*****
Hello, nice to meet you guys! Haha, let's read and enjoy :)
.
.
.
."Astaga...." River menangkup wajahnya dengan ekspresi ekstra, membuat Chi Na yang tepat berada di seberang memicing sinis.
Lake mengetuk meja dengan jemarinya, kemudian menatap gadis Korea berambut pirang di sampingnya dengan sorot serius.
"Jika Kvozde mengincar Chi Na... bukankah malah bahaya jika mengirim Chi Na kesana?" tanya Lake tiba-tiba. Semua orang serempak menatap pria itu.
Begitu juga dengan Chi Na yang memasang ekspresi wajah seperti, oh... iya juga ya, lalu gadis itu mengalihkan kontak mata ke Direktur Je, melemparkan tatapan seakan berucap, Anda hendak mengirim saya ke surga, Mr. Je?
Direktur Je mengabaikan respon Chi Na, ia bersidekap dan menatap setiap orang dalam ruangan itu bergantian.
"Memangnya kalian mau kesana cuma berdua?" Direktur Je malah balik tanya, ia tujukan kepada Lake dan River.
"Loh, masa tidak ada pasukan?" sahut River heboh. Misi ini berbahaya, ia tidak mau mati cuma berdua dengan Lake. Itu kurang terhormat untuk orang sekelas dirinya.
"Bagaimana dengan agen lain?" Lake mengutarakan pendapat lain.
"Tidak ada yang sepotensial Chi Na. Semuanya sibuk, pasukan khusus juga sedang melaksanakan misi lain. Tidak ada agen menganggur yang mau, atau lebih tepatnya... mereka kurang meyakinkan."
Lake menghela napas, sedangkan River berdecak sebal. Ia tak kuat melihat wajah si pirang, apalagi harus semisi. Bisa mati muda ia kalau terus-terusan adu mulut dengan agen galak itu.
"Tapi Chi Na–"
"Tidak apa-apa, Kak!" Chi Na mendadak bersuara, memotong kalimat Lake yang ia yakin akan menentang keputusan direktur.
"Lagipula, aku tidak bisa pulang dengan cerita kosong setelah jauh-jauh kemari, biar aku ikut," lanjut Chi Na yakin.
Lake tampak tidak terkejut, berbeda dengan River, pemuda itu menyorot Chi Na dengan ekspresi aneh.
"Kau waras, Nak?" tanya River serius, ia mencondongkan badan ke depan, menatap netra Chi Na yang sekarang mendelik ke arahnya.
"Wae? Apa maksudmu, heh?!" bentak Chi Na.
River tak terpengaruh, ia kembali melanjutkan kalimatnya. "Biasanya orang akan mempermasalahkan oleh-oleh. Nah kau! Malah memikirkan ceritanya, kau kira ini study tour apa?"
Chi Na mengibaskan tangan. "Appa-ku akan marah kalau aku memakai jetnya hanya untuk main-main," jawab gadis itu.
River menegakkan punggung kembali, berdecak remeh. "Setidaknya eomma-mu akan bahagia karena kau pulang masih bernapas," seru River, kali ini tidak pakai nada berlebihan dan tanpa ekspresi mengejek. Tumben bijak.
Chi Na seketika terdiam, ia berdehem sekali.
"Bapak bilang tadi ada penyekapan, bukan?" Chi Na melempar pertanyaan kepada Direktur Je.
"Benar."
"Bapak tahu sedikit informasi tentang korbannya?"
"Tidak ada, karena itulah misi ini dilakukan. Pertama, untuk menggagalkan rencana penyerangan presiden. Dan kedua, untuk menyelamatkan sandera mereka."
Chi Na mengangguk paham. "Ah, yaa. Sudah diputuskan aku ikut!" serunya kemudian.
Beberapa orang bertepuk tangan, memberikan kalimat pujian dan ungkapan kagum. Tak lupa ada banyak kata semangat di sana. Chi Na pun menanggapinya dengan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FYS : C vs C [Slow Update]
Science Fiction[privat acak, follow me first] . . . . We will be enemies even to hell though_ ©