Apa itu outline dan bagaimana cara menyusun outline yang sistematis?

266 20 0
                                    

(Materi)

Langsung saja karena sinyal di tempat saya lagi anu, silakan kalian simak materi berikut ini. Dan jika ada yang ingin ditanyakan, sok silakan tanya aja langsung.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai tips membuat outline yang menarik, alangkah baiknya kita berkenalan lebih dulu pada si makhluk bernama outline ini, atau dalam istilah lainnya disebut dengan kerangka karangan.

Nah, apa, sih, yang dimaksud kerangka karangan (outline) dalam cerita? Dan untuk apa fungsinya? Bergunakah, bagi nusa dan bangsa?

Mari kita bahas satu persatu!

Kerangka karangan (outline) adalah sebuah uraian berisi pokok-pokok pikiran yang akan ditulis dalam susunan cerita.

Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Jadi, outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Menurut pengertian lain, kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.

Lalu mengenai fungsinya, yakni :

1. Memudahkan proses penulisan
2. Membuat penulis tidak bingung memulai proses penulisannya
3. Menjadikan tulisan lebih sistematis
4. Membuat penulis fokus pada inti tulisan
5. Menjamin kelengkapan alur cerita
6. Menghindari plot hole

Dan, outline ini sangat berguna bagi nusa dan bangsa. Terlebih untuk para penulis yang sering terkena serangan writer block.

Lantas bagaimana caranya untuk membuat outline yang menarik? Caranya gampang-gampang sulit, artinya akan mudah jika dilakukan dengan suka cita.

1. Pertama-tama dan yang paling utama, kamu harus menentukan tujuanmu dalam membuat cerita.

Karena adanya tujuan membuat kita fokus untuk menyelesaikan apa yang sudah kita mulai. Di sisi lain, tujuan mampu menjadi pendorong atau motivasi kuat agar semakin terpacu untuk mewujudkan karya tulis yang sudah kita cita-citakan. Lagipula, penulis itu bak nakhoda kapal yang mengarungi lautan sastra yang jika memiliki tujuan yang jelas pasti akan sampai pada tujuannya tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika penulis tidak memiliki tujuan yang jelas, maka ia akan terombang-ambing dalam lautan atau mungkin bisa jadi malah tenggelam karena ia tak mampu menemukan jalan pulang.

2. Kedua, yang perlu diperhatikan lagi adalah tema cerita dengan memanfaatkan pertanyaan 5W + 1H.

Contohnya; seperti apa isi dari cerita yang kamu buat? Bagaimana jalan ceritanya? Mengapa jalan ceritanya bisa seperti itu? Di mana latar dari alur ceritamu? Kapan permulaan dari masalah itu terjadi? Dengan tokoh siapa ceritamu akan berjalan?

Nah, dari pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa kamu kembangkan untuk mengangkat tema yang super jelas. Misal: menceritakan anak lelaki berusia tujuh belas tahun yang bertekad untuk tetap menjadi pianis hebat, meski kedua tangan dan kakinya harus mengalami amputasi setelah mengalami kecelakaan. Sehingga bisa diambil tema mengenai tekad yang kuat dari anak lelaki cacat.

3. Ketiga, kita bisa membuat tabel untuk penokohan, plotting, dan per bab agar cerita lebih sistematis dan terarah.

Dalam tabel penokohan, kamu bisa menuliskan dan menjelaskan nama, ciri fisik, watak dan kebiasaan, juga latar belakang dari si tokoh. Dan hatus ditulis dengan urut dari tokoh dan penokohan utama sampai hanya sebatas figuran. Karena dalam ceritamu, kamulah yang menjadi tuhan untuk menuliskan garis takdir tokohmu. Kamulah pencipta atas karya tulismu sendiri.

Tips & Trik Tipis MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang