She died

27 12 11
                                    

|=|| WELCOME ||=|

Pyarr

Tubuh manusia itu menghantam rumah kaca, sebuah bangunan yang dikhususkan sebagai rumah bagi bermacam spesies tanaman langka dan perlu perawatan lebih.

Setelah menghancurkan sebagian kecil dari atapnya, tubuh itu jatuh hingga mendarat dengan kasar di atas tatanan pot bunga yang disusun rapi dalam rangka kayu sebanyak lima lapisan menumpuk ke atas. Menghancurkannya hingga tercerai-berai.

Bugh

Di waktu yang bersamaan, tubuh lain juga mendarat. Bedanya, dia langsung menyentuh lantai batu dari ketinggian sepuluh meter. Tanpa terhambat oleh apapun, tubuh itu jelas remuk redam setelah bertemu dengan permukaan keras di dasar taman.

Orang itu terkapar, tak lagi bergerak. Dengan bersimbah darahnya sendiri, dia bertemu dengan sang malaikat maut. Dia tewas seketika, tak terselamatkan karena pendarahan hebat di kepala dan kerusakan tulang rusuk di dada.

"Ashhh!"

Seseorang yang tergeletak di sekitar tanaman mengaduh dengan nada sewot. Ia mengusap tanah yang kebetulan mengotori wajahnya dengan telapak tangan. Mengumpat dalam bentuk gumaman, ia bangkit ke posisi duduk.

Matanya melihat ke sekeliling. Ia berada di tengah-tengah sekumpulan tanaman yang tumbuh di dalam kotak kaca raksasa. Berdecak dan menghela napas panjang, ia menepuk-nepuk pakaiannya.

Ia lantas berdiri, melompat dari timbunan tanah, pecahan gerabah, dan bunga-bunganya serta keluar dari reruntuhan kerangka kayu yang dipakai untuk meletakkan benda-benda tersebut.

Ia menyeret kaki pelan menjauhi tempat yang baru saja ia rusak. Kakinya yang berbalut sepatu menendang salah satu pecahan pot yang menghalangi jalan. Sambil merapikan rambut, ia memutar knop pintu.

Ia kemudian mematung. Irisnya memandang tanpa berkedip ke arah sosok yang sudah tak bergerak. Ia mendekat, lalu berjongkok tepat di depan muka orang itu.

Ia memiringkan kepala untuk melihat dengan lebih jelas, lalu tersenyum manis kala yakin bahwa orang itu sudah tak bernapas.

"Senang bermain denganmu, Wanita Tua Banyak Gaya!"

Chi Na menyeringai. Ia berbalik, masih dalam keadaan jongkok. Ia lalu mendongak ke atas, menatap seseorang yang sedari tadi mengawasi pertarungannya dengan si wanita bob.

Ia mengukir senyum lebar ke arah pria itu. "See? Vash drug mertv, i vy skoro yego dogonite!"
(Lihat? Temanmu sudah mati, dan kau akan segera menyusulnya!"

Jari telunjuk Chi Na teracung lurus ke atas, tepat mengarah ke wajah pria yang masih setia menutup hidungnya. Menarik tangan kembali, Chi Na mengucapkan kata 'died' tanpa suara dengan gerak mulut yang teramat jelas.

Chi Na berdiri, lalu berjalan pergi dari taman indoor tersebut. Bertemu dengan pintu geser otomatis, ia melenggang masuk ke dalam gedung lagi. Berharap kali ini tak bertemu orang yang sok-sokan merendahkannya, ia siap untuk melanjutkan misi kembali. Yaitu... tunggu-

Apa misinya sekarang?!

Chi Na berhenti, melamun tiba-tiba. Jatah pekerjaannya di sini adalah membantu Mayor Griff untuk mengawasi aktivitas orang-orang Kvozde. Lalu di waktu yang telah ditetapkan, mereka akan melumpuhkan markas ini.

Nah, berhubung ia telah terpisah dari Mayor Griff dan anggota SEA lain, maka apa ia masih perlu untuk melakukan misi sendirian?

"Well, itu agak tidak mungkin untuk berhasil. Tapi...."

FYS : C vs C [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang