|| HAPPY READING ||
.
.
.
."BURUAN!" Chi Na berteriak kalap.
Irisnya melihat bahwa ada kamera di menara bangunan yang menyorot ke arah mereka. Itu bukan hal bagus. Kemungkinan besar orang-orang Kvozde akan segera kemari.
"Kau diam dulu!" Chela berseru tertahan.
Ia tidak suka dengan jalur laut, apalagi alat transportasinya. Sementara tingkah Chi Na yang marah-marah sambil menghentakkan kaki membuatnya semakin takut. Kapal itu bergoyang lebih cepat. Ombak juga mulai memukul-mukul pasak dermaga hingga buih tercipta.
"Aku akan hidupkan mesinnya, terserah kau mau naik atau tidak."
Chi Na masuk ke dalam ruang kemudi. Meninggalkan Chela yang menggigiti jemari karena masih belum berani untuk bergerak. Andai saja kapal itu menempel di dermaga bukannya mengambang semeter dari tempatnya berpijak, ia pasti sudah sedari tadi melompat.
Mesin kapal tiba-tiba menyala. Chela terhenyak dengan ekspresi kalut. "Tunggu! Sebentar!" teriaknya.
WIUU WIUUU
WIUU WIUUU
Suara sirene muncul. Meraung keras entah dari mana. Keheningan yang awalnya menyelimuti tempat itu berubah drastis menjadi tegang.
Chela berbalik. Menatap waspada ke arah ia keluar tadi. Pintu kecil itu sudah tertutup. Warna putihnya tersamarkan oleh timbunan salju yang menutupi hampir seluruh bagian markas yang menyembul di atas tanah.
Semua hal tersebut membuat kesan seolah-olah tak pernah ada bangunan di sana. Hanya ada menara kecil yang menjulang di tengah. Nelayan pasti mengira itu hanya mercusuar pengawas biasa.
Chi Na menoleh. Mendapati pemandangan kurang baik yang tersaji.
Kvozde.
Orang-orang itu muncul lagi.
"CHELA, APA YANG KAU PIKIRKAN? NAIK SEKARANG ATAU KUTINGGAL!!" seru Chi Na.
Gadis itu memasang wajah sangar dengan napas menggebu. Geram. Kapal sudah menyala, hanya soal waktu ia akan mendorong tuas gas. Persetan dengan gadis keras kepala itu jika tidak mau ikut.
Chela terperanjat. Bibirnya bergerak hendak bersuara, namun tersendat di tenggorokan.
"CEPAT! MEREKA AKAN KABUR!"
Teriakan berbahasa Rusia itu membuyarkan fokus Chela. Seolah tertampar, ia melebarkan mata, sadar bahwa ia harus pergi sekarang juga.
Gadis itu melompat–
Bruak
Tubuhnya mendarat tengkurap di lantai buritan kapal. Ia mengaduh keras. Di detik yang sama, Chi Na langsung melajukan kapal dengan cepat. Kendaraan itu melesat menjauh dengan sentakan kasar.
Orang-orang Kvozde segera mengejar. Mereka mengeluarkan kapal dan speedboad canggih dari garasi rahasia yang pintunya tiba-tiba ada di depan dermaga.
Chi Na dengan ringan hati mengeluarkan sederet umpatan melihat hal tersebut. "Sial. Kapal pencari ikan ini tidak akan menang diajak balapan!"
Gadis berambut pirang itu memukul kemudi dengan kedua tangan bertubi-tubi. Sebilah pisau yang tadi ia genggam terjatuh.
"Chi Na! Mereka sudah dekat!"
Chela masuk dengan pemberitahuan yang heboh. Gadis itu jelas ketakutan. Belasan kapal dan yang lainnya berlomba-lomba mendekat. Jangan lupakan, mereka juga membawa senjata.
KAMU SEDANG MEMBACA
FYS : C vs C [Slow Update]
Science Fiction[privat acak, follow me first] . . . . We will be enemies even to hell though_ ©