Queen 29

2K 200 53
                                    

Hallo semua, maaf ya update lama, Author lagi masa pemulihan huehue^^

Banyak perkataan yang kasar, tolong jangan ditiru ya✨

•••••
"Sakit ini tak bisa lagi kujelaskan, Tuhan."

Happy reading!
Dermaga luka sigadis yang bercerita
•••••

Setelah kejadian itu, satu minggu telah berlalu, mereka semua benar-benar mengetat penjagaan untuk Clara. Clara sempat depresi ringan kembali, namun dia sudah kembali pulih lagi. Hari ini, seluruh anak panti asuhan berbondong-bondong mendatangi ruangan dimana Clara dirawat.

"Morning," sapa Dion lalu mengelus rambut Clara, membuat Clara tersenyum singkat.

Sebelum suara teriakan cempreng membuat atensinya teralihkan, dimana para anak panti asuhan sudah dulu menyerbunya.

"Kak Queen!"

"Kak Clara!"

"Kakak baik!"

"Kakak!"

Kalimat-kalimat itu membuat Clara tersenyum singkat, ia melihat melody tak tersenyum sedikitpun, membuatnya penasaran ada apa lagi dengan anak ini.

"Melody, kemarilah," pinta Clara membuat Melody berjalan mendekat.

"Bukanya namanya itu Rina?" tanya Dion kebingungan sambil menatap ke arah Bagas meminta penjelasan, namun dibalas gelengan pelan oleh Bagas.

"Clar," panggil Dion membuat Clara yang ingin bertanya kepada Melody terhenti.

"Apa?" balas Clara menunggu kalimat yang akan Dion ucapkan.

"Namanya Rina kan? terus kenapa kamu manggil dengan sebutan Melody?" jawab Dion meminta penjelasan membuat Clara tersenyum tipis sekali.

"Kakak ingat saat dimana Clara membawa piala juara nyanyi dulu? saat itulah Clara menemukan Rina yang tergeletak menangis memanggil nama mamah dan papahnya," jeda Clara sebelum melanjutkan ucapannya kembali.

"Saat itu piala Clara jatuh karena membantu Rina, maka sejak itu Clara namai Rina sebagai Melody, melody Clara yang hilang kak," sambung Clara membuat Dion dan lainya mengangguk paham.

"Kenapa Melody diam saja?" pertanyaan yang dari tadi ingin ia sampaikan akhirnya tersampaikan.

"Kenapa kakak slalu buat Melody khawatir?" tanya Melody dengan bahasa isyarat membuat Clara seketika paham.

"Maaf ya, maafin kakak yang tidak pecus ini, kakak terlalu lemah melody," ungkapnya sambil menatap manik mata itu dengan air mata yang siap akan jatuh.

Melody lantas menghapus air mata itu dan menggeleng lirih, ia menangisi Clara. Seorang yang telah menyelamatkanya dari sebuah kata kesepian.

"Ungkapkanlah apa yang ingin kakak ungkapkan, Melody dan lainya siap mendengarkannya"

bahasa isyarat Melody membuat Clara seketika terdiam dan menoleh menyaksikan semua mata menatapnya.

Haruskah ia terlihat lemah hari ini saja dihadapan mereka.

"Kakak capek."

Jeda Clara menarik nafas sebelum akhirnya melanjutkan ungkapan-ungkapan hatinya kepada mereka semua.

"Kakak lelah, kakak gak tau harus apa lagi, kakak kehilangan semangat untuk hidup."

"Kakak tidak tau, seberusaha apa kakak bertahan, mereka slalu mempunyai alasan kenapa Kakak harus segera meninggalkan."

"Apakah jadi bodoh itu menyusahkan?"

"Apakah jadi gadis lemah itu tidak diperbolehkan?"

"Kenapa harus kakak yang slalu menguatkan tanpa adanya siapapun yang menguatkan."

QUEEN Of SADNESS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang