Queen 3

3.6K 442 93
                                    

Beberapa orang memilih pergi dari pada membaca kisah ini hingga akhir, mereka hanya belum tau sebuah sihir. Bagaimana kamu mengakhiri padahal kisah hidup Clara butuh dimulai.

"Sudah siapkah kamu membaca kisahku? Kisah gadis usang yang dipenuhi luka kecewa yang menyeru."

"Kegagalan bukan akhir dari segalanya"
—Queen Clara Praditya.

Happy reading!
•••••

Langkah kaki seorang gadis yang sedang menyusuri sebuah taman. Ia, dia adalah Clara. Dia sedang bekerja menjadi sebuah badut untuk bertahan hidup.

Dia mulai mengganti baju dan mendekati anak kecil lalu berjoget. Setelah puas dan lelah ia mulai istirahat disebuah tempat duduk, saat sedang meminum ia mendengar seseorang berteriak, karena penasaran Clara akhirnya mulai mendekati dan menyimak apa yang dikatakan seseorang didepanya.

"Kenapa? kenapa gua slalu gagal dalam segala hal! Kenapa gua bodoh banget! kenapa?!" teriaknya melampiaskan rasa kecewanya kepada semesta dan seisinya.

"Kenapa? kenapa gua slalu gagal? apa salah gua? kenapa gua gak bisa punya kemampuan layaknya orang lain, kenapa? beritahu gua, kenapa kegagalan terus saja datang menghampiri gua," ucapnya lalu mulai terduduk lemas menatap kosong danau didepanya.

"Dari kegagalan itulah kamu belajar, dari situ kamu mulai tau nantinya dimana letak kesalahan kamu. Jangan pernah menyerah hanya karena beberapa kali gagal, hujan saja tak pernah menyerah walau jatuh berkali-kali," ucap Clara tiba-tiba mendekati seseorang itu dan duduk disampingnya.

"Tuhan percaya kamu kuat, makanya lukamu hebat. Jangan pernah menyerah apapun yang terjadi. Kamu boleh lelah, tapi tidak untuk menyerah. Gagal satu kali bukan berarti tidak ada jalan lain untuk berhasil bukan?" tanyanya sambil menoleh dan tersenyum.

"Haruskah kegagalan?" tanya gadis itu.

"Em ... apakah kamu mau kehilangan?" tanya Clara.

"Tentu tidak, siapa yang mau kehilangan," jawab gadis itu cepat.

"Haha, makanya Tuhan hanya memberimu kegagalan, karena kalo kamu diberi kehilangan rasanya akan lebih menyakitkan," kata Clara sambil tersenyum. Senyum sendu yang menyimpan banyak luka yang menyeru.

•••

Malam pun tiba, setelah lelah mengelilingi taman ia akhirnya dapat pulang. Mulai melangkah pelan dan membukanya.

"Assalamualaikum" salamnya dengan pelan lalu mulai melangkah menuju kamar, tapi tiba-tiba terdengar suara barang yang dibanting.

"Astagfirullah!" kagetnya sambil mengelus dada, ia mulai melangkah mendekat untuk melihat siapa yang membanting barang.

"Bagus, gua punya bahan untuk dilampiaskan," ucap kakaknya tersenyum puas.

Takut, satu hal yang terlintas dalam pikirannya adalah kabur. Namun kakinya terasa begitu kelu bahkan seluruh badan dan sarafnya serasa mati sesaat, tak bisa digerakkan.

Senyum itu, senyum yang dulu pernah merenggut seluruh hidupnya. Senyum yang membuat traumanya membekas dalam jiwa, senyum yang paling ia benci. Tapi tiba-tiba datang seorang yang membekapnya hingga tak sadarkan diri.

•••

Beberapa jam kemudian. Tersadar, lalu menatap sekeliling, ia berpikir dimana dia, tiba-tiba ingatannya kembali berputar saat dimana kakaknya hampir saya melakukan hal itu.

QUEEN Of SADNESS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang