.
==
=|| WELCOME ||=
==
.
.
.Dari sekian miliar orang yang ada di dunia, kehadiran sosok Chi Na jelas menjadi hal utama yang tidak Chela harapkan.
Ia sudah mengalami seruntunan hal tak bagus hanya karena gadis itu. Pertama; tragedi basket di SHS, kedua; perubahan warna rambut–jadi pirang jagung yang membuatnya jadi tampak seperti badut–dan terakhir serta yang paling parah; menjadi korban penculikan yang salah.
Dan sekarang, dengan sangat kebetulan, bocah itu muncul di hadapannya.
Bukankah semua ini tidak adil?
Chi Na bahkan tidak pernah ketimpa sial yang cukup besar. Hidup gadis itu sempurna dan terkesan baik-baik saja.
Mimik muka Chela masih setia dingin. Menahan emosi yang terasa meningkat, ia memalingkan wajah lalu bersidekap.
Brith yang melihat keanehan itu mengrenyit bingung.
"Halo, Kak!" Chi Na mengabaikan Chela, "Kalian baik-baik saja?" tanyanya seraya mendekat. Kepalanya miring sedikit saat melihat warna biru di pelipis Lake.
"Apakah itu sakit?"
"Lihat dirimu sendiri! Kau kacau sekali," komentar River. "Rambut kusut, pakaian kotor, muka kusam, dan darah di mana-mana. Hissss, apa lehermu itu baik-baik saja?"
Chi Na mengusap kulit di sekitaran leher, merasakan hangatnya cairan merah yang menempel di sana. Cukup perih, tapi tidak parah. Kemungkinan selain luka cakaran, goresan ini muncul karena terkena serpihan kaca saat ia jatuh tadi.
"Ada yang kurang..." River mengusap dagu dengan gelagat berpikir.
"Kak Lake? Kau menyembunyikan sesuatu?" tanya Chi Na curiga, membuat orang yang ditanya mengrenyit tak paham.
"Bego! Topengku mana, heh?!" River menyambar galak.
Chi Na tersentak. Ia mengerucutkan bibir sebal. "Mana kutahu! Aku memakainya, lalu tiba-tiba hilang!" sahut gadis itu.
"Oh God, bicaralah dengan jelas!"
River maju, mencengkram kedua sisi lengan atas Chi Na. Ia memutar tubuh agen junior yang kepalang rese itu ke kanan dan ke kiri. Memeriksa apakah topeng itu hanya tersangkut.
"Shit! Benda itu hilang di mana?" tanya River, mengguncang Chi Na.
"Euh, menjauhlah dulu!" Chi Na mendorong River sekuat tenaga.
River mundur selangkah. Mencoba sabar walau rasanya ia bisa saja menelan bocah itu bulat-bulat sekarang juga.
Chi Na menyibak rambutnya agar jatuh semua di belakang. Ia tersenyum sengit lalu mendadak maju. Mendekati Lake, ia mencengkram jaket hijau army milik pria itu dan mendorongnya mundur sampai menabrak pembatas kaca.
"Jelaskan padaku!" bentak Chi Na.
River terkesiap. "Hey, apa-apa ini?" Ia mencoba melepaskan Lake dari si gadis pirang. Tapi cukup sulit, anak itu ngotot sekali.
"Wae? Why are you doing this to me?"
"Tenanglah, Nak! Bertanyalah dengan sopan. Dia seniormu," sela River, masih mencoba melerai.
Chi Na melepas diri dengan kasar. Ia menatap tajam kedua seniornya tanpa rasa takut. "Apa? Kenapa memangnya jika kalian seniorku? Kalian hanya unggul usia dan lebih lama di SEA beberapa tahun. Seberapa pentingnya itu, heh?!" sembur Chi Na.
River mengangkat kedua tangan. "Okeoke, tenang dulu, yaa."
"Apa yang membuatmu marah?" Lake bersuara tenang. Menghadapi remaja labil itu perlu kesabaran. Api tidak akan padam jika terus disulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FYS : C vs C [Slow Update]
Science-Fiction[privat acak, follow me first] . . . . We will be enemies even to hell though_ ©