twist menaikkan sebelah alisnya, menatap sosok kepo yang kini sedang menatapnya penuh harap untuk mejelaskan siapa dirinya.

"Khem!" Plot Twist berdeham ala bapak-bapak tukang jaga pos ronda. Padahal aslinya dia masih muda. Beneran, deh. "Gue itu tercipta dari sebuah teknik menulis yang memberikan elemen kejutan karena sifatnya yang nggak dapat diduga. Dan di sini, peran gue menjadi elemen paling penting," jelasnya singkat.

Ah, sayang. Masih ada lekuk bingung yang terpatri di raut Tami.

"Terus, fungsinya apaan? Kalo nggak ada fungsinya mending pergi aja dari sini. Bikin tambah pusing aja lo idup," tanya Peserta Seminar dengan nada bicaranya yang julid.

"Biar cerita yang dibuat jadi nggak ngebosenin kayak lo. Makanya sering ditikung, kan." Plot Twist tertawa mengejek. Puas menatap ekspresi kesal makhluk kepo di hadapannya.

"Eh, eh, sembarangan!" Tami terlihat tidak terima sukses membuat Plot Twist terbahak.

"Hidup gue jelas berguna, liat aja, Sis and Bro. Tanpa adanya gue, para penulis nggak bakal karyanya bisa dinikmati senikmat-nikmatnya."

Tami memilih menyimak sambil terus menggulirkan layar ponselnya.

"Justru karena adanya gue, penulis-penulis di luar sana jadi berlomba-lomba untuk menciptakan karya dengan plot twist yang menarik. Nggak cuma menarik, tapi benar-benar bisa mengembangkan karakter tokoh. Biasanya elemen ini dipake buat genre cerita horor, misteri atau thriller."

Sejenak Plot Twist melirik Tami yang masih menyimak.

"Biar gue tebak, tanpa adanya gue pasti dunia sastra bakal ngebosenin karena ceritanya mudah ditebak," lanjutnya dengan bangga.

"Shombwonk amat, lo!" maki Tami agak kesal dengan gaya bicara Plot Twist.

"Harus shombwonk dong." Plot Twist justru semakin membanggakan diri.

Tips & Trik Tipis MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang