(Materi)
Bikin judul cerita mah, udah nggak usah dibikin pusing. Kayak bikin judul skripsi aja.
Skuy ah! Kita langsung capcus ke beberapa cara sederhana ini. Semoga bisa membantu teman-teman semua buat bikin judul ceritanya. Berhubung nggak ada cara yang bener-bener konkret karena cara dari setiap orang selalu beda-beda, jadi di sini saya hanya akan memaparkan berdasarkan pengalaman saya dalam membuat judul cerita.
1. Mengutip dari lirik lagu.
Nah, ini sering banget kejadian pas lagi enak-enak denger musik. Sampe akhirnya list judul cerita saya makin numpuk. Nggak numpuk-numpuk banget sih, cuma ya selalu nambah, sedangkan saya belum benar-benar sempat buat bikin rancangan ceritanya. Akhirnya, ya udah saya tulis dulu judul cerita yang muncul karena lirik lagu yang saya dengar. Dan supaya nggak lupa mau ceritain tentang apa dari judul itu, saya pun sekaligus buat premisnya. Untuk premis ini nggak usah panjang-panjang, cukup beberapa kata dengan maksimal 2 kalimat, karena yang paling penting kita bisa tau konflik dari judul ini mau seperti apa, lalu penyelesaiannya bagaimana.
Tapi sebelum saya benar-benar menulis judul yang saya temui dari lirik lagu ini, sebelumnya saya cek dulu ke berbagai media atau platform menulis online. Kenapa mesti dicek dulu? Ya, karena barangkali udah ada yang pakai. Meski hanya sebatas judul, kita harus beda dong. Harus kreatif. Apalagi saya orang yang indie, jadi paling malas kalo liat judul yang bertebaran dan itu hampir sama atau bahkan sama.
2. Melalui judul lagu.
Nah, ini. Nggak jauh beda sama poin pertama. Cuma ya, bedanya kalo lewat judul lagu terlalu mainstream dan biasanya udah banyak yang pake, juga nggak jarang saya menemukan inti alur yang sama. Jadi kurang independen gitu, bahkan selalu dihantui perasaan was-was. Karena ya barangkali dituding buat ikut-ikutan bikin judul yang sama.
3. Mengambil dari nama tokoh utama.
Nah ini, udah banyak berkeliaran di mana-mana karena memang lebih simpel dan pembaca pun lebih mudah buat nyari judul ceritanya. Ah iya, lebih mudah diingat juga karena memang di ambil dari nama tokoh utamanya. Contohnya aja saya pun pakai nama sendiri buat judul novel, yaitu Kisah Tentang Ananta'S. Yang memang mengisahkan segala kegelisahan yang saya alami, namun dibalut kisah fiksi. Karena yang terpenting, pikiran saya lega. Mungkin itulah cara saya untuk mengekspresikan masalah pribadi daripada harus mengumbarnya di sosial media.
Eh, malah curhat. :')
4. Mengambil dari istilah asing.
Contohnya ada pada cerita saya yang berjudul Axiomatic. Saya ambil satu kata itu karena memang memiliki makna yang mendalam dan sekiranya bisa disatukan dengan kisah fiksi yang saya tulis. Terlebih kata axiomatic lebih mengacu pada ilmu filsafat.
Untuk hal ini, kita pun bisa mengambil kata unik yang memang jarang orang-orang ketahui maknanya. Dan satu-satunya cara adalah rajin-rajin baca kamus besar bahasa Indonesia, Inggris, Jepang, Korea dan entah apa pun itu. Bebas.
5. Mengutip dari sebuah momen penting.
Contohnya bisa kita lihat di judul-judul seperti Hujan di Pipi, Ketika Juragan Tomat Bertaubat, atau lain-lain. Gampangnya bisa kita lihat pada judul-judul cerita karya Boy Candra, Fiersa Besari, Eka Kurniawan, Rintik Sedu, Tere Liye, dan lain-lain.
6. Menggabungkan dua istilah.
Nah, untuk hal ini saya pernah pakai untuk menjuduli novel saya yang pertama banget saya tulis. Yaitu judulnya Physilova, yang diambil dari dua kata, physi dan lova. Physi yang berarti fisika dalam bahasa Inggris dan lova yang berarti cinta dalam bahasa Lituania, salah satu negara di Eropa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tips & Trik Tipis Menulis
Non-FictionDaripada materi yang pernah saya sampaikan di seminar menjadi tumpukan file. Jadi, saya berinisiatif untuk menyebarkannya pada khalayak dengan cara yang layak. Semoga bermanfaat. Mohon koreksinya kalau ada kekeliruan dalam penyampaian. Nb: Materi ti...